Chereads / Aku Punya Lima Papa / Chapter 24 - Rambut Ruanruan Tumbuh

Chapter 24 - Rambut Ruanruan Tumbuh

Ji Yuan hampir saja tertawa melihat sorot mata kesal Ruanruan, perasaan sedihnya yang sebelumnya dia rasakan seketika berkurang.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tersenyum, "Itu karena Ruanruan masih kecil. Setelah Ruanruan lebih besar maka Ruanruan akan menjadi tinggi."

Ruanruan menggerak-gerakkan pantatnya kemudian dia menundukkan kepalanya.

"Tapi … Tapi Ruanruan jauh lebih pendek daripada Kak Jincheng, padalah Kak Jincheng hanya 1 tahun lebih tua daripada Ruanruan."

Saat mengatakan itu Ruanruan sedikit mencibirkan bibirnya.

Ji Yuan merasa Ruanruan sangat lucu, "Kak Jincheng? Ruanruan sudah mendapatkan teman baru?"

"Hm, hm." Kedua mata Ruanruan seketika menjadi berbinar.

"Kak Jincheng sangat tampan, dia bahkan memberikan cokelat untuk Ruanruan …"

Ruanruan terus menceritakan tentang pertemuannya dengan Jiang Jincheng dan Ji Yuan dengan sabar mendengarkan semuanya.

Hingga saat Ruanruan menguap, Ji Yuan baru sadar ini sudah waktunya untuk Ruanruan tidur.

Dia melihat kepala Ruanruan dan ingin mengulurkan tangannya untuk mengusap kepalanya.

"Ruanruan, mulai saat ini kamu bukan biksu kecil lagi."

Ruanruan terkejut mendengarnya.

Dia langsung membuka mulutnya dengan lebar saat mendengar perkataan Ji Yuan.

"Ruanruan bukan biksu kecil lagi? Lalu Ruanruan siapa?"

Ji Yuan melihat Ruanruan dengan penuh kasih sayang, "Ruanruan sekarang adalah seorang putri kecil, putri kecil Master, jadi sekarang Ruanruan boleh makan daging dan memanjangkan rambut."

Tangan Ruanruan menyentuh kepalanya sendiri yang botak dan dia tidak bisa membayangkan dirinya yang berambut.

"Jika Ruanruan memiliki rambut, akan terlihat seperti apa?"

Ji Yuan berpikir sejenak kemudian dengan sangat serius berkata kepada Ruanruan, "Jika Runaruan berambut panjang maka Ruanruan akan menjadi anak yang sangat cantik."

Ruanruan seketika melihat ke arah Ji Yuan dengan matanya yang berbinar.

"Lalu bagaimana dengan Master? Apa Master juga akan memanjangkan rambut? Jika Master berambut panjang maka Master juga akan menjadi Master yang paling tampan!"

Ji Yuan tersenyum canggung lalu menunggu Ruanruan menjadi tenang dari rasa antusiasnya, setelah itu dia baru menyuruh Ruanruan untuk tidur.

"Kalau begitu selamat malam Master, Papa dan Kakak Master juga sebaiknya segera beristirahat."

"Hm, selamat malam." Sebelum mengakhiri video call ini Ji Yuan menggunakan jarinya untuk menyentuh hidung Ruanruan yang ada di layar handphonenya.

Ruanruan kemudian seperti menyentuh hidungnya sendiri, setelah itu dia tersenyum lebar.

"Master sudah menyentuh hidung kecil Ruanruan, nanti malam tidurlah dengan nyenyak."

Ji Yuan menganggukkan kepalanya, "Hm, baiklah."

Ruanruan akhirnya dengan tidak rela mengakhiri video call, kemudian tidur seperti yang diperintahkan oleh Ji Yuan.

Di sisi lain, Ji Yuan yang baru saja selesai melakkan video call dengan Ruanruan, berdiri di depan jendela. Sorot mata dan senyum manis serta penuh kasih sayang yang sebelumnya dia tunjukkan kepada Runaruan perlahan berubah menjadi sedikit dingin.

Dia menggunakan pakaian tidur, kakinya menginjak lantai kayu, jarinya yang putih menyentuh kaca jendela, dan tanpa sadar dia mengetuk-ngetuk kaca jendela itu sambil melihat ke arah langit malam dan entah apa yang sedang dia pikirkan.

Suara ketukan pintu terdengar. Perlahan Ji Yuan menurunkan tangannya, dia berbalik badan kemudian dengan santai berjalan menuju pintu.

Dia membuka pintunya kemudian seorang wanita berjalan masuk membawa semangkuk bubur hangat di tangannya.

"Yuan'er, makanlah." Wanita itu melihat ke arah Ji Yuan, sorot matanya terlihat sedih dan penuh dengan perasaan bersalah, suaranya terdengar lelah.

Ji Yuan mengangkat tangannya lalu menerima mangkuk bubur itu, lalu menghela nafas sambil melihat ke arah wanita tersebut.

"Ma, Mama istirahat saja, tidak perlu khawatir."

"Bagaimana Mama tidak khawatir, Papa dan Kakakmu sudah seperti ini dan semua beban ada padamu, tubuhmu awalnya memang tidak sekuat orang lain jadi tentu saja Mama khawatir." Wanita itu tidak bisa menahan air mata yang ada di matanya.

Ji Yuan mengeluarkan sapu tangannya lalu mengusap air mata ibunya, setelah itu dia mengulurkan tangannya untuk memeluknya.

Lalu dengan suara serak tapi penuh keyakinan berkata, "Tidak apa-apa, percayalah kepadaku."

Jelas-jelas Ji Yuan memiliki tubuh yang lemah tapi dia tetap meminta ibunya percaya pada kekuatannya.

Pukul 6 pagi …

Ruanruan yang berada di atas ranjang empuk berguling ke kanan dan ke kiri di dalam kamar tidurnya yang bernuansa merah muda.

Setelah beberapa saat, akhirnya Ruanruan perlahan keluar dari dalam selimutnya, walaupun dia sebenarnya masih ingin tidur.

Dia masih belum terbangun sepenuhnya dan duduk di atas ranjangnya dengan setengah sadar. Dia menguap kemudian mengusap matanya dengan tangannya yang kecil dan berisi.

Mata boneka kelinci besar sedang melihat ke arahnya, kemudian Ruanruan mengusap-ngusap bonekanya itu lalu akhirnya baru turun dari ranjang.

Kakinya yang putih dan berisi, berjalan di atas karpet bulu menuju keluar. Ruanruan mengambil sandalnya dari dalam lemari sepatu kemudian menggunakannya dan berjalan keluar.

Pintu kamarnya juga sudah diganti dan sekarang menjadi otomatis, selama Ruanruan berdiri di depan pintu kamarnya, maka pintu kamarnya akan terbuka secara otomatis.

Saat dia baru saja keluar, dia langsung melihat Mu Shen. Rasa kantuk Ruanruan yang masih tersisa seketika menghilang sepenuhnya.

Ruanruan berlari kecil ke samping Mu Shen lalu dengan manis menyapanya.

Mu Shen melihat ke arah Ruanruan lalu dia menekan dahi Ruanruan dengan perlahan menggunakan jarinya.

"Kamu belum mengganti pakaianmu."

Ruanruan menundukkan kepalanya dan dia melihat dirinya masih menggunakan pakaian yang kemarin.

"Itu karena Papa menggendong Ruanruan dan lupa menggantikan pakaian Ruanruan."

Mu Shen hampir saja tertawa mendengar Ruanruan yang kesal kepadanya.

"Jadi ini salahku?"

Ruanruan langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Ruanruan akan berganti pakaian sendiri."

Setelah mengatakan itu, Ruanruan berbalik badan lalu berlari masuk ke dalam kamarnya. Dia mengganti pakaiannya lalu mencuci wajahnya dan menyikat giginya.

Dia tidak memerlukan bantuan Mu Shen untuk naik ke atas kursi kecil karena dia bisa melakukannya sendiri.

Setelah selesai, Ruanruan mengingat perkataan Ji Yuan kepadanya kemarin kemudian menyentuh kepalanya dan rambutnya memang sudah mulai tumbuh.

Dia melihat ke arah cermin untuk waktu yang cukup lama tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas.

"Papa, lihatlah, bukankah rambut Ruanruan sudah mulai tumbuh?"

Mu Shen tidak bisa melihatnya dengan jelas kemudian Ruanruan menundukkan kepalanya dan mendekatkannya ke depan Mu Shen.

Mu Shen melihat kepala Ruanruan yang botak itu dan dia memang melihat beberapa helai rambut kecil yang mulai tumbuh.

Rambutnya benar-benar tumbuh.

Dia mengulurkan tangannya dan mengusap kepala Ruanruan. Dia dapat merasakan ada rambut yang masih sangat pendek dan terasa tajam, memegang kepala Ruanruan sekarang sudah tidak senyaman kemarin maupun 2 hari yang lalu.

"Papa, rambut Ruanruan sudah mulai tumbuh belum?" Ruanruan bertanya lagi karena tidak mendengar ayahnya bicara apapun untuk beberapa saat.

"Hm, mulai tumbuh," jawab Mu Shen.

Setelah mengatakan itu, dia bertanya lagi, "Apa kamu mau mencukurnya?"

"Ha?"

Ruanruan langsung mengangkat kepalanya.

"Mengapa mau dicukur?"

Mu Shen kemudian berkata dengan raut wajah yang tidak berubah, "Biksu kecil tidak memiliki rambut."

Ruanruan langsung melambaikan tangannya, "Tidak apa-apa, mulai kemarin malam Ruanruan sudah bukan biksu lagi. Kata Master, Ruanruan kembali menjadi orang biasa, menjadi putri kecil, jadi boleh makan daging dan boleh memanjangkan rambut."

Mu Shen melihat ke arah Ruanruan, "... Kemarin malam Mastermu menelponmu?"

Ruanruan menganggukkan kepalanya, "Iya, Master juga kembali menjadi orang biasa dan bisa memanjangkan rambutnya."

Ruanruan kemudian tertawa kecil, "Master mengatakan jika rambut Ruanruan panjang maka Ruanruan akan menjadi anak yang paling cantik, jika Master memanjangkan rambutnya maka juga pasti akan menjadi sangat tampan!"

Mu Shen membayangkan seorang orang tua dengan rambut yang panjang …

Kemudian dia melihat ke arah Ruanruan, Setampan apapun orang tua tidak akan setampan diriku!