Malam itu Denise baru pulang dari Café. Dia sebenarnya ingin langsung pulang. Namun diurungkan niatnya karena sedang lapar dan akhirnya Denise pun mampir pada sebuah restoran cepat saji di dekat cafénya. Makan malam hari itu jatuh pada Pizza.
Kali ini dia memesan seloyang Cheeziebite Pizza dengan topping Keju Mozarella, daging giling dan saos tomat. Aroma bumbu oregano masih tercium saat dia sampai di apartementnya. Denise sengaja memilih take away pizza karena malam itu dia ingin merekap laporan penjualan cafénya.
"Wow..pizza ini enak sekali.."gumam Denise sembari menikmati pizzanya.
Denise pun melanjutkan pekerjaannya malam itu, dia harus menyelesaikan laporan penjualan cafénya. Sudah hampir dua jam dia berada di ruang tamu apartementnya dan akhirnya pekerjaan Denise malam itu selesai juga. Dia pun segera membereskan laporannya dan meletakkannya di rak buku agar dia besok mudah mengingatnya.
Pikirannya pun tiba-tba teringat pada Seo Yongjae. Denise merasa ia telah mengenal Yongjae jauh sebelum dia bertemu di Istana Gyeongbokgung, namun semakin dia mencoba mengingatnya, semakin pusing kepalanya..
"Seo Yongjae..kenapa aku terus memikirkanmu? apakah benar kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Aduh... mengapa tiba-tiba kepalaku pusing.." gumam Denise sembari mencari obat pereda pusing yang ada di kotak P3K.
Malam itu Denise merasa ada yang aneh dalam dirinya, mengapa tiba-tiba dia pusing jika mengingat masa lalunya. Bagaimana dia melanjutkan hidupnya jika dia tak bisa mengingat masa lalunya.
"Oh Denise...tolong ingatlah..." ucap Denise seorang diri di kamarnya.
🍨🍨🍨
Sudah tiga minggu berlalu sejak Seo Yongjae bekerja di Café Matcha. Seo Yongjae semakin akrab dengan Denise dan Yein. Mereka juga sering makan malam bersama sehabis pulang kerja.
"Annyeong Denise…Annyeong Yein." Sapa Seo Yongjae siang itu.
"Annyeong haseyo, Oppa.."
"Annyeong Yongjae…kau sudah datang rupanya." Sapa Denise sembari mempersiapkan kue yang disajikan dalam etalase.
"Iyaa.. aku membawakan sarapan untuk kamu dan Yein." Ucap Yongjae sembari menyerahkan dua bungkus sandwich ayam pada Denise.
"Waah…makasih banget. Kamu sudah makan?"
"belum..rencananya aku mau makan bareng sama kalian."
"Oh ya udah kalau begitu…kita makan dulu yuk..aku akan panggil Kang Yein di atas dulu ya.." ucap Denise sembari berlalu meninggalkan Yongjae ke lantai atas.
"Iyaa..ayo kita makan bersama."
Sebelum memulai membuka café siang itu, Denise, Yein dan Yongjae makan sandwich yang dibawakan oleh Yongjae.
"Hmm..ini enak banget.. Yongjae Oppa..gomawoyo…" ucap Yein berterima kasih.
"Sama-sama.. kamu makan yang banyak Yein.." ucap Yongjae sembari tersenyum.
"Yongjae.. ini beneran enak.. maaf sudah merepotkanmu hari ini." Lanjut Denise sembari memakan sandwichnya.
"Tidak masalah Denise. Aku senang membelikan kalian sarapan. Lagian kan aku juga belum makan. Makan bersama itu lebih menyenangkan daripada sarapan sendirian." Balas Yongjae sembari tersenyum.
"Bener juga sih.. aku juga lebih suka makan bersama kalian. Kalau di apartemen, aku pasti seorang diri."
"Seorang diri? Memang kalau boleh tahu keluargamu ada di mana?" ucap Yongjae penasaran.
"Semua di London. Mulai dari kedua kakek dan Nenek, Eomma dan Appa. " balas Anne sembari makan sandwich pagi itu.
"Jadi kau tinggal di Seoul selama ini sendiri?" tanya Yongjae kaget.
"Unnie..apakah tidak punya saudara di Korea?" balas Yein yang juga penasaran.
"Sebenarnya ada. Uri Samchon. Tapi karena sudah lama aku tak bertemu dengannya dan tak enak juga merepotkan beliau. Jadi aku lebih memilih tinggal sendiri." Jawab Denise menjelaskan mengenai dirinya.
"Kalau kamu Yongjae sshi.. apakah kamu juga tinggal dengan keluargamu?" ucap Denise berbalik bertanya.
"Tidak. Aku juga tinggal sendiri. Tapi Eomma dan Appa juga tinggal di Seoul. Hanya saja aku memutuskan untuk tinggal di Apartemen." Balas Yongjae menceritakan kehidupannya.
"Unnie…Oppa…ini minumannya." Kata Yein yang muncul sembari membawa milkshake strawberry yang dibuatnya di dapur sesaat setelah menerima sandwich dari Seo Yongjae.
"Gomawo, Yein.."
"Thanks, Yein..ayo cepat sandwichnya dihabiskan. "
"Nee..Unnie…Oppa..oh ya unnie.. libur senin dan selasa besok unnie mau kemana?"
"Aku masih belum tahu. Aku belum browsing destinasi wisata selanjutnya." Ucap Denise sembari menikmati milkshake strawberry yang dibuat Yein.
"Kau suka jalan-jalan?" tanya Yongjae tiba-tiba.
Denise pun menggangguk pelan.
"Aku suka sekali namanya jalan-jalan. Tapi karena kesibukan di café, aku jadi melewatkan banyak tempat yang ingin aku kunjungi."
"Kau mau ku temani?" ajak Yongjae menawarkan diri.
"Wah..oppa…itu ide bagus. Aku juga ingin menemani unnie jalan-jalan. Namun selalu tak tepat dengan jadwal kuliahku."
"Kau yakin mau menemaniku jalan-jalan. Apakah kau tidak ada schedule senin besok?"
"aku kebetulan kosong jadwalnya. Kau ingin pergi kemana besok?" tanya Yongjae penasaran.
"Bentar deh..aku harus browsing dulu…"
"Yongjae…aku tahu kemana tempat yang ingin aku kunjungi."
"Kemana??"
"Namsan Seoul Tower. Tapi pasti ramai banget nanti. Atau sebaiknya aku pergi sendiri saja. Aku tak ingin merepotkanmu." Ucap Denise pelan.
"Tenang saja.. pasti ada cara. Kau siap-siap saja besok..aku akan jemput di depan apartemenmu." Ucap Yongjae bersemangat.
"Baiklah kalau gitu. Yuk kita buka cafénya. Lima menit lagi jam sebelas siang." Ajak Denise yang tak bisa menolak ajakan Yongjae.
"Arraseo."
🍨🍨🍨
Keesokan harinya….
Pagi itu Denise sudah bersiap di apartementnya. Style rambut bergelombang dengan rambut diikat ke belakang membuat rambut cokelat kehitaman Denise terlihat lebih rapi. Baju casual berwarna pink, celana skinny jeans berwarna biru dan tas kecil selempangan di bahu Denise. Tak lupa kacamata hitam untuk mengindari panas. Denise telah siap.
"Denise… kau yakin akan pergi dengan Yongjae?" ucap Matcha sedikit khawatir.
"Memangnya kenapa Matcha?"
"Aku sedikit khawatir.. " ucap Matcha pelan.
"Tenang aja Matcha..aku akan baik-baik saja. Lagian kita ga pergi jauh-jauh kok. Hanya ke Namsan. " ucap Denise sembari mengenakan make up di depan kaca riasnya.
"Drrrt….drrrt…drrrtt…" tiba-tiba smartphone Denise berbunyi.
"Denise..aku sudah sampai di depan apartemenmu." Ucap Yongjae dari balik telepon.
"OK Yongjae.. aku segera turun." Balas Denise sembari menutup teleponnya.
Beberapa menit kemudian, Denise sudah berada di halaman apartemennya. Disana ada sebuah mobil range range berwarna hitam terparkir di halaman.
"Denise.." panggil seseorang dari balik kemudi mobil.
"Yongjae…kau sudah datang."
Denise pun kemudian berjalan memasuki mobil tersebut.
"Yongjae…aku benar-benar hampir tak mengenalimu." Ucap Denise saat duduk di kursi penumpang.
"Bagaimana…pasti para fans tidak akan mengenaliku kan?" balas Yongjae terlihat senang dengan dandanannya saat ini.
Blazer hitam dipadu dengan kaos dan celana panjang senada. Dan yang pasti tak ketinggalan masker dan kacamata berwarna hitam.
"Well…Not bad." Ucap Denise sembari memandang Yongjae dibalik kemudi mobil.
"Kamu juga hari ini tampak cantik." Puji Yongjae spontan.
"Oh….ooo…kay….makasih ya." Ucap Denise terbata. Baru kali ini dia mendapat pujian dari Yongjae, teman yang baru dikenalnya kurang dari sebulan.
"Okay…Yuk berangkat.." ajak Yongjae sembari menyalakan mobilnya.
"Ok.. let's Go!" lanjut Denise membari memakai shift beltnya.
Mobil Seo Yongjae melaju di jalanan Kota Seoul. Senin pagi adalah hari yang sibuk di kota Seoul karena hari itu merupakan permulaan bekerja atau melakukan aktivitas setelah liburan di akhir pekan.
Namun biasanya keramaian itu terjadi pada stasiun atau halte bus. Karena biasanya mereka lebih suka menggunakan transportasi umum seperti KTX atau bus umum. Sehingga jalanan Seoul pagi itu tidak terlalu ramai dibanding akhir pekan.
Tiga puluh menit waktu perjalanan yang ditempuh mencapai Namsan Seoul Tower. Denise dan Yongjae pun memilih jalan kaki dari bawah menuju puncak Namsan karena ingin menikmati hawa sejuk di sekitar Namsan Tower.
Setelah berjalan kurang lebih dua puluh menit, akhirnya mereka sampai di Namsan Tower. Namsan tidak terlalu ramai dan membuat Yongjae sedikit lega karena tidak ada orang yang mengenalinya dengan penyamarannya pagi itu. Yongjae pun menemani Denise berkeliling Namsan.
"Sudah lama sekali rasanya aku tak kesini." Ucap Yongjae saat mencapai puncak Namsan.
"Benarkah? Ku pikir kau akan sering kesini." Balas Denise tersenyum hangat.
"Aku tak punya banyak waktu untuk bisa jalan-jalan karena scheduleku. Dan ku pikir hari ini, aku sangat beruntung karena bisa jalan-jalan setelah sekian lama. Thanks ya Denise kalau bukan karena kamu, aku tak mungkin bisa sampai ke Namsan Tower."
"Sama-sama…aku malah yang mau bilang makasih. Udah mau menemaniku jalan-jalan."
"Oh iyaa… sebenarnya ada satu lagi nih yang harus kita lakukan. Karena jika kita ga melakukannya. Berarti kamu belum ke Namsan Tower." Ucap Yongjae bersemangat.
"Apa itu memangnya?" tanya Denise penasaran.
"Nulis di Gembok Cinta. Yuk ikuti aku." Ucap Yongjae secara spontan menggandeng tangan Denise mengajaknya pergi.
"Tunggu..kamu mau kemana?"
"Beli Gembok Cinta."
"Dag…dig….dug…dag..dig…dug…"
Saat itu jantung Denise berdetak lebih cepat dari biasanya. Denise pun hanya pasrah mengikuti Yongjae. Dan entah mengapa dia seperti dejavu dengan apa yang dilakukan oleh Yongjae.
Seo Yongjae…apakah kita pernah bertemu sebelumnya?
Selang beberapa menit kemudian…
Denise dan Yongjae telah berada di salah satu bangku di Namsan Tower. Dan di kedua tangan mereka telah ada gembok cinta serta spidol untuk menulis.
"Denise.. kamu mau nulis apa?" tanya Yongjae penasaran.
"Rahasia dong." Ucap Denise sembari menutupi sebuah pesan dalam gembok cintanya.
Yongjae pun hanya tersenyum saat Denise berusaha menutupi tulisannya.
"Kamu emang nulis apa?" balas Denise berganti bertanya.
"Aku?? Buat sapa yaaa.." Yongjae pun hanya tersenyum sumringah.
Setelah setelah menulis, keduanya memasang gembok cinta mereka di antara gembok cinta lainnya yang terpasang disana.
Pesan Gembok Cinta Denise:
To: You, My Love♡
Semoga ingatanku cepat pulih dan kita bisa bertemu lagi, saranghae.
I love u♡
Pesan Gembok Cinta Yongjae:
To: My Soulmate♡
Apakah itu kamu? apakah yang ada bersamaku saat ini adalah kamu? Ku harap ingatanku kembali secepatnya.
Please don't leave me again, saranghae.
I love U♡
🍨🍨🍨
Beberapa hari kemudian….
Kim Taehyung sengaja berkunjung ke Apartemen. Sebungkus Es Krim Mint Choco dan spaghetti kesukaan Yongjae dia bawa.
"Waah..Hyung..gomawo…"
"Iya sama-sama. Tadi kebetulan aku di dekat Toko Es Krim favoritmu dan teringat padamu."
"Hyung…memang paling baik. Jjang!" ucap Yongjae bersemangat.
"Oh iya..ada lagi yang ingin aku berikan padamu."
"Apa itu, Hyung..?" tanya Yongjae penasaran.
"Aku sudah menerima dari tim produksi Part Time Worker…ini naskah untuk dramamu bulan depan. Waktumu tinggal beberapa hari lagi di Café Matcha?"
"Seminggu lagi Hyung…tapi mengapa waktu terasa lebih cepat dari yang ku kira."
"Mungkin karena ini pengalaman pertamamu menjadi pegawai paruh waktu."
"tapi hyung…aku merasa aku telah mengenal Denise jauh sebelum kita bertemu di Gyeongbokgung."
"Kau mengingat sesuatu?"
"Entahlah Hyung…Namun beberapa hari yang lalu…aku bermimpi.. aku merasa aku pergi bersama dengan Anne di sebuah taman bunga dan kami bermain bersama."
"Yongjae…yongjae….itu kan hanya mimpi… mungkin itu karena kamu sudah jatuh cinta dengannya. "
"Mungkin juga begitu.. tapi saat aku pertama bertemu dengannya juga seperti ada rasa yang familiar terjadi padaku. Hyung.. aku tak pernah berharap apa-apa. Tapi ini pertama kalinya aku berharap ingatanku pulih kembali."
"Bagaimana kalau kamu memeriksakan ingatanmu ke dokter?" ucap Manajer Kim memberikan ide.
"Ide bagus Hyung…" ucap yongjae bersemangat.
"Baiklah..akan ku telepon dokter Kang untuk janji konsultasi, sudah hampir setahun kita tak menghubunginya." Ucap Manajer Kim sembari mencari no. Kontak dr.Kang.
"Terima kasih Hyung atas bantuannya.." ucap Yongjae tulus.
Yongjae sangat berharap semua teka-teki dalam hidupnya belakangan ini dapat terjawab walau mungkin harus dimulai dari kepingan demi kepingan ingatannya.
🍨🍨🍨