Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Matcha Shop, I'm in Love

🇮🇩haru2403
--
chs / week
--
NOT RATINGS
43.7k
Views
Synopsis
Denise Lee merupakan seorang cewek blasteran Inggris-Korea yang lebih banyak menghabiskan waktu kecilnya di London. Dan dia sudah tak sabar untuk membuka café yang sudah lama diimpikan sejak Denise terbangun dari koma itu setahun lalu. Kemudian dia kembali ke Korea untuk mewujudkan cita-cita membuka cafe. namun hal yang tak terduga telah mengubah kehidupannya dari sebuah rahasia masa lalunya. apakah yang terjadi pada Denise? apakah dia akan menemukan cinta sejatinya?
VIEW MORE

Chapter 1 - 0. Prolog: Hidden Story

Angin itu masih tetap sama..

Ku langkahkan kakiku kembali di sudut kota ini..

Kota Seoul yang penuh sejuta kenangan

Akan cinta dan rindumu

Dan semua hal yang mengingatkanku padamu

Ku pandangi hiruk pikuk sibuknya jalanan ibukota..

Yang ramai oleh padatnya mobil yang berlalu-lalang

Penuh sesak... penuh lelah...

Namun tak nampak bayangmu disini…

Akankah ingatan itu kembali..

Sebuah ingatan yang terlalu lama terpendam dalam hatiku

Dan menghapus semua kenanganku tentangmu

Kemana kan ku temukan semua impianku

Yang menghilang dan telah jauh meninggalkanku

Kemana kan ku bawa sejuta harapan

Yang pernah ada dalam benakku

Dan membawaku menemui seseorang yang ku rindu..

Akankah bisa ku kejar kembali bayangmu..

Dan ku ceritakan apa yang ku rasakan

Apakah aku bisa meraih genggaman tanganmu..

Menyusuri kembali kenangan kita…

Menemukan kembali harapan yang telah pergi…

Aku ingin kembali pada suatu masa

Saat-saat kita bersama

Berbagi keceriaan dan kesedihan

Berbagi kerinduan dan cinta

Yang membuat sejuta warna dalam hidupku

Tanpa ada jarak yang membuat kita menjauh..

Apakah kau merindukanku?

Apakah kau tahu isi hatiku?

Biarkan aku berjalan tuk menemukanmu

Biarkan hatiku yang memilihmu

Kamu yang ku rindu..

🍨🍨🍨

"Aku kembali…" kata itu yang tak sengaja diucapkan Denise setelah dua tahun dia kembali dari studinya di Italia dan setahun dia ada di London. Semua masih terasa asing baginya. Padahal ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di Seoul. Namun mengapa sejak dari bandara hingga dia sampai di apartemen yang dia sewa sebagai tempat tinggalnya, semua terasa familiar. "Apakah aku pernah ke Seoul sebelumnya? Mengapa Seoul terasa tak asing bagiku." pertanyaan itu selalu muncul dalam benakku.

Jika memang Denise pernah ke Seoul sebelumnya, kapan itu dan untuk apa. Semua kerabatnya setelah pindah di London sejak dia masih kecil dan sudah tak ada lagi yang dia kenal di kota ini. Sebuah waktu yang lama untuk kembali dan memulai cerita barunya di Seoul. Hatinya terasa berat saat dia memutuskan untuk memulai kembali semua perjalanan hidupnya di kota ini. Ada kehampaan dan kerinduan yang bercampur dan bergelanyut dalam dirinya. Walaupun begitu dia tak dapat menapik jika dia merindukan kota ini dan juga seseorang yang ingin dia temukan saat ini.

Sesekali dia memandang pemandangan di luar jendela apartemennya. Nampak mobil dan pejalan kaki yang berlalu lalang memulai kesibukkannya di pagi hari. Dia pun menyadari kalau dia berada di sebuah kota yang tak asing baginya, namun dalam ingatannya ini merupakan kali pertamanya ada disini. Di Kota Seoul. Kotanya memulai kehidupannya yang baru.

Hari itu tekadnya sudah bulat. Dia akan membuka kembali Café Matcha miliknya setelah lama dia tinggalkan. Denise mengetahui dia mempunyai sebuah toko kue di Seoul saat membuka kembali beberapa dokumen dan resep kue yang dia tulis di dalam tasnya saat di London. Sepertinya ada banyak hal yang dia alami disini. Namun Denise tak dapat mengingatnya.

Meskipun begitu, dia tak ingin larut dalam kesedihan. Dia akan mencari sendiri potongan demi potongan memori ingatannya sendiri. Meskipun dia sebenarnya tak tahu apakah dengan dia membuka kembali toko kue miliknya, akan dapat mengembalikan ingatannya yang hilang setahun lalu.

Setelah kurang lebih sepuluh menit, dia bersiap memulai membuka toko kuenya. Denise pun berjalan menyusuri jalanan kecil yang tak asing baginya. Hanya sekitar lima belas menit dari Apartementnya. Lumayan berkeringat, namun dia ingin merasakan kerinduan dua tahun lalu saat dia mulai mencintai Matcha. Hingga membuka Café Matcha di Seoul setelah bersekolah di Florence, Italia. Dia juga tak tahu mengapa harus Seoul. Namun yang jelas, entah mengapa suara hati yang menuntunnya kembali.

Café kecil itu masih berada disana. Semua masih terasa sama, walau dia harus kembali membersihkan debu-debu yang bertebaran dengan sekuat tenaganya. Tak mudah memang untuk bekerja seorang diri. Dia masih ingat jelas, dengan banyaknya pembeli yang setia menunggu berbagai olahan matcha yang berhasil dia ciptakan.

Banyak rintangan dia hadapi untuk membuat café ini. Mulai dari menemukan resep yang pas dari berbagai olahan matcha yang dia buat, waktu penyajikan yang cepat, serta bagaimana menghadapi pengunjung yang berbeda tiap harinya. Namun dia tak lelah untuk terus belajar dan bangkit untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Dan semua itu akan dimulai hari ini. Seminggu dari sekarang dia akan memulai membuka café secara resmi. Dan sebelum itu dia akan melakukan persiapan mulai dari persiapan bahan makanan, persiapan desain interior Café itu sendiri dan Promosi Café kembali.

Ya, back to basic, back to first time she did it. Mungkin akan terasa berat. Namun Denise tak takut untuk gagal. Dia ingin bisa membuktikan pada Papa dan Mamanya di London, dia dapat mandiri. Jauh dari orang tuanya, jauh dari semua kemewahan yang selama ini dia dapatkan oleh orang tuanya di London.

Denise tiba-tiba berhenti membersihkan lantai café pagi itu. Pikirannya kembali pada semua hal mulai dari empat tahun lalu. Bagaimana dia bisa bersekolah di Florence, bagaimana dia bertemu dengan Yongjae.

Semua perasaan yang dia coba lupakan selama dua tahun ini, kembali dengan terkuaknya semua kenangan yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya. Apa ini memang sudah takdirku tuk bertemu kembali dirimu. Mengapa kita dipisahkan oleh rindu yang tlah tersimpan terlalu dalam dan membeku.

Tak terasa air mata mengalir di pipi Denise. Semua perasaan yang terbendung dalam hatinya hari itu keluar tanpa sanggup dia tahan.

Satu persatu ingatan itu kembali tiba-tiba..mulai dari dia yang pergi studi di Florence, saat dia kembali ke London dan saat dia kembali ke Seoul dan tak mengenal Yongjae.

"Yongjae, Aku tak dapat menebak bagaimana akhir jalan cerita cinta kita. Apakah aku bisa kembali ke cerita awal dari catatan perjalanan cinta kita. Atau aku hanya menjadi salah satu penggalan kisah cintamu yang lalu." Gumam Denise sendirian pagi itu.

🍨🍨🍨

Setelah semua memori yang dia lupakan kembali secara tiba-tiba dan bagaimana ia tak dapat melakukan aktivitas berbulan-bulan karena harus fisioterapi setelah koma selama hampir sebulan. Serta bagaimana saat dia terbangun dari koma di Florence maupun saat dia di Seoul menghilang saat ingatannya kembali.

Apakah ini berhubungan dengan kembalinya semua ingatan saat dia pertama kali bersekolah di Florence. Entahlah…

Yang jelas dia sangat merindukan Yongjae.. seseorang yang selalu menemani harinya kini tak ada lagi disampingnya. Mengapa dia kembali bertemu dengan namanya perpisahan.

"Semua perasaan ini bagaimana ku bisa melupakannya. Mengapa aku jatuh cinta dua kali dengan orang yang sama. Mengapa harus kamu yang jadi cerita cintaku. Aku tak mengerti. Aku hanya bisa berjalan terus ke depan. Sampai nanti akan ada jawaban atas semua pertanyaan di benakku." Ucap Denise sembari membuka foto-foto lama yang masih tersimpan rapi dalam memori smartphonenya.

Seminggu kemudian…

Pukul sepuluh sembilan pagi, jalanan Seoul tampak ramai. Weekend yang ditunggu Denise telah tiba. Denise memulai bekerja kembali setelah dua tahun lamanya. Lima belas menit perjalanan yang terasa singkat bagi Denise. Ada perasaan tak karuan melanda di hatinya. Antara perasaan senang dan cemas yang bercampur aduk jadi satu. Akhirnya dia sampai di café tersebut. Dia pun langsung menuju ruang ganti di lantai atas.

Café tersebut terdiri dari dua lantai. Satu lantai di bawah adalah café dan toilet café sedangkan ruangan atas adalah ruangan kerja dan ruang ganti. Dia tampak rapi dengan atasan berwarna pink dengan rok mini berwarna hitam. Tak lupa ada celemek hitam yang melingkar di pinggangnya. Dia sudah bersiap selama seminggu ini untuk memulai membuka Café ini.

Dan tepat pukul sebelah siang, Denise kemudian membuka kembali Café Matcha yang sudah dua tahun ia tinggalkan. Rasanya seperti dejavu untuk melakukan hal yang sama dengan saat dia pertama kali membuka café ini. Dapatkah dia bisa memulai perjalanan kisahnya yang baru. Tanpa seseorang yang dia rindukan, Seo Yongjae.

🍨🍨🍨