Chereads / Pria Yang Salah! / Chapter 4 - Tahap Awal

Chapter 4 - Tahap Awal

Tahap Awal

Randy hanya mengarahkan mereka untuk mengecat ulang ruangan manakah yang akan di cat juga ditata ulang membuat pria muda itu menoleh karena mendengar sedikit bisikan bisikan dari para karyawannya.

Beberapa karyawan Randi saling berbisik mungkin mereka membicarakan sang bos dia bisa mengecat ulang hotel nya sedangkan gaji mereka saja Randi bayar baru setengahnya.

Pria tampan itu menghampiri karyawannya.

"Temen temen, ini adalah permintaan Shelly dan dia yang menginginkan hotel ini berubah warna, dan soal gaji kalian insyallah akan saya bayar full untuk bulan ini soal gaji yang baru 50% itu nanti saya akan bayar jika hotel ini sudah selesai tahap renovasi karena saya pun perlu modal dulu untuk perbaikan hotel ini dan kita akan mendapatkan banyak keuntungan jika ini berjalan dengan lancar." Randi menjelaskan pada seluruh karyawan nya pada saat mereka berkumpul di meja resepsionis.

Mereka pun menganggukkan kepala nya mengerti dengan yang di maksud Randi.

Randi yang memikirkan kekasihnya itu tiba tiba saja datang mobil mewah milik sang kekasih dan ternyata gadis itu memberi kejutan untuk sang kekasih nya menemui dia kembali di tempat kerjanya.

"Shelly? Bukan nya kamu bilang tadi tidak bisa kesini?" Randi yang merasa bahagia sekaligus lega melihat sang kekasih yang tidak terjadi apa apa.

"Itukan tadi, sekarang aku ada di sini. Gimana kerjaan tim aku?

Suka dengan gaya cat warna yang aku kasih rekomendasi?"

Dan ternyata bukan hanya sekedar cat saja namun desain interior nya juga mereka ganti dengan suasana baru dan ini semua berkat Shelly kekasih dari Randi.

Ketika para tamu datang mereka semua sangat terkesan dengan desain interior yang baru setengah nya jadi itu, para tamu yang merupakan sudah booking dari beberapa jam yang lalu diantarkan oleh karyawan Randi menuju kamar mereka.

Hanya dalam waktu 4 jam desain interior itu pun sudah jadi kini loby hotel milik Randi sungguh berbeda dari sebelum nya yang memiliki interior sederhana kini menjadi unik dan juga minimalis.

Hotel yang diberi nama Mahardika Group itu pun terpampang di depan begitu pertama mereka akan masuk ke dalam loby hotel.

Ruangan bernuansa klasik itu begitu membuat mata menjadi di manjakan oleh desain desain yang sangat klasik.

"Terimakasih ya sayang." Ucap Randi pada kekasih nya yang kini tersenyum bahagia melihat sang pacar mempunyai semangat untuk mengembangkan hotelnya.

"Sudah selesai mbak, ada lagi yang mau di renovasi?" Shelly menggelengkan kepala nya.

"Untuk saat ini belum ada, terimakasih karena kerja kalian sangat luar biasa untuk biaya nya nanti saya transfer ya mas." Pria itu mengangguk kan kepala dan berpamitan bersama team nya.

Randi dan Shelly sibuk memotret ruangan loby yang baru itu dan akan mereka gunakan untuk menarik para customer yang akan menginap di hotel mereka.

Namun tiba tiba saja pihak bank mendatangi Randi kembali dengan mereka yang membawa bodyguard.

Beruntung nya Randi yang memiliki bookingan lebih dari 10 orang di hari itu dan uang yang sudah masuk karena bookingan dan dia bisa membayar sebagian cicilan utang yang di tinggal kabur oleh ayahnya.

Sedikit demi sedikit Randi sudah berhasil menyelesaikan permasalahan nya meskipun masih harus berjuang sampai dia mampu kembali untuk membeli apapun yang dia suka tanpa melihat bandrol.

***

Sementara Intan ibunda Randi kini masih berada di butik teman lama nya itu dia yang sudah mulai memiliki keuntungan dari hasil investasi bersama sang sahabat.

"Nih, jeng aku transfer atau mau cash aja?" Ujar Ine pada Intan yang berada di samping dirinya.

"Maksud nya?" Intan yang tidak mengerti mengerutkan kedua halisnya itu.

"Ini loh, baru satu minggu penjualan yang kamu investasikan uang nya ke aku.. Aku langsung beli beberapa model pakaian juga kain yang akan aku jahit dan ini keuntungan dari hasil pakaian yang aku jual."

Intan yang tak kuasa mendengarnya pun memeluk Ine betapa dirinya bahagia bisa mendapatkan uang kembali dan ini lebih dari cukup keuntungan yang dia terima.

Ine akan memberikan nya secara cash karena Ine yakin perempuan di samping nya ini lebih memerlukan uang itu di banding dirinya.

Bahagia rasa nya jika bisa membantu orang yang dalam kesusahan.

Setelah menerima uang yang berada di amplop coklat Intan akan menghubungi sang anak dan dia akan memberikan kabar bahagia itu pada anak semata wayang nya tersebut.

Namun Randi seperti nya tidak mengangkat telpon dari sang bunda untuk itu Intan memberikan pesan pada sang anak bahwa dia akan menunggu Randi di sebuah cafe yang biasa mereka datangi.

Beberapa jam kemudian setelah Intan keluar dari butik milik sang sahabat Intan pun kini berada di sebuah cafe yang biasa dia dan juga sang anak untuk sekedar mencari udara segar atau pun merefresh otak mereka dari sulitnya keadaan.

Dua puluh menit Intan menunggu namun Randi belum juga menemui dirinya dan akhirnya sang bunda menghubungi Randi melalui ponselnya.

Baru saja akan menghubungi terlihat Randi bersama Shelly menghampiri wanita setengah paruh baya yang masih cantik tersebut di dalam ruangan VVIP.

"Maaf ya bun, nunggu lama." Ujar Shelly ketika mereka sudah berada di ruangan yang sama lalu menyalaminya.

Sang bunda tersenyum dan menganggukkan kepala nya pertanda jika dia tidak keberatan menunggu sedikit lebih lama oleh anak anaknya.

Mereka pesan makanan terlebih dahulu sebelum menanyakan ada kabar apa sehingga sang ibunda menyuruh mereka untuk bertemu di cafe ini.

"Shelly, sebelumnya bunda mau ucapin terimakasih dan ini uang nya bunda kembalikan sebagian dulu." Seraya menyerahkan beberapa uang kepada Shelly Intan berujar dengan linangan air mata.

"Bun, dari mana bunda dapatin uang sebanyak ini?" Randy memicingkan matanya tidak percaya jika bunda nya itu memiliki uang dalam jumlah yang banyak.

Sebelum wanita itu menceritakan bagaimana dirinya bisa mendapatkan uang, seorang waiters datang membawa pesanan mereka.

Intan menyuruh kedua anaknya untuk menikmati hidangan terlebih dahulu.

"Makan dulu yuk, bunda kelaparan ini dari tadi."

Randy juga Shelly menganggukkan kepala meskipun mereka tidak sabar untuk mendengarkan bundanya itu bercerita.

Tiba tiba saja Shelly mendengar musisi itu menyanyikan sebuah lagu yang sedang viral di aplikasi yang berlogo musik tersebut dan dirinya sangat antusias pasalnya lagu itu begitu bagus dari kata kata juga pembawaan lagunya.

Selagi makan gadis itu tidak ada henti hentinya sedikit menggoyangkan sedikit tubuh nya ke kiri dan ke kanan membuat Randy merasa gemas melihat tingkah sang kekasih.

"Aku.... Titipkan. Diiiiiiaaaaaa....." Sorak suara penonton di cafe tersebut sangat antusias.

"Kamu suka banget sama lagunya?" Pertanyaan itu berhasil membuat Shelly berhenti dari goyangan ke kiri dan ke kanan, bahkan gadis itu hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putih bersihnya tidak sadar kalau sedari tadi dia bersama calon mertua juga calon suaminya.

"Jangankan Shelly, bunda aja suka." Cetus sang bunda membuat keduanya menoleh, lalu kedua wanita itu mengikuti irama juga lirik lagu yang sedang mereka nyanyikan.

Randy hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah ibunda juga kekasihnya tersebut.

Namun tak ayal pria muda itu melengkungkan senyum menghiasi wajah tampan itu.

Lagu lagu populer itu mereka nyanyikan membuat Shelly sangat bahagia juga sangat antusias untuk gadis itu nyanyikan bersama dengan para penonton di sana.

Gadis itu berfikir akan mendekati sang musisi tersebut namun melihat keramaian di bawah sana membuat Randy menggelengkan kepalanya.

Bukan nya tidak boleh hanya saja Randy khawatir jika sang kekasih terdorong oleh orang orang itu.

"Sudah selesaikan, makan nya?"

Bersambung...