Wisuda
Setelah beberapa taun Randi menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama di Jakarta kini pria itu akan melangsungkan Wisuda pertanda jika studi nya telah selesai.
Randi menyelesaikan S2 nya dengan nilai terbaik karena dirinya akan meneruskan bisnis sang ayah yang telah menikah lagi dengan wanita lain dan lebih memilih tinggal di negara kelahiran wanita nya.
Kini Randi hidup dengan sang ibunda dan sang bunda memilih untuk membuka butik untuk menghidupi dirinya bersama sang anak.
Suami nya yang lebih memilih wanita lain meninggalkan banyak hutang dan bisnis yang mereka bangun kini terancam bangkrut untuk itu Randi lah yang di harapkan sang ibunda agar bisnis itu kembali berdiri setelah wisuda selesai.
"Randi kamu harus janji sama bunda, kalau kamu harus bisa bikin perusahaan ini berdiri kembali dan kita buktikan pada ayah kamu bahwa kita bisa melewati ini semua." Ujar sang bunda pada saat perjalanan menuju tempat wisuda tersebut.
"Randi janji bun, bunda tenang saja ya." Jawab laki laki muda nan tampan itu seraya memegang tangan sang ibunda penuh dengan sayang.
Perempuan setengah paruh baya yang masih cantik itu tersenyum pada anak semata wayang nya tersebut dan n nya.
Tidak hanya bergelar Magister namun S1 pun di satukan wisuda nya.
Kemudian ada seorang gadis yang menghampiri Randi juga sang ibunda yang tengah duduk berdampingan sambil menikmati snack yang di sediakan pihak kampus.
"Randi." Panggil gadis tersebut seraya melambaikan lengan nya memanggil kekasihnya.
"Shelly." Randi pun menoleh pada gadis cantik beberapa senti dari dirinya.
Shelly menghampiri sang kekasih dan menyalami Intan ibunda Randi dan sangat menyambut hangat Shelly sebagai kekasih Randi dan menerima Randi apa adanya meskipun gadis itu berasal dari keluarga kaya raya.
Beberapa jam kemudian acara wisuda itu di mulai dan Randi pun di panggil nama nya dengan nilai yang terbaik seangkatan nya
Betapa bangga nya Intan menyaksikan sang putra secara langsung dengan nilai yang begitu memuaskan dan membanggakan hingga doa nya tidak pernah terputus untuk mendoakan anak semata wayang nya tersebut akan sukses suatu hari nanti.
Begitu pun dengan Shelly yang bangga menjadi kekasih nya.
***
"Shelly, maaf ya bunda tidak bisa menjamu nak Shelly dengan layak seperti inilah keadaan kami saat ini." Seraya menyodorkan sebuah cangkir yang berisi teh hangat manis untuk calon menantu.
"Tidak apa apa bunda, Shelly yakin bunda dan Randi bisa melewati cobaan ini semua. Bunda yang sabar ya." Jawab gadis cantik bermata indah seperti barbie itu.
Shelly pun menerima cangkir yang berisi teh manis hangat tersebut dan Shelly yang selalu bisa mencairkan suasana di rumah kontrakan Randi.
"Oya, bunda aku dengar dari Randi bunda mau buka usaha butik?" Tanya gadis itu hingga Intan menoleh pada dirinya yang akan kembali ke dapur.
Intan pun duduk kembali dan bercerita mengutarakan isi hati nya pada kekasih anak nya siapa tau gadis itu bisa membantu pikir wanita paruh baya tersebut.
Shelly yang mendengarkan keinginan dari wanita yang telah melahirkan orang yang di sayangi itu pun dengan suka cita dan juga sangat bahagia jika dirinya bisa di percaya oleh orang yang spesial untuk pria nya itu.
Intan bercerita dengan air mata yang berkaca kaca karena memang dirinya saat ini tidak mempunyai pekerjaan apa apa terlebih usaha mantan suami nya yang nyaris bangkrut.
Untuk itu Shelly mengulurkan lengan nya untuk membantu perekenomian keluarga sang kekasih.
"Tidak nak, bukan ini yang ibu maksud." Intan menolak uluran tangan Shelly yang mengeluarkan sejumlah uang untuk membantu nya mencari sebuah ruko untuk di jadikan tempat usaha.
"Bun, kalau bunda pinjam ke bank itu ada bunga nya terlebih bunda harus membayar sisa hutang yang di tinggalkan mantan suami bunda kan, memang ya laki laki itu kurang asem." Shelly yang gemas mendengar jika ayah dari kekasih nya itu tergoda oleh plakor dan lebih memilih wanita yang belum mempunyai anak tersebut terlebih mereka tinggal di luar negeri.
"Siapa yang kurang asem, sayang?" Tiba tiba saja Randi datang membawa makanan untuk mereka makan.
Randi yang memang pulang ke rumah sedikit terlambat karena dirinya harus mulai mengurus semua pekerjaan yang nyaris bangkrut terlebih hutang piutang yang masih ada sisa.
Rumah dan mobil mewah sudah tersita oleh bank kini mereka harus rela tinggal di sebuah rumah kontrakan juga mobil jadul satu satu nya yang belum Randi jual.
"Eh, Mas tidak kok bukan siapa siapa." Jawab nya berbohong Shelly tidak ingin mempermasalahkan ayah dari kekasih nya itu kembali.
Shelly menerima paper bag yang di bawa oleh Randi dan dia pun bergegas menuju dapur untuk membawakan piring serta gelas dan air minum untuk kekasih juga sang ibunda calon mertuanya.
"Terimakasih, sayang. Bun uda cocok kan jadi menantu bunda." Goda Randi yang membuat Shelly tersipu malu kedua pipinya merah bagaikan tomat yang matang.
"Bunda tuh uda sayang banget sama Shelly, kamu jangan pernah memberi luka ya, Ran.. Dan kamu harus bekerja lebih keras agar secepatnya agar ekonomi kita stabil lagi dan kamu harus secepat nya menikahi Shelly."
"Siap, bunda." Jawab Randi dengan tegas.
Randi dan Shelly menjalin hubungan sudah menginjak satu tahun lama nya setelah mereka saling mengenal karena KKN bersama hingga wisuda pun mereka sama sama namun berbeda gelar.
Mereka makan bersama dengan alas seadanya di rumah kontrakan milik Randi.
Hingga beberapa jam kemudian Randi yang akan mengantarkan Shelly pulang ke rumah nya berpamitan dengan sang ibunda juga menyalaminya.
Selama di perjalanan menuju kediaman mewah milik keluarga Shelly perempuan itu memberikan sejumlah uang untuk kekasih nya.
"Sayang, apa ini?" Tanya Randi ketika mereka sudah sampai di pinggir gerbang mewah.
"Ini untuk kamu jadikan modal atau apa gitu biar kamu gampang untuk melangkah." Jawab Shelly seraya tersenyum pada sang kekasih.
"Shelly, aku gak bisa terima uang sebanyak ini." Lagi lagi Randi menolak dengan alasan yang sama.
"Sayang, kalau kamu tidak mau menerima uang ini anggap saja hutang, dan kamu bisa balikin nya kapan aja jika kamu sudah memiliki uang yang lebih." Shelly dengan hati yang tulus memberikan bantuan pada Randi kekasihnya karena Randi dan keluarga nya sangat butuh bantuan untuk saat ini.
"Terimakasih ya, aku janji akan secepat nya selesaikan masalahku." Randi yang akan memeluk Shelly namun dia tahu jika mereka belum memiliki ikatan yang resmi dan Randi sangat menjaga Shelly dengan sepenuh hati nya hingga mereka mempunyai ikatan yang sah.
Randi yang hanya berani mengantarkan kekasih nya sampai gerbang rumah karena papa dari Shelly sangat melarang keras Shelly berhubungan dengan Randi yang keadaan nya sangat berkekurangan untuk saat ini.
***
"Ran, apa ini?" Tanya sang ibunda ketika melihat sang anak sudah kembali ke rumah nya dengan tas yang penuh dengan sejumlah uang.
"Ini dari Shelly, bun." Jawab sang anak yang duduk di depan sang ibunda.
"Masyallah, anak itu sungguh berhati baik Ran, tadi dia juga kasih bunda uang dalam jumlah yang banyak kata nya untuk modal bunda buka butik."
"Alhamdulilah bu, ini untuk modal langkah awal kita mengembalikan perekonomian yang hampir melorot."
Bersambung...