Reygan melangkahkan kakinya gontai saat ia memasuki rumah. Lelah yang ia rasakan seharian melihat hal-hal yang selama ini ia tidak ketahui dan keterkejutan luar bisa berkali-kali mengahampirinya.
Alisa sebenarnya masih marah perihal Video Call Dimas yang dijawab sepihak oleh suaminya, dan dengan santainya membeberkan status mereka tanpa memperdulikan perasaan Alisa.
Tapi rasa iba itu muncul saat ia melihat langsung suaminya itu dikecawakan, dihianati oleh wanita yang sangat dicintai, sekaligus disuguhkan bukti-bukti perselingkuhan dan keburukan wanita itu yang telah berani melukai Mamanya secara verbal maupun fisik.
Alisa mengamati langkah gontai suaminya memasuki rumah yang kemudian melempar badannya untuk duduk bersandar di sofa sambil menutupi matanya dengan lengan.
Alisa mendekati suaminya di samping sofa ruang tamu.
"Istirahatlah mas Rey."
"Aku gak ngantuk." Ucap lelaki itu dengan posisi yang sama tanpa menoleh pada Alisa.
"Mas Rey lapar? Kusiapkan makan malam dulu ya. Seharian mas Rey belum makan."
"Aaakk" Alisa berteriak saat suaminya menarik tangannya hingga dalam satu kali hentakan ia terjatuh dipangkuan Reygan.
Reygan memandang sejenak Alisa sebelum ia memeluk dan menenggelamkan wajahnya di dada Alisa.
Risih dan malu yang dirasakan Alisa dengan posisi mereka saat ini yang begitu intim. Namun ia tak sampai hati jika harus menolak lelaki yang tampak rapuh di depannya ini. Sedangkan Reygan makin mempererat pelukannya untuk mencari kenyamanan pada istrinya agar semua kesal dan marahnya hari menguap.
"Maafkan Aku." Ucap Reygan tiba-tiba sambil memegang dagu Alisa.
"Untuk?"
"Semuanya. Aku benar-benar salah menilaimu selama ini karena kebencian yang salah."
"Lupakanlah Mas. Aku sudah memaafkanmu jauh sebelum ini."
"Alisa, aku sudah memutuskan untuk berpisah dengan masa laluku. Dan bahkan sebelum kejadian ini, rasa cintaku perlahan tumbuh dan tanpa sadar kamu sudah memenuhi hatiku."
"Mas Rey..." Jujur Alisa bingung jika Reygan mengungkit hal ini.
"Bisakah kita memulai hubungan ini dari awal? Beri aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku padamu Lis, beri Aku kesempatan untuk membuatmu mencintaiku."
Alisa masih terdiam menunduk dengan tangan yang mencengkeram pundak suaminya karena takut terjatuh dari pangkuan lelaki itu.
"Maukah kamu menjadi istriku yang sesungguhnya dengan melupakan semua perjanjian yang pernah kita buat? Aku tau ini sangat egois, tapi bisakah kamu melupakan kekasihmu? Agar kamu bisa menatapku seorang?"
Alisa mengangkat kepalanya. Meninggalkan Dimas? Demi Tuhan dia sangat mencintai kekasihnya yang merupakan cinta pertamanya itu. Apakah ia harus melakukannya? Bagaimana jika dia menolak? Reygan dengan terang-terangan menyatakan kalau tidak akan menceraikannya. Dan jika ia masih berhubungan dengan Dimas, apa bedanya ia dengan wanita yang disumpahinya dalam hati tadi pagi karena perselingkuhan jika masih berhubungan dengan dua orang Pria dimana status terkuat dipegang oleh dosennya ini sebagai suaminya.
Dan Alisa juga tidak menutup mata jika keputusan menikah ini meluncur dari bibirnya bukan? Dengan sadar dia menyetujui pernikahan ini walau akhirnya jauh menyimpang dari apa yang ia bayangkan. Bukankah sangat tidak adil dan egois kalau dia menolak permintaan tulus suami sahnya. Tapi cintanya dengan Dimas tak semudah itu dia akan merelakan untuk berpisah dengan pria yg sempurna di matanya.
"Alisa, jawab aku."
"Bolehkah aku bertanya?" Reygan mengangguk pelan saat istrinya bertanya pelan.
"Bagaimana mas Rey bisa menyukaiku?"
"Kamu spesial Alisa, kamu berbeda dengan wanita-wanita di luar sana. Semakin aku mengenalmu, semakin aku mencintaimu."
"Mas Rey, ini sulit dan terlalu mendadak buatku. Aku. Aku terlalu banyak pertimbangan yang harus kupikirkan. Bisakah mas Rey kasih waktu untuk berpikir?"
"Aku hanya memberimu waktu 5 menit"
"Apaa?! Kalau aku menolak?"
"Kamu tahu aku tidak pernah menerima penolakan. Jadi aku akan memaksamu untuk menjadi milikku seutuhnya."
"Tapii…. Mas Rey, apa yang kamu lakukan?" Alisa mencoba mendorong perlahan pundak Reygan saat suaminya itu mulai menyecap leher jenjangnya yang menyebabkan tubuh gadis itu menegang karen kegelian.
"Aku sedang berusaha membuatmu mencintaiku dan bergantung padaku." Jawabnya sambil melanjutkan aktivitasnya. Pelukannya pada gadis itu semakin menguat saat dirasa gadis dalam pelukannya melakukan penolakan.
"Mas Rey."
"Diamlah sayang, nikmatilah ini semua, aku akan membuatmu melayang dan tidak akan pernah bisa melupakanku."
Tanpa aba aba Reygan langsung mencium dan melumat bibir Alisa dengan lembut. Dirasakan gadisnya itu berusaha melepaskan ciumannya.
"Hhhh hhhh.. apa mas Rey sudah gila? Bagaimana jika Mama tiba-tiba masuk?" Teriak Alisa saat ia berhasil melepaskan ciuman suaminya.
"Mama pulang ke rumahnya malam ini karena ada sesuatu yang harus diselesaikan." Reygan menjawab dan langsung menyambar kembali bibir mungil istrinya tanpa ampun. Ia raih tengkuk Alisa untuk memperdalam ciumannya. Tidak ada respon maupun balasan dari gadis itu, tanpa menyerah Rei mencoba menggigit pelan bibir bawah istrinya. Berhasil, Alisa memekik kecil dan membuka mulutnya. Tanpa menyiakan nyiakan, Reygan langsung melesakkan lidahnya masuk memainkan lidah Alisa. Sedangkan tangan kekarnya kini mulai menyingkap blouse yang digunakan Alisa untuk menjelajah di dada istrinya dari balik baju gadis itu.
"Eemmm.." Alisa tidak kuasa menahan geli yang diciptakan suaminya, ia tanpa sadar mulai menggerakkan perlahan bibirnya membalas ciuman suaminya. Merasa mendapat balasan dari Alisa Reygan pun makin bersemangat memainkan pucuk dada Alisa dengan tangannya. Bibirnya turun ke leher jenjang gadis itu, menjilat dan mengecupnya hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Tiba tiba Tangannya menghentikan aktivitas di dada istrinya. Kini ia berusaha membuka baju Istrinya yang langsung ditahan oleh Alisa dengan gelengan pelan.
Tatapan mereka bertemu sebelum akhirnya Reygan kembali bermain di bibir mungil istrinya. Sungguh hal ini membuat Alisa mulai terlena dengan nafasnya yang mulai memburu tak beraturan.
"Alisa, serahkan dirimu padaku ya?" Ucap Reygan dengan mata sendunya sambil mengelus lembut lengan Alisa.
Seketika kulit Alisa meremang. "Aku sangat mencintaimu." dengan senyuman manis Reygan menyatakan cintanya. Seperti tersihir mendapat perlakuan itu dari suaminya, entah apa yang merasuki Alisa hingga tanpa sadar ia mencium pipi Reygan dengan wajah merahnya. Reygan langsung kembali melahap bibir manis gadis itu dengan nafsu saat mendapat lampu hijau dari istrinya. Sedangkan tangannya sibuk melepaskan baju dan kaitan bra yang dikenakan istrinya hingga terlepas dan meloloskan dada istrinya yang langsung di lahapnya
"Aakk, Mash Rey." Alisa tak kuasa menahan geli saat ujung dadanya berada di dalam mulut Reygan dan lelaki itu memainkan lidah didalamnya.
Tangan gadis itu tanpa sadar menjambak pelan rambut suaminya yang membuat Reygan makin kalap melumat dan meremas dadanya. Tak dipungkiri Alisa merasakan getaran dan sensasi yang tak tidak bisa diungkapkan kata kata. Digigitnya bibir bawahnya untuk menahan gelangar aneh yang membuat sekujur tubuhnya merinding.
Reygan menatap Alisa yang mengigit bibir dan memejamkan matanya. Ia kembali memeluk gadis di atas pangkuannya, mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu.
"Aku akan melakukannya dengan lembut sayang, nikmatilah." Bisiknya yang membuat tubuh Alisa kembali menegang.
Alisa sudah tidak dapat berfikir waras saat Reygan kembali memanjakan tubuhnya dengan sentuhan sentuhan yang memabukkan.