Setelah berhasil memastikan rambutnya mulai tumbuh, Ruanruan dan Mu Shen pergi ke taman untuk berolahraga. Sebenarnya Mu Shen sangat tidak ingin pergi ke taman. Dia ingin mencari tempat lain untuk berolahraga sehingga ia tidak perlu pergi ke taman.
Tapi …
Dia tidak tahan mendengar suara manis Ruanruan saat bicara kepadanya.
"Papa, para kakek dan nenek memberikan Ruanruan permen, Ruanruan juga sudah berjanji akan berlatih tai chi bersama dengan mereka. Papa, kita pergi ke tempat yang kemarin, ya?"
Ruanruan melihat ke arah Mu Shen dengan wajah memelas. Kedua tangannya yang kecil itu memegang tangan Mu Shen yang besar lalu menggoyang-goyangkannya.
Mu Shen melihat ke arahnya, "Kalau kamu mau permen aku bisa menyuruh orang untuk membelikannya untukmu."
Ruanruan mencibirkan mulutnya kemudian dia mengeluarkan permen susu terakhir dari dalam tasnya.
Dia tertawa kecil lalu membuka bungkus permen, setelah itu dia berjinjit dan memberikan permen itu ke depan Mu Shen.
"Papa, makan permen ini. Ruanruan sengaja menyimpan ini untuk Papa, Ruanruan tidak diam-diam menghabiskan semuanya."
Mu Shen, "..."
Beberapa detik berlalu dan Ruanruan dengan perasaan senang melompat-lompat di depan Mu Shen, sedangkan Mu Shen hanya memasang wajah datar.
Dia menggertakkan mulutnya dan menggigit permen susu itu hingga benar-benar hancur dan habis.
"Enak tidak, Pa?" Ruanruan yang sudah berjalan di depan tampak kembali, lalu bertanya sambil memegang tangan Mu Shen.
Mu Shen menggelengkan kepalanya dengan wajah datar.
Saat melihat Mu Shen menggelengkan kepalanya, matanya terlihat sedikit redup.
"Ternyata Papa tidak suka permen ya, kalau begitu kelak Ruanruan tidak akan memberikan permen untuk Papa lagi."
"... Tidak juga," kata Mu Shen.
Ruanruan seketika kembali menjadi bersemangat.
"Kalau begitu setiap kali para kakek dan nenek memberikan Ruanruan permen, Ruanruan akan membaginya dengan Papa, ya?"
Mu Shen akhirnya menganggukkan kepalanya, "Hm."
Hari ini taman jauh lebih ramai daripada biasanya, tidak hanya ada para orang tua yang kemarin datang, tapi ada para anak muda yang terlihat masih mengantuk.
Saat Mu Shen dan Ruanruan tiba di sana, mereka langsung dapat mendengar para orang tua yang sedang menasehati anak-anak muda itu dengan penuh semangat.
"Lihatlah kalian, selain makan, tidur, bermain game, kalian hanya pergi bersenang-senang. Aku merawat kalian apa gunanya? Menemani wanita tua ini untuk olahraga saja aku harus memaksa kalian. Lihatlah Ruanruan, dia masih sekecil itu tapi sudah sangat pintar, dia menemani papanya lari pagi bersama. Haduh, aku ingin bertanya kepada Mu Shen apa bisa menukar cucuku dengan anaknya, aku tidak menginginkan cucuku lagi, alangkah senangnya jika bisa merawat Ruanruan.
"Seperti perkataan Anda, Ruanruan sangat pintar, jika ditukar dengan cucu Anda yang seperti itu, jika aku papanya, maka aku tidak mau."
Sesaat orang tua itu selesai bicara tiba-tiba terdengar sanggahan tidak senang dari orang di sampingnya.
Orang muda yang tidak diinginkan itu seketika tidak bisa berkata apa-apa.
Dia melihat wajah beberapa orang tua di sana dengan tertegun. Dia dipaksa untuk bangun pagi dan sekarang dia mendengar dirinya tidak diinginkan!
"Kakek, Nenek, Ruanruan sudah datang!"
Ruanruan membawa tas ransel di punggungnya dan berlari dengan gembira ke arah para orang tua itu.
Saat para orang tua mendengar suara Ruanruan, raut wajah mereka seketika langsung berubah. Beberapa anak muda itu satu per satu juga melihat wajah orang tua yang ada di depan mereka yang sebelumnya terlihat tidak senang, seketika berubah menjadi penuh dengan senyuman.
Semuanya tersenyum bahagia seperti sedang bertemu dengan cucu kandung mereka, atau … lebih tepatnya para cucu mereka sendiri bahkan tidak pernah melihat wajah kakek dan nenek mereka yang nampak begitu bahagia seperti ini.
Beberapa anak muda itu langsung merasa penasaran dan berpikir mungkin suara yang mereka dengar itu adalah suara anak yang bernama Ruanruan itu.
Saat mereka memikirkan itu, mereka menjadi semakin penasaran dengan identitas Ruanruan. Mereka ingin melihat orang yang membuat mereka diomeli hingga begitu buruk di pagi hari seperti ini oleh kakek dan nenek mereka masing-masing.
Saat mereka semua menolehkan kepalanya, mereka melihat seorang anak kecil yang dikelilingi oleh para orang tua.
Karena kepalanya botak, keberadaannya menjadi sangat mencolok.
Sekelompok anak muda itu seketika tertegun!
Sekarang mereka paham kenapa kakek dan nenek mereka sejak kemarin selalu membandingkan mereka dengan anak kecil dan mereka dibilang tidak ada apa-apanya.
Ruanruan sama seperti kemarin. Dia dikelilingi oleh para orang tua dan terus bicara dengan manis, tidak lama kemudian terdengar suara tertawa bahagia dari arah mereka dan para orang tua itu sudah benar-benar melupakan cucu mereka sendiri.
Sedangkan Mu Shen, hampir saja terdorong keluar dari kerumunan itu lagi! Tapi untung saja dia langsung memegang tangan Ruanruan jadi dia tidak membiarkan siapapun mendorongnya.
"Aku akan membawanya lari pagi!" Mu Shen menarik Ruanruan dari kerumunan itu dengan wajah muram, kemudian membawa Ruanruan berlari menjauh.
"Eh, Mu Shen, tunggu aku, aku juga mau ikut lari pagi!"
"Kalau kamu mau lari pagi lari saja, tinggalkan Ruanruan di sini. Aku sudah tua tidak bisa berlari lagi!"
"Untuk apa diam saja?! Memanggil kalian ke taman bukan untuk menikmati angin! Cepat lari saja! Lihatlah kalian begitu malas, mau jadi apa kalian? Nanti saat besar tubuh kalian akan mudah sakit-sakitan dan lebih rentan daripada tubuh kami!"
Empat orang anak muda itu akhirnya mulai berlari pagi dengan malas-malasan, tapi saat mereka melihat Mu Shen dan Ruanruan yang berlari di depan mereka, mereka merasa terkejut.
Karena mereka baru sadar, orang itu adalah Mu Shen!
Mereka merasa seperti tidak mengenal dunia ini lagi, mereka tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat sekarang.
"Kemarin nenekku mengatakan sesuatu, Mu Shen memiliki anak! Aku bahkan mengira nenekku sedang bercanda!"
Saat orang itu baru selesai bicara, 3 anak muda lainnya seketika dengan terkejut dan secara bersama-sama bertanya, "Kamu bilang apa?!"
Mereka tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya. Kemarin mereka pulang larut malam dan pagi ini mereka langsung diseret keluar dari selimut mereka untuk menemani kakek dan nenek mereka pergi ke taman, sehingga saat ini mereka belum benar-benar sadar sepenuhnya.
Kemudian apa yang dikatakan oleh seorang anak muda itu benar-benar membuat mereka tidak bisa mempercayainya.
"Kamu bilang, itu … itu adalah anak Mu Shen?! Apa bukan keponakannya?"
"Untuk apa aku berbohong kepadamu, aku juga tidak percaya, aku tidak pernah mendengar berita ini sebelumnya! Hei Li Hua, bukankah kamu satu kelas dengan Mu An? Coba tanyakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi."
Anak muda yang bernama Li Hua itu menganggukkan kepalanya dengan kebingungan.
Setelah Ruanruan selesai berlari, dahinya berkeringat dan wajahnya menjadi merah.
Saat dia baru saja berhenti berlari, para orang tua langsung mengelilinginya, memberikannya handuk dan air. Mereka benar-benar terlihat seperti penggemar Ruanruan.
Sedangkan keempat anak muda yang kelelahan itu duduk di atas rumput dan dengan wajah iri melihat semua itu.
Para orang tua itu adalah kakek nenek mereka tapi sekarang mereka malah memperlakukan Ruanruan dengan sangat baik dan mengesampingkan mereka! Mereka mulai berpikir mungkin karena Ruanruan masih kecil, karena itu kakek nenek mereka memperlakukan Ruanruan dengan sangat baik ... Tapi kemudian mereka ingat, saat mereka masih kecil bahkan kakek dan nenek mereka bekerja sama dengan orang tua mereka untuk menghukum mereka saat melakukan kesalahan!
Setelah beristirahat sebentar, Ruanruan menyadari ada empat kakak laki-laki yang sedang melihat dirinya, kemudian dia tersenyum manis ke arah 4 anak muda itu.
Keempat anak muda itu tidak mengatakan apapun dan tiba-tiba merasa … bisa memahami kenapa para kakek dan nenek mereka begitu memanjakan Ruanruan.
"Sini Ruanruan, Nenek membawakanmu permen. Kemarin kamu sudah menghabiskan permenmu kan?"
Nenek yang kemarin memberikan permen untuk Ruanruan bernama Nenek Li. Hari ini dia kembali mengeluarkan permen dari dalam kantongnya dan memberikanya kepada Ruanruan.
Dia memiliki seorang cucu yang masih kecil, karena itu dia terbiasa membawa beberapa permen yang biasanya dia gunakan untuk menghibur anak kecil, karena itu kemarin dia juga membawa permen.
"Terima kasih Nenek Li." Ruanruan tersenyum manis sambil berterima kasih. Wajahnya saat dia berterima kasih dengan serius membuat hati para orang tua yang melihat itu seketika merasa luluh.