Sementara ditempat lain, disebuah bangunan yang berada ditengah kota, lebih tepatnya sebuah apartemen mewah. Airlangga baru datang dan langsung mendapat sambutan berupa lemparan bantal tepat mengenai mukanya.
Menatap tajam kearah penghuni apartemen yang ada didepannya, sedangkan yang ditatap pada melongo melihat wajah jutek Airlangga, langsung terbahak ngakak begitu menyadari yang terkena timpukan bantal tadi adalah Airlangga.
Cowok muka es batu yang sayangnya sangat tampan sekaligus tajir melintir. Dan jangan lupakan bahwa dia adalah juara sekolah tentunya.
"Anjir kena Air, aduh tanggung jawab lo Bar" Pancing Theo mengadu domba antara Bara dan Airlangga. Dan langsung saja Airlangga menatap Bara yang gelagapan ditempat duduknya.
"Bukan gue sumpah bukan gue, tadi Jeff yang ngelempar lo sumpah!" Ucap Bara berusaha membela dirinya sekaligus melepar kesalaham pada Jeffery yang masih terbahak diatas sofa.
"Fitnah dosa Bar, mending akuin sono" Kata Jeffery, masih sambil ngakak.
"Pukul dong bang Air pukul, kan Bara biasa tuh dipukul pukul cangtip, iya nggak Bar" Theo masih mencoba membuat Bara ketakutan, asal kalian tau, kalem kalem gini kalau Air udah baku hantam dijamin lawannya bakal babak belur. Pantes aja kalau Bara ketakutan!
"Ngga ada tobatnya lo Bar, nyari gara gara mulu" Suara asing yang datang dari salah aatu kamar apartemen membuat atensi mereka berempat menuju sumber suara.
Seorang cowok jangkung dengan kaos hitam dan celana jeans selutut, jangan lupakan handuk putih yang masih berada di pundak cowok itu dan juga rambut basah yang sedang ia kibas kibaskan.
"AZKAAA BANTUIN GUE KA, PEGANGIN AIR KALO AIR NGAMUK KAA" Bara, lelaki itu langsung berteriak dan menuju Azka dan berlindung dibalik tubuh Azka.
"Badan doang gede, sama Air doang takut, laki nggak lo Bar" Perlu kalian tau diantara mereka yang memiliki badan paling besar dan berotot adalah Bara. Hobby gym dan tinju membuat dia memiliki badan segede hulk, menurut teman temannya.
Walaupun yang lain juga hobby gym dan olahraga, tetapi mereka masih belum bisa mengalahkan tubuh berotot milik Bara. Selain hobby yang dilakukannya mungkin Bara juga memiliki gen badan besar dan kekar dari orang tuanya.
Jeffery, makhluk paling receh selain Theo dan Bara yang dari tadi masih ngakak dan sekarang sudah mulai menangis sambil memegangi perutnya yang keram karena kebanyakan tertawa.
Sedangkan Theo masih asik menggoda Bara yang masih berada dibalik Azka. Jahil memang sifat Theo dari dulu, tidak peduli situasi dan kondisi dia akan selalu menjahili teman temannya.
Melihat tingkah konyol teman temannya, Airlangga yang lelah kemudian memgambil duduk di sofa sebelah Jeffery. Mengeluarkan sebatang sigaret dari saku celananya dan hendak menyalakannya, sebuah suara berat mengintrupsi kegiatan Airlangga.
"Nyebat di balkon" Azka, lelaki itu meninggalkan Bara dan ikut duduk di sofa singgel didekatnya.
Airlangga kemudian memasukkan kembali sigaretnya dan bersandar dikepala sofa. Memejamkan matanya dan menghembuskan nafas kasar, kemudian bangkit dan menatap Azka.
"Udah pulang aja lo Ka"
"Hmm, Gimana kabar lo"
"WAH KA LO HARUS TAU SEKARANG AIR UDAH NGGANDENG CEWEK LO! CAKEP! BENING! KALEM KEK AIR!"
Tentu saja itu bukan suara Airlangga, Airlangga yang tadinya sudah membuka mulutnya pun mengatupkannya kembali dan melirik Bara, pelaku kegaduhan ini. Seolah tak ada kapoknya mencari gara gara dengan Airlangga.
"Bener katanya Bara?"
"Nggak bener"
"JAHAT BANGET AIR YAAMPUN, CEWEK SENDIRI NGGAK DIAKUIN" Theo juga ikut ikutan memancing perkara dengan Airlangga yang terlihat agak kalem malam ini, walaupun sebenarnya dia selalu kalem.
"Berisik lo curut" Kali ini Jeffery yang menghentikan kegilaan teman temannya itu.
"Dara gimana kabarnya Ka?"
"Udah lunya cewek dan lo masih tanyain Dara? Waras lo kan?
"Gue bilang dia bukan cewek gue Ka" Lelah terdengar dari nada bicara Airlangga. "Cewek tadi itu adek kelas yang dititipin bu Naurah buat persiapan olim" Lanjutnya.
"Tuh, denger lo curut jangan buat Azka sama Air gebuk gebukan dong, susah anjing misahinnya" Jelas Jeffery, disini mungkin hanya Jeffery yang netral terhadap teman temannya, tetapi senantiasa membela Airlangga, karena Airlangga adalah sahabatnya sejak orok sih.
Orang tua Airlangga bersahabat baik dengan orang tua Jeffery jadi wajar jika anak mereka juga bersahabat, malah sejak orok kalau mereka bilang.
Lahir di tahun yang sama dan dibulan yang sama, hanya saja Jeffery terlahir 5 hari lebih dulu daripada Airlangga, sehingga Jeffery selalu siap badan dan menjaga Airlangga seperti menjaga adiknya sendiri.
"Jeff ngga seru lo, belain Air teros"
"Bacot" Bukan Jeffery, namun Airlangga sendirilah yang menjawab perkataan Bara. Membuat nyali Bara kembali ciut.
"Gue percaya lo" Ucap Azka final. "Dara baik, tahun depan dia bakal balik kesini"
"Regan? Gimana kabar itu anak?" Tanya Jeffery mulai serius.
"Lo ngga bakal nyangka sama kondisi Regan sekarang deh gue rasa" Theo sendiri yang biasanya usil dan jahil sekarang menanggapi pertanyaan Jeffery dengan serius pula.
"Dia udah membaik, terakhir gue jengukin dia. Dan kata nyokab nya juga bulan depan dia udah bisa balik sekolah lagi" Jelas Theo.
Mendengar penjelasan Theo, mereka hanya menganggukkan kepala. Merasa lega dan sangat bersyukur jika kondisi sahabatnya sudah membaik. Regantara, salah satu sahabat sekaligus teman sekelas mereka yang harus dirawat dirumah sakit akibat kecelakaan yang disengaja.
Menjadi seorang 'berandalan' tentu saja membuat mereka kadang mempunyai musuh. Dan karena diantara mereka, bannyak yang menganggap Regan adalah pimpinannya, maka musuh pun mengincar Regan.
Padahal mereka berlima bukanlah anggota geng atau kelompok manapun. Tapi entahlah mengapa orang lain merasa iri dengan mereka bertujuh dan selalu mencari gara gara dengan mereka.
Satu orang lagi sahabat mereka saat ini tengah menempuh pendidikan dinegeri orang. Seperti halnya Airlangga yang menjadi juara sekolah, ada satu lagi siswa kebanggan yang sedang menjalani program pertukaran pelajar di negeri kincir angin, Belanda.
Dia harus menyelesaikan program pertukaran dengan sukses dan kembali ke Indonesia di semester depan.
"Gue nginep sini" Ucap Airlangga dan langsung bangkit dari sofa menuju pintu ruangan yang sepertinya kamar yang akan ditempati Airlangga.
"Woe asal masuk kamar orang aja lo Air! Itu kamar uda gue boking tauu!" Protes Theo yang sudah lebih dahulu menjadikan kamar itu hak miliknya.
"LO TIDUR BARENG AIR AJA YO! NGGAK BAKAL GUE GANGGU SUER!" Teriak Bara, melihat Theo yang memasuki kamar yang tadi digunakan Airlangga, dan menutupnya keras.
Dan tak lama kemudian, setelah suara gebuk menggebuk yang berasal dari kamar itu, keluarlah Theo dengan penampilan acak acakan. Dan membuat Bara tertawa ngakak, bukan hanya Bara sebenarnya, Jeffery dan Azka pun ikut tertawa. Bedanya Jeffery tertawa sambil melempar bantal kearah Theo, sedangkan Azka hanya tersenyum samar.
"ABIS DIAPAIN SAMA AIR LO ANJING" Tentu saja Bara kembali membuat Theo menatapnya tajam, dan aksi gebuk gebukan antara Theo dan Bara tidak bisa dihindari.