Jam dinding apartemen Denise sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Hari itu adalah hari libur bekerja. Sebenarnya Denise ingin membuat resep baru. Namun matanya masih ingin terpejam, walaupun alarm di smartphonenya telah berbunyi sejak tadi.
"Iya…Iya….sepuluh menit lagi yaa.." gumam Denise sembari menatap smartphone dan mematikan alarmnya.
Rasa kantuk dan malas bangun dari tempat tidur membuat Denise enggan beranjak dari kamarnya. Lelah karena telah seharian bekerja dan tidur kemaleman membuatnya juga tak ingin bangun.
Sepuluh menit telah berlalu, akhirnya Denise beranjak dari tempat tidurnya. Dia akhirnya bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kemudian Denise bergegas ke dapur dan mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat kue menu barunya.
Denise terlihat sangat fokus membuat kue dan nampak tenyum di wajahnya. Denise pun memulai membuat berbagai kue di dapurnya. Dalam lima jam, dia berhasil membuat lima macam jenis kue yang terlihat lezat dan nikmat. Semua kue yang telah jadi dia hidangkan di atas meja makan.
"Ehm..ini lezat sekali.. yummy!" gumam Denise saat mencoba kue yang barusan dia buat.
Denise pun mulai mencatat resep kue-kue yang barusan dia buat, agar tak lupa dan akan dia simpan dalam kumpulan resep kue buatannya. Sudah hampir seratus resep yang sudah dia kumpulkan. Namun Denise tak lelah untuk belajar untuk mempelajari dan menemukan resep kue yang baru.
"waah sepertinya aku bisa menambahkannya dalam daftar kue di Café." Ucap Denise saat menikmati kue buatannya sendiri.
🍨🍨🍨
Seminggu kemudian…
"Maaf Nona…bisakah anda memberi rekomendasi makanan apa untuk saya?" Ucap salah satu pengunjung Café Matcha membuyarkan lamunan Denise.
"Unnie…Unnie…ada yang pesan…" bisik Yein sesaat setelah mengantarkan minuman pengunjung.
"Oh..iyaa..maaf….ada yang saya bisa bantu." Ucap Denise kembali fokus bekerja.
Semenjak Yongjae pergi, rasanya ada sesuatu yang hilang pada Café Matcha. Meskipun Café Matcha tetap ramai karena unggahan pengunjung di Media Sosial yang puas akan makanan dan pelayanan café ini, tak ada lagi rasanya keseruan yang Yongjae ciptakan saat masih bekerja disana.
Biasanya jika Denise dan Yein kelelahan, Yongjae akan menghibur mereka dan memberikan semangat. Kadang tawa candanya yang meskipun agak garing, menjadi penghibur tersendiri oleh kejenuhan menjual makanan maupun minuman di café ini. Dan membuat mereka menjadi semangat kembali melayani pembeli.
Beberapa jam kemudian…
Denise dan Yein belum pulang. Padahal jam dinding café sudah menunjukkan pukul enam sore. Semua peralatan makanan dan membuat kue telah tercuci dengan bersih dan tertata rapi dalam etalase lemari café. Denise mengambil dua es krim gellato matcha untuknya dan Yein. Tak lupa juga dia menghidangkan dua french toast yang telah dia buat setelah jam café selesai. Mereka pun makan malam di café sembari mengobrol santai.
"Unnie….tadi unnie kenapa?" Tanya Yein sembari menikmati french toast hangat buatan Denise.
"Unnie tidak apa-apa. Mungkin kelelahan sedikit."
"Apa unnie kangen Yongjae oppa ya?" ucap Yein pelan.
"Aku? Kangen Yongjae sshi…kayaknya meskipun mungkin iya, dia tak mungkin kembali kesini."
"Unnie...kenapa kau berkata begitu. Apakah unnie menyukainya?"
"Yein..kau tahu…aku dan Yongjae adalah teman. Meskipun kita baru kenal sebulan. Meskipun nanti aku menyukainya, rasanya akan sulit."
"Sulit mengapa, unnie. Kau kan unnie belum mencobanya. Lagian aku pikir kalian berdua akan menjadi pasangan yang serasi."
"Mungkin itu akan sulit terjadi. Coba kau bayangkan… aku hanyalah seorang biasa dan Yongjae adalah superstar. Pasti dia akan memilih aktris ataupun selebritis lain yang dia kenal nanti untuk jadi pasangannya."
"Unnie.. jika kau tidak bekerja di café, mungkin orang lain mengira kau adalah seorang model atau aktris terkenal. Dan unnie adalah sebenarnya role model bagiku. Aku ingin nanti jika aku lulus kuliah, aku bisa membuat bisnisku sendiri. "
"Yein…terima kasih yaa.. karena ucapanmu, aku menjadi terharu. Namun aku masih aku bukan apa-apa. Aku akan berusaha lebih baik lagi supaya café berjalan lancar. Dan suatu saat aku ingin café kita membuka cabang-cabang lainnya."
"Waah ide yang bagus unnie…aku berharap itu akan segera terwujud."
"aku juga.. semoga secepatnya…Yein…aku sebenarnya mau cerita satu hal padamu."
"Apa itu unnie…"
"Sebenarnya aku mengalami amnesia. Sampai sekarang aku tak bisa mengingat peristiwa saat aku kecelakaan di Florence. Saat aku koma selama hampir satu bulan disana, keluargaku sangat khawatir dan tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padaku.
Dan saat aku terbangun dari komaku, mereka langsung membawaku kembali ke London. Ingatanku yang tersisa hanya sebelum aku ke Florence dan dua tahun yang aku lewati di London dan Seoul."
"Unnie…mengapa tak pernah kau menceritakannya sejak awal. Bagaimana dengan kesehatanmu…dan apakah ingatanmu akan kembali?"
"Sebenarnya Mamaku selalu mencemaskanku. Dan aku tidak boleh terlalu lelah. Karena jika terlalu lelah, kesehatanku sedikit terganggu. Namun biasanya aku hanya akan istirahat, jika aku sudah tidak kuat melanjutkan pekerjaanku. Aku sebenarnya juga tak tahu kapan ingatanku akan kembali.."
"Unnie…maafkan aku yang kurang peka. Seharusnya aku tahu hal ini dari awal."
"Tidak apa-apa Yein..aku hanya ingin berbagi mengenai kisahku dan keadaanku padamu. Karena kau sudah ku anggap menjadi adikku sendiri."
"Terima kasih Unnie.. aku akan selalu mendukungmu.. unnie harus tetap semangat. Aku yakin ingatan Unnie akan pulih kembali." Ucap Yein sembari memeluk Denise yang disambut pelukan oleh Denise.
"Terima kasih, ya.."
"Oh ya… Yein…ada satu hal lagi yang ingin aku ceritakan padamu."
"Unnie mau cerita tentang apa?"
"Entah mengapa… ketika aku memandang Yongjae, aku seperti sangat familiar dengan tatapan wajah dan suaranya. Aku merasa mengenal dia, jauh sebelum dia menjadi part timer di café kita."
"Apa itu ada hubungannya dengan ingatan unnie yang hilang?" tanya Yein penasaran.
"Entahlah…aku juga tak tahu.tapi aku merasa kami telah mengenal lama, jauh sebelum Yongjae pertama kali magang di cafe kita." Ucap Denise pelan.
Ada rasa familiar dalam hatinya saat dia pertama kali bertemu Yongjae. Sepertinya dia telah mengenalnya lama. Walau dia sendiri tak tahu kapan dia pernah bertemu Yongjae.
🍨🍨🍨
Sudah satu bulan semenjak Seo Yongjae kembali menjadi aktor. Kegiatan kesehariannya saat ini diisi dengan script reading drama barunya serta berbagai pemotretan dan syuting beberapa CF. Seo Yongjae kembali menjadi super sibuk oleh schedulenya.
"Sugohaeseumnida…" ucap Seo Yongjae kepada staff yang hadir pada syuting salah satu CFnya.
Jam tangan Yongjae menunjukkan pukul setengah enam sore saat syuting CF salah satu produk elektronik selesai.
"Hyung…ini adalah schedule terakhir hari ini kan?" ucap Yongjae sesaat menaiki mobil van bersama manajernya.
"iya.. memang kamu mau kemana?"
"Nanti…bisa hyung turunkan aku di Café Matcha? Nanti Hyung langsung pulang saja..tidak usah menungguku."
"Kau serius?"
"Iya Hyung…aku tidak apa-apa. Nanti aku pulang sendiri. Hyung pasti lelah setelah menemaniku syuting dua CF hari ini."
"Baiklah kalau itu maumu.."
Mobil Van Seo Yongjae terus melaju di jalanan Seoul dan berhenti di kawasan Hongdae, tempat dimana Café Matcha berada. Kemudian Yongjae turun sembari membawa kue untuk Denise dan Yein.
Sementara Denise dan Yein tampak sibuk membersihkan café karena kue-kue mereka telah habis terjual. Café pun sudah tampak mulai sepi saat Yongjae memasuki pintu masuk café.
"Yongjae?? Kau sedang apa disini?" Denise setengah kaget saat tiba-tiba Yongjae datang mengunjungi cafénya.
Sudah lama rasanya Denise tak bertemu dengan Yongjae. Namun entah mengapa hari ini saat Yongjae datang tiba-tiba, dia tak mampu menyembunyikan dia senang akan kehadiran Yongjae di cafénya.
"Oppa…lama tak bertemu…" sapa Yein senang.
"Hai… Denise…Hai Yein…lama juga ga ketemu..Oh iya…ini aku bawain tiramissu buat kalian..."
"Waah…sepertinya enak…makasih oppa.."
"Yongjae…kau tidak perlu repot-repot." Ucap Denise merasa tidak enak.
"Ah….tidak apa-apa..Denise.. ini buat kalian."
Yongjae, Denise dan Yein kemudian menikmati kue tiramisu yang dibawa Yongjae. Café matcha telah tutup karena waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Yongjae.. bagaimana bisa kau ada disini..bukannya kau harus syuting drama barumu?" tanya Denise keheranan.
"Aku?? Sebenarnya aku pengen ketemu kalian…maaf baru bisa kesini sekarang…ada beberapa schedule yang harus aku selesaikan…syuting drama baruku akan dimulai bulan depan. Saat ini aku syuting beberapa CF dan script reading drama."
"Kau mau makan apa? Kau pasti lapar kan? Biar aku buatkan…" tawar Denise sembari mengambil celemeknya dan bersiap memasak.
"Aah…kalian tak usah repot…"
"Krucuuuuk…..krucuuk…" suara perut Yongjae pun berbunyi spontan.
Sebenarnya dia belum sempat makan siang hingga jam lima sore belum ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Sepanjang hari ini dia sibuk syuting dan tak sempat makan.
"Tuh kan…kau pasti lapar.. aku buatkan spaghetti ya?" Goda Denise sembari tersenyum.
"Baiklah..kalau tidak merepotkan…aku tak akan menolaknya." Ucap Yongjae terlihat senang.
"tenang aja kok.. nggak repot sama sekali. " ucap Denise yang segera bangkit dari tempat duduknya dan mulai memasak untuk Yongjae.
"Terima kasih Denise.."
"Iya.. sama-sama."
"Oppa…aku buatkan milkshake strawberry yaa..?" ucap Yein yang ikut membantu membuatkan sesuatu untuk Yongjae.
"Terima kasih Yein.."
"Sama-sama Oppa."
Denise pun memulai memasak spaghetti buat Yongjae. Dia juga akan membuat makan malam untuknya dan Yein. Kurang lebih lima belas menit, makanan telah siap dihidangkan di meja. Mereka pun menikmati spaghetti dan milkshake untuk menu makan malam.
"Selamat makan…"
"Selamat makan…"
Yongjae pun mulai menikmati makan malamnya bersama Denise dan Yein.
"Mmmm..ini enak sekali…gomawo Denise…Yein.."
"Sama-sama…sudah lama rasanya ya kita tidak makan malam bersama.." ucap Denise sembari menikmati makanannya.
"Iya Unnie…Yongjae Oppa sangat sibuk untuk makan malam bersama kita." Balas Yein pelan.
"Mianhe…maaf aku baru bisa kesini..aku sebenarnya kangen kalian."
"Honestly nggak ada kamu disini..rasanya ada yang kurang." Balas Denise pelan.
"Beneran??? Kau pasti merindukanku kan?" tanya Yongjae setengah bercanda.
"Well…Maybe.." balas Denise pelan.
Yongjae yang mendengar jawaban spontan dari Denise mendadak diam.
"Denise.. I miss You so much. Should I say that right now?.."gumam Yongjae dalam hati.
"Oppa… Yongjae oppa??" tanya Yein membuyarkan lamunan sesaat Yongjae.
"Oh iya…apa…" ucap Yongjae sedikit kaget.
"Oppa..kau sedang memikirkan apa?"
"Aah…tidak…mungkin aku hanya kelelahan mungkin."
Sore itu mereka bertiga mengobrol mengenai berbagai hal dan tak terasa waktu menunjukkan pukul delapan malam. Waktunya mereka pulang.
"Unnie…Oppa…aku pulang dulu yaa.."
"Iya..hati-hati ya.."
"Take care Yein…"
Sesaat setelah Yein pergi, Denise pun bersiap-siap untuk pulang.
"Denise…boleh ga aku antar pulang." Tanya Yongjae tiba-tiba.
"Kamu yakin gak papa?"
"Iyaa..aku ingin mengantarkanmu pulang….tapi kita pulangnya naik transportasi umum yaa.. maaf aku tak membawa mobil hari ini."
"It's Okay Yongjae..."
"Bagaimana kalau kita naik bus?" tanya Yongjae menawarkan.
"Kamu yakin gak apa-apa, nanti kalau ada fans yang mengenalimu bagaimana?"
"Gak papa… aku sudah membawa masker dan kacamata."
"Baiklah…let's go.."
Malam itu Yongjae naik bus bersama Denise. Mereka pun duduk bersebelahan di bangku paling belakang. Dan ini adalah pertama kalinya dia naik bus bersama seseorang. Jalanan Seoul malam hari yang biasanya dia lihat dari mobil Van yang selalu mengantarkannya pergi syuting. Kini dia bisa lihat bersama Denise dengan menggunakan bus.
"Denise.. kau tahu…ini pengalaman pertamaku naik Bus."
"Sungguhan??"
"Iyaa..ternyata seru yaa naik bus.." ucap Yongjae sembari tersenyum.
"Seru banget.. dan yang paling indah itu bisa lihat pemandangan lampu-lampu jalan dan jalanan Seoul…"
"Kau sering naik bus?"
"Aku selalu menggunakan bus atau KTX untuk bekerja. Selain karena lebih praktis.. aku juga bisa melihat kota Seoul lebih dekat."
"Kapan-kapan temani aku keliling Seoul dengan bus yaa…"
"Siap… pasti aku temenin."
"Thanks ya Denise…"
Karena keasyikan mengobrol, tak terasa Bus telah melaju mendekati halte bus dekat apartemen Denise. Mereka pun turun dan mulai berjalan menuju apartemen Denise. Hingga mereka telah sampai di depan Apartemen Denise.
"Yongjae..makasih sudah mengantarkanku pulang dan makasih udah datang hari ini.."
"Iya..sama-sama Denise..aku senang sudah bisa mengantarkanmu pulang…dan lebih tepatnya aku senang bertemu kembali.. I miss You So Much, Denise."
Tiba-tiba Yongjae memeluk Denise dan Denise pun membalas pelukan Yongjae dengan hangat.
Denise pun sedikit kaget mendengarkan perkataan Yongjae. Namun dia kemudian tersenyum.
"I Miss You Too, Yongjae.."
"Aku pulang dulu yaa.." pamit Yongjae sembari melambaikan tangannya pada Denise.
"Take care yaah.. see you soon.."
"Bye Denise…see you soon."
Malam itu saat Denise memasuki apartementnya dia mulai tersenyum mengingat kejadian yang barusan dia alami. Dia sangat merindukan Yongjae dan akhirnya dia bertemu dengannya setelah sekian lama. Yongjae yang datang dan mengisi hatinya. "Apakah benar aku mulai jatuh cinta padanya?" gumam Denise dalam hati.
🍨🍨🍨