Didepannya saat ini, Keyra hanya bisa melongo melihat laki laki didepannya tengah tersenyum smirk dingin sambil menatapnya. Mencoba mengingat dimana dia pernah mendengar perkataan laki laki ini, dan tentu saja Keyra mengingatnya.
Belum ada 10 menit dia diceramahin oleh manusia tiang waktu dia nabrak tembok, dan manusia tiang itu sekarang tengah duduk disampingnya, dengen smirk dingin yang menurut Keyra menakutkan.
Keyra benar benar tak habis pikir, kenapa manusia tiang ini benar benar menyebalkan. Tadi diadiceramahin waktu nabrak tembok, lah kok sekarang dia malah yang akan mengikuti olimpiade yang sudah diidam idamkan Keyra sejak dulu. Benar benar menyebalkan!
"Loh, nak Airlangga sudah kenal sama Keyra toh?" Intrupsi bu Naurah membuat Keyra kembali tersadar. Menunggu respon manusia tiang yang ada disampingnya, Keyra hanya bisa menatapnya tanpa berkedip.
"Tidak juga bu, hanya tadi kebetulan saya bertemu anak pendek ini" Jawaban dari Airlangga tentu saja membuat Keyra ingin mengamuk, kenapa sih dari tadi manusia tiang ini menyebutnya pendek, dia aja yang tingginya engga normal, maki Keyra dalam hati.
"Kebetulan nih kalau kalian uda pernah ketemu, boleh lah nak Airlangga ajarin Keyra biar bisa jadi juara terus kayak nak Airlangga ini. Sekalian gitu biar nak Keyra juga bisa belajar dari pengalaman pengalaman nak Airlangga nih, yang selalu jadi kebanggaannya sekolah, gimana nak? Mau tidak, belajar bareng bareng?"
"Boleh boleh saja bu" Ucap Airlangga
"Nah nak Airlangga mau nih belajar bareng kamu Keyra, biar tahun depan kamu juga sudah siap untuk ikut olimpiade ini lagi, gimana kamu mau kan?"
Tawaran dari bu Naurah benar benar menggiurkan, kapan lagi dia bisa belajar dengan kebanggan sekolah ini? Tentu saja ini kesempatan emas, tapi mengingat smirk menakutkan itu lagi, Keyra kembali berpikir, apakah dia bisa belajar bersama manusia tiang menyebalkan ini?
"Mau kan nak?" Bu Kembali bertanya karena Keyra tidak menunjukkan tanda tanda akan menjawabnya.
"Iya bu" Jawab Keyra pelan.
"Nah bagus sekali, semoga dengan kamu belajar dengan nak Airlangga kamu bisa menjadi the next Airlangga di sekolah kita ya nak" Bu Naurah benar benar bersemangat tentunya, mendengar kemauan 2 anak muridnya ini.
"Nah kalau begitu, hari ini cukup disini saja, untuk nak Airlangga tetap belajar ya buat persiapan olimpiade bulan depan, dan untuk nak Keyra jangan patah semangat, minta ajarin nak Airlangga biar nanti bisa nyusul nak Airlangga buat olimpiade tahun depan dan olimpiade olimpiade lainnya"
"Baik bu" Jawab mereka dengan serempak dan langsung bangkit dari duduknya untuk segera kembali ke kelas mereka masing masing.
Namun didepan pintu kantor guru, manusia tiang menyebalkan bernama Airlangga ini mencegatnya dan sontak membuat Keyra mendongak menatap Airlangga. Sedangkan Airlangga hanya mengulurkan tangan yang menggenggam ponsel canggih berlogo apple berwarna hitak didepan Keyra.
Keyra yang kebingungan hanya menampakkan ekspresi bertanya dengan raut wajahnya. Hal itu tentu saja membuat Airlangga menghela napas, lelah dengan gadis pendek didepannya ini.
"Nomer lo pendek"
"Buat apa kak?"
"Gue santet, buat kominikasi lah pendek, kalau lo cari gue tinggal pencet kontak, kalau gue juga cari lo juga tinggal pencet kontak, gitu aja pake tanya lo" Jelas Airlangga dengan nada lelah disetiap kalimatnya.
Keyra pun segera mengambil ponsel itu dari tangan Airlangga dan mengetikkan nomor pribadinya. Setelah itu kembali memberikannya pada Airlangga.
Airlangga segera mengambilnya dan langsung berlalu dari hadapan gadis pendek itu. Tak lama kepergian Airlangga, ponsel Keyra berdering nyaring. Keyra membukanya dan ada unread messege dari nomer tak dikenal. Keyra pun membukanya dan menemukan pesan yang menurutnya menjengkelkan.
'Pulang sekolah ke kelas gue pendek'
Kesal dengan pesan yang diperkirakan dari manusia tiang menyebalkan, Keyra hanya melihatnya saja tanpa berniat membalasnya dan bergegas kembali kekelas.
Sesampainya dikelas, ternyata belum ada guru yang berada dikelasnya. Bahkan teman temannya masih sibuk dengan kegiatannya masing masing. Mulai dari mabar, konser dadakan, hingga gibah pun tak luput dari pandangan Keyra.
Icha yang melihat kedatangan teman sebangkunya sontak melambaikan tangannya pada Keyra, dan menepuk nepuk kursi kosong disebelahnya.
"Gimana Key, sukses kan?" Tanya Icha dengan nada bersemangat.
"Gagal Cha, kalah saing sama kelas atas heheh" Jawab Keyra seadanya.
"Yah" Seru Icha, Nindy, dan Rahmah yabg berada disekitar Keyra. "Gapapa Key, bisa dicoba lagi besok besok. Heran banget gue sama mereka, engga kelas sebelah engga kelas atas, gaada ngalahnya sama kita kita, kesel" Cerocos Nindy yang sudah benar benar kemusuhan dengan para tersangka yang tadi disebutnya.
"Yah namanya juga saingan Nin, siapa juga yang mau ngalah" Imbuh Rahmah.
"Makanya jangan sok sok an ikut olimpiade olimpiade, masih seleksi aja udah kalah, malu maluin kelas aja lo" Ucap siswi berambut panjang yang tengah berjalan melewati bangku Keyra dan teman temannya, Jessica namanya.
"Gausah bacot deh lu, syirik bilang bosque" Bela Nindy, memang disini Nindy dan Jessi adalah musuh bebuyutan tukang nyerocos yang paling bikin pusing kalau lagi bacot.
"Dih, siapa juga syirik sama tuh orang, bisanya malu maluin doang ngapain gue syirikin?" Lanjut Jessi.
"Daripada lo, engga berani nyoba bisanya nyinyir doang, lo diem aja kelas kita uda malu, kelakuan kayak cabe sih" Balas Nindy.
"Bacot lo Nin" Jessica yang sudah kalah nyinyir dengan Nindy pun hanya bisa melewati bangku mereka dengan mendumel dan duduk dibangkunya sendiri.
"Dasar cabe, bisanya nyinyir mulu, kalah kan lo nyinyir sama gue" Bangga Nindy karena berhasil membuat diam dan mengusir Jessica yang sudah dilabelinya dengan kata 'cabe'.
"Udah ah Nin, gaboleh gitu, kasihan kan Jessi" Keyra berusaha menenangkan Nindy yang kelihatannya masih emosi setelah pernyinyiran dengan Jessica tadi.
"Lo kenapa sih pake kasihan segala sama cabe begituan, emang pantes kali dia dinyinyirin kek gitu. Kan emang cabe tuh anak"
"Gue denger ya Nindy anjing" Sambar Jessica yang masih melotot kearah mereka mendengar perkataan Nindy yang menjelek jelekkannya.
"Yaa mana gue peduli Jes, lo siapa gue haha" Balas Nindy, bener seperti kucing dan tikus, gapernah bisa akur.
"Udah udah gelud mulu lo Nin, Jes" Sela Raditya menengahi pertengkaran Nindy dan Jessica yang jika tidak dihentikan akan segera baku hantam.
"Nih sekarang kalian semua dengerin gue, ada tugas dari pak Amir suruh ngerjain paket Matematika hal 321-325 dikumpulin nanti pulsek, jangan sampe lupa lo semua, kalau uda lo bisa taruh didepan meja guru, nanti biar gue yang kumpulin ke kantor gurunya" Jelasnya kemudia kembali duduk ditempat duduknya.
"Duh napa sih pak Amir pake suruh ngerjain paket segala, capek gue anjir" Keluh Nindy, jangan heran memang disini Nindy lah tukang nyerocos yang engga bakal capek.
"Kerjain Nin, bacot mulu" Ucap Icha.
"Laiyah, gacape apa bacot terus" Imbuh Rahmah.
"Gue mana pernah cape bacot sih hehehe" ucap Nindy sambil nyengir kuda pada teman temannya.
Keyra yang melihat interaksi mereka pun hanya bisa tersenyum memakluminya.