Chereads / Kuhidup Dengan Siapa? / Chapter 9 - Mencari Alisa

Chapter 9 - Mencari Alisa

Keesokan paginya, terlihat seorang ibu berparas cantik sedang berdiri di samping pintu masuk mini market tempatnya bertemu dengan Alisa. Beliau ingin mencari Alisa dan membayarkan hutangnya kemarin.

Ibu cantik tersebut sangat salut pada peri penolong yang diduga mengalami kesulitan saat ini dengan mendengar percakapan dua gadis itu kemarin. Sehingga dia bertekad menemukan gadis itu hari ini untuk membalas budi. Tanpa sengaja ibu tersebut mencuri dengan percakapan Dua gadis yang ada dibelakangnya saat mengantre di kasir tentang rumah sakit, dan terdengar juga bisikan Diana tentang uang terakhir gadis yang menolongnya.

Namun, sampai siang menyapa, ibu tersebut tidak menemukan Alisa di Mini market.

Dengan lesu ibu tersebut masuk kembali ke dalam mobil mewah miliknya.

"Kita tunggu di sini sebelntar lagi ya pak Gus" ucap ibu tersebut pada sopirnya.

"Baik Nyonya." Jawab pak Agus.

Sampai hampir jam saru siang tidak ada tanda-tanda ibu tersebut bertemu dengan penolongnya, sampai Pak Agus merekomendasikan untuk mencari di Kampus terdekat dengan mini mart, karena bisa jadi Penolong majikannya adalah salah satu mahasiswi dari kampus tersebut.

***

Alisa berjalan gontai menuju parkiran motor setelah dia menyelesaikan kelas hari ini. Beberapa hari lagi rumahnya akan disita, dan saat permintaan keringanan yang diajukan oleh Alisa kemarin sore pada pihak bank ditolak mentah-mentah.

Mungkin kali ini dia akan meminta bantuan David untuk meminjam uang yang tidak sedikit guna menebus rumahnya. Biarlah nanti dia pikirkan bagaimana cara membayarnya.

Alisa terkejut dan berhenti berjalan saat seorang lelaki separuh baya berseragam safari menghentikan langkahnya, dan mengajaknya untuk menemui seseorang yang ingin menemuinya sambil menunjuk mobil sedan mewah berwarna hitam

Awalnya Alisa ragu karena dia tidak mengenal bapak ini, namun setelah mobil yang ditunjuk tadi terbuka jendela dan menampakkan ibu cantik yang dia ingat, dia langsung berjalan menuju ke arah mobil mewah tersebut sambil mebalas senyuman yang diberikan ibu cantik tersebut.

Sementara itu berpasang-pasang mata mengamati Alisa sambil berbisik bahkan ada yang mengambil foto Alisa memasuki mobil mewah yang tidak mungkin dikendarai oleh mahasiswa. Tentu saja foto tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar untuk menyiram kobaran api gosip yang masih membara.

***

"Halo.. akhirnya saya ketemu lagi dengan peri cantik ini, perkenalkan saya Ambar" sambut ibu cantik itu saat Alisa memasuki mobilnya.

"Saya Alisa tante." Sahut Alisa.

"Saya tadi mencari-cari kami siapa tahu ada ada di mini market. Ternyata sampai siang pun tidak ada. Sampai akhirnya Pak Agus, supir tante merekomendasikan utuk mencarimu di kampus terdekat. Ternyata kamu mahasiswi sini ya? Ambil jurusan apa?" Tanya Ibu Ambar

"Arsitektur tante" jawab Alisa. "Saya tidak mengira tante sampai mencari saya lagi. saya benar-benar ikhlas kemarin, jadi tante tidak perlu repot-repot mencari saya." Ucap Alisa sopan.

"Tidak, tante harus membalas budi peri baik hati secantik kamu yang udah langka banget sekarang." Ucap ibu ambar sambil menangkupkan kedua tangannya lembut di pipi Alisa.

Alisa tersenyum menerima perlakuan hangat ibu Ambar.

"Kamu sudah selesai kuliahnya?" Tanya ibu Ambar lagi.

"Sudah tante." Jawab Alisa singkat

"Kalo gitu tante anter kamu pulang yah." Tawar ibu Ambar

"Tidak perlu repot-repot tante saya bawa kendaraan, dan kebetulan saya harus ke rumah sakit setelah ini." Alisa menolak halus.

"Oh ya rumah sakit mana? Apa ada yang sakit?" Tanya ibu Ambar.

"Rumah sakit Pelita tante, saya menunggu Papa yang sedang dirawat di sana." Jawab Alisa

"Wah kebetulan donk kalo gitu, tante juga memang mau ke sana setelah ini untuk menjenguk teman. Gimana kalau kita berangkat bareng aja, tante rasa kendaraanmu akan aman jika dititipkan di sini. Nanti tante menyuruh supir untuk mengantarmu lagi ke sini." Ucap Ambar berbohong tentang dia akan menjenguk temannya. Sekilas Ambar dapat membaca situasi kalau Alisa tipe gadis yang tidak mudah menerima kebaikan orang yang baru dikenalnya.

Alisa nampak berfikir. Di satu sisi dia baru mengenal Ibu Ambar, dan di sisi lain dia merasa sungkan jika harus menolak kebaikan Ibu Ambar lagi. "Baik tante, kalau tidak merepotkan" ucap Alisa

Mata ibu Ambar langsung berbinar setelah mendengar jawaban Alisa. Seketika itu juga ibu Ambar mengetuk kaca jendela mobil, memberikan tanda agar sang sopir masuk dan menjalankan tugasnya mengantar mereka.