"Akhirnya kelar juga tugas matematikanya pak Amir, hueee laper Chaa"
"Ya makan lah bego, gitu aja teriak teriak lo Nin" Yap tepat sekali gadis yang tengah berteriak teriak itu adalah Nindy, selepas mengumpulakn tugas matematika tadi dia langsung komat kamit bilang lapar, capek, gabut, ngga ada habisnya bacot nih orang, pikir Rahmah teman sebangkunya.
"Siomay depan sekolah enak nih Rah keknya, mau ngga? Lo juga Cha? Key?" Ajak Nindy mengompori teman temannya yang hendak pulang sekolah.
"Gue engga dulu Nin, udah ditungguin kaka gue didepan" Sahut Rahmah "Duluan yaa temen temen" Lanjutnya.
"Yah gaasik lo Rah" Seru Nindy kecewa "Lo ikut gue kan Cha, Key?" Lanjutnya lagi sambil memperlihatkan puppy eyesnya yang bukannya terlihat imut malah terlihat menjijikkan dimata Icha dan Keyra.
"Jijik tau Nin, but im sorry gue ada les hari ini, next time aja yaa gue jajanin lo siomay sepuas lo" Ucap Icha
"Lo juga gaasik ah Chaa" Ucap Nindy dambil merengek menggoyang goyangkan tangan Icha. "Key? Cuma lo harapan gue huee"
"Maaf ya Nin, aku juga ada urusan hari ini, eeumm kayak kata Icha deh, next time ya Nin hehe" Sambip nyengir Keyra pun juga tak bisa ikut ajakan makan siomay dari Nindy dan membuat Nindy kesal.
"Jahat banget kalian, dahlah gue ngambek bye" Nindy pun ngambek keluar kelas dengan kaki dihentak hentakkan. Sedangkan Icha dan Keyra hanya menatap kepergian temannya itu dengan cekikikan.
"Nindy ngambeknya lama ngga ya Cha?"
"Halah dia mah beliin baso mang uyat uda baikan sama kita kita, sans Key" Ucap Icha menenangkan Keyra. "Gue duluan ya Key"
"Oh iya Cha, hati hati yaa"
"Sip"
Setelah kepergian Icha pun tersisa Keyra sendiri didalam kelasnya. Membuka aplikasi chatnya dan menemukan miss called dari nomor manusia tiang menyebalkan tadi. Membuat Keyra ingat kalay dia sudah terlalu lama bercanda dengan temannya hingga lupa kalau manusia tiang menyebalkan pasti sudah menunggunya. Dan satu pesan unread menyita perhatiannya.
'Gue tunggu didepan warung mang Adi belakang sekolah, lo ngga dateng, ngga bakal ada acara acara belajar'
Yap! Ini salahmu Keyra, sudah lebih dari 20 menit sejak jam pulang berbunyi dan kamu masih belum keluar kelas sedangkan disana ada yang menunggu kedatanganmu. Segera saja Keyra membawa tas nya dan pergi ke warung mang Adi yang terletak di belakang sekolah.
Sebenarnya agak takut untuk pergi kesana, karena ya WARDI atau kepanjangan dari 'Warung Mang Adi' adalah tempat nongkrong para pentolan sekolahnya. Dia tak habis pikir bagaimana seorang Airlangga yang terkenal sebagai kebanggan sekolah bisa berada di tempat seperti itu.
Sekitar sepuluh menit berlalu dan sampailah Keyra didepan halaman WARDI, disana terlihat banyak sekali pentolan sekolahnya tengah bersenda gurau atau nyebat atau nyanyi nyanyi tidak jelas menurut Keyra. Sebuah tepukan dipundaknya membuat Keyra berjengit dan memutar badannya menghadap pelaku penepukan bahunya.
"Cari siapa" Tanyanya ramah sambil memamerkan gigi nya yang amat sangat rapi, dengan kawat gigi tentunya.
"Maaf kak, kak Airlangga nya ada?" Jawab Keyra takut takut.
"Wah, cewenya Air toh, ayo atuh neng masuk masuk, manggaa" Ucapnya dengan sangat bersemangat sambil meraangkul bahu Keyra dan mengajaknya masuk ke area WARDI. "Minggir minggir woe, cewenya bang Air mau ketemu bang Air nih, kasih jalan kasih jalan" Teriaknya heboh dan disambut heboh pula oleh para siswa yang berada di area WARDI itu.
"Widih cangtip bener nih cewenya bang Air"
"Theoo lo nyulik dimana bidadari kayak begini heh"
"Astaga engga nyangka gue bang Air cewenya bening banget"
"Bang Air nemu dimana bang cewenya, boleh lah kasih tau kita kita"
"Bagi nomor wa nya dong neng, tapi jangan ngasih tau bang Air, bang Air galak"
"Udah ada pawangnya bego"
Seruan seruan itu menemani perjalanan Keyra yang entah kenapa terasa sangat lama saat menuju tempat duduk dari manusia tiang menyebalkan itu. Ditengah jalannya tak sengaja ia bersitatap dengan manik mata Airlangga yang memandangnya datar membuat Keyra kembali ketakutan saat ia sudah sampai didepan Airlangga.
"Paduka raja, sudah hamba antarakan yang mulia ratu dengan selamat" Ucap pemuda berkawat gigi yang diketahui Keyra bernama Theo itu sambil membungkukkan badannya didepan Airlangga.
Airlangga pun tidak merespon sama sekali. Keyra juga hanya bisa berdiri resah didepan Airlangga, karena tidak ada tempat duduk lagi yang bisa dia duduki, masak dia harus duduk dilantai?
Keyra kembali melirik Airlangga yang tengah mengepulkan asap dari sebatang sigaret. Menyesap kemudian menghembuskannya, hal itu tak luput dari pandangan Keyra. Mengikuti kemana sigaret itu berada ketika Airlangga selesai menghisapnya.
Airlangga pun menyadari bahwa gadis pendek didepannya ini tengah memerhatikannya, atau mungkin tengah memerhatikan sebatang nikotin yang sejak tadi ia hisap. "Lo mau?" Tanya Airlangga agak berbisik tapi masih bisa didengar oleh Keyra.
Dengan cepat Keyra menggelang dengan wajah memerah. Dia tidak menyukai sebatang sigaret yang mengepul, tapi kenapa ketika Airlangga aka manusia tiang menyebalkan ini sedang menikmatinya hal itu membuat Keyra tidak bisa melepaskan pandangannya dari sebatang sigaret itu? Atau mungkin Keyra memerhatikan orangnya? Bukan sigaretnya? Keyra kembali geleng geleng kepala memikirkan apa saja yang baru terjadi di otak kecilnya.
Hal itu pun tak luput dari penglihatan Airlangga dan teman temannya yang tak jauh dari sana. Airlangga kemudian mematikan sigaretnya dan kembali menatap gadis pendek didepannya ini.
"Lo telat hampir 30 menit lebih" Ucapnya dengan nada dingin. "Gue mau tau, yang butuh disini gue apa lo?" Tanyanya lagi.
"Maaf kak" Ucap Keyra sambil menatap kebawah dan memainkan jemarinya.
"Gue gabutuh maaf lo. Kalau ada orang ngomong itu liat orangnya, jangan liat sepatunya"
Memberanikan diri menatap Airlangga, Keyra mengangkat kepalanya dan yap, manik gelap itu menatapnta dingin. Tapi saat ini bukan itu yang menjadi perhatian Keyra, tapi bibir yang tadi digunakan untuk menyesap cigaretlah yang tengah ia tatap.
"Liat mata gue pendek" Seakan tersadar, Keyra pun segera mengalihkan matanya dari bibir merah muda itu ke manik gelap laki laki yang tengah duduk dihadapannya ini.
Airlangga menatapnya dalam, dan menemukan bahwa gadis pendek ini tengah ketakutan. Terlihat sekali dimatanya bahwa ia sangat ketakutan.
"Jangan ditakutin atuh bang Air, kasian nengnya" Celetukan dari Theo, teman sekelasnya membuat Airlangga menatap sinis kearahnya.
"Aduh adek takut atuh bang, jangan ditatep gitu ah" Lawakan dari Theo pun sontak mengundang gelak tawa anak anak yang lain.
"Jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain lo, Air ngamuk ancur rapot semester lo" Ucap Jeffery, laki laki berlesung pipiyang duduk di sebelah Airlangga dan tengah mengepulkan asap dari sebatang sigaret itu, seakan menakut nakuti Theo agar berhenti menggoda Airlangga.
"Kadang gue mikir, kenapa gue temenan sama kalian pada" Ucap Airlangga dan kemudian menggandeng tangan Keyra, membawanya pergi "Gue duluan" Ucapnya final.