Chereads / Matcha Shop, I'm in Love / Chapter 14 - 13. Rival

Chapter 14 - 13. Rival

Smartphone Denise masih setia berada di meja belajar di dekat tempat tidur Denise sejak semalaman. Ada rasa enggan yang membuat Denise tak ingin membuka portal situs pencarian pagi itu. Berbagai artikel mengenai hubungan asmara Seo Yongjae dan seorang aktris terkenal bernama Han Areum selalu menjadi sepuluh pencarian pertama di berbagai portal dan media elektronik lainnya terkenal di Korea.

Beberapa wartawan mencoba menghubunginya untuk mengorek informasi mengenai Yongjae dan Han Areum. Entahlah, bagaimana wartawan-wartawan itu tau nomernya padahal informasi mengenai Yongjae pernah menjadi part time untuk mendalami karakternya di sebuah drama hanya sebatas informasi dia pernah bekerja part time, itu saja. Untuk saat ini, Denise akan berusaha tak menjawab telepon atau membalas pesan untuknya.

Pemberitaan yang bertubi-tubi mengenai kedekatan Yongjae dengan artis papan atas yang lagi naik daun membuat berbagai pengiklan mengantre untuk mengontrak mereka berdua menjadi bintang iklannya. Di sepanjang kawasan Seoul serta beberapa kota lainnya di Korea telah dipenuhi wajah berparas tampan dan cantik Seo Yongjae dan Han Areum dan membuat Denise semakin sedih saat Yongjae semakin jarang menghubunginya karena kesibukannya syuting untuk suatu film.

Ya, meskipun sebenarnya dia tahu ada hal yang tak dapat dia ubah karena sudah menjadi rutinitas dan tuntutan kerja artisnya masing-masing, tapi jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam dia ingin merasakan namanya jatuh cinta yang sebenarnya seperti pasangan lain yang dapat meluangkan waktu bersama.

Namun dia harus menjalani hidupnya dengan penuh semangat. Pikirannya sedikit terhalau oleh kesibukannya menjadi pemilik Cafe. Ada banyak hal yang harus dia lakukan dan itu membuatnya melupakan sejenak mengenai semua pemberitaan yang ada. Denise dapat membuat beberapa kue andalan di cafe matcha karena ketekunannya belajar dan cara membuat kue di sebuah akademi memasak dan membuat kue terkenal di Seoul, berkat bersekolah disana juga, dia menemukan teman barunya dan melupakan semua kesedihannya.

Seperti biasa cafe Matcha tutup setelah pukul empat sore. Namun lima menit sebelum tutup, tampak sebuah mobil selebritis terparkir di depan cafe milik Denise. Nampak dari kursi penumpang ada seseorang wanita keluar dari dalam mobil menuju cafe matcha dengan pakaian yang stylish dan rambut yang telah di tata di sebuah salon kecantikan serta make up ala masa kini membuat semakin terlihat aura selebriti dari wanita tersebut.

Karena cafe akan segera tutup, pengunjung yang berdatangan tak terlihat kembali, hanya dua hingga tiga meja cafe yang terisi sore itu. Mereka juga terlihat penasaran dengan kedatangan sebuah mobil yang biasa dipakai selebritis datang di cafe itu.

"Unnie sapa yang datang?" tanya Kang Yein setelah kembali dari dapur.

"Sepertinya aku tahu siapa yang akan datang. Dia adalah HanAreum." Balas Denise sembari berbisik.

"Han Areum?? Mau apa dia kemari Unnie?" balas Kang Yein yang kaget mendengar selebritis yang sering digosipkan memiliki hubungan dengan Yongjae mengunjungi Cafe Matcha yang tidak lain dan bukan merupakan cafe milik Denise.

"Yein.. bisa minta tolong kau tinggalkan kami berdua?" pinta Denise sesaat melihat Han Areum telah sampai di depan pintu cafe miliknya.

"Unnie yakin tidak apa-apa jika aku kembali ke dapur?" balas Yein sedikit cemas.

"Tidak apa-apa Yein. Aku yakin, aku dapat mengatasinya."

Setelah mendengar permintaan Denise, Yein pun melanjutkan beberapa barang yang harus dia bereskan di dapur. Dia juga tak ingin mengganggu pembicaraan Denise dan Han Areum. Namun dia juga cemas jika terjadi apa-apa dengan Denise.

"Apa yang harus aku lakukan." Gumam Kang Yein sendirian di dalam dapur.

Banyak hal yang berkecamuk dalam pikirannya, haruskah dia menghubungi Yongjae? tapi jika Denise unnie marah padanya karena melaporkan hal ini pada Yongjae oppa bagaimana..

"Halo Oppa.." ucap Kang Yein setengah berbisik di telepon.

"Halo Yein..tumben kau meneleponku. Ada apa?" jawab Yongjae yang agak heran tak biasanya Yein meneleponnya.

"Oppa..apakah kau sibuk? Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu." Lanjut Yein dengan berbisik lagi.

"Aku sedang dalam perjalanan pulang sehabis syuting. Yein.. kau membuatku penasaran.ada apa sebenarnya?"

"Denise unnie...saat ini di cafe ada Han Areum sshi yang sedang menemui Denise unnie."

"Han Areum??? Mau apa dia kesana. Bagaimana dia tahu cafe Denise."

"Aku juga tak tahu oppa..tapi ku harap oppa segera datang." Ucap Yein terdengar panik.

"Baiklah.. aku akan segera datang.. tolong kau awasi mereka berdua. Aku tak ingin terjadi sesuatu pada Denise." Balas Yongjae yang sedikit khawatir mendengar Han Areum datang menemui Denise.

"Baik oppa.."

🍨🍨🍨

Matcha Cafe, sore itu....

"Selamat Sore Denise sshi.. kamu masih mengingatku?" sapa wanita tersebut sembari membuka kacamata hitam yang dipakainya.

"Oh,, anda Han Areum sshi, apa kabar? bagaimana bisa anda sampai disini dan darimana anda bisa tahu cafe ini" balas Denise berusaha ramah.

"Kabarku baik. itu rahasia Denise sshi." Jawab Han Areum tak ingin menyebutkan darimana dia bisa menemukan cafe milik Demise.

"Kalau boleh tahu ada maksud apa ya kemari dan bagaimana anda bisa tahu cafe saya?" tanya Denise penasaran.

"Siapa yang tak penasaran mendengar kabar jika Yongjae oppa menyukai seseorang. Maka aku datang kesini karena ingin tahu siapa kekasih Yongjae oppa yang sesungguhnya. Kau tahu.. jika Yongjae oppa menyukai seseorang, pasti itu adalah aku. Semua media menyemangati hubungan kami. Mengapa kamu tiba-tiba datang di kehidupan kami? Mengapa kamu menjadi orang ketiga dalam hubunganku dan Yongjae oppa." Tanya Han Areum sembari menahan amarahnya pada Denise.

"oh.. maaf Areum sshi.. sepertinya anda salah orang, saya dan Yongjae sshi hanya berteman. Jadi jika anda cemburu melihat hubungan saya dan Yongjae, anda berada di tempat yang salah." Jawab Denise berusaha untuk tetap tenang.

"Jadi anda dan Yongjae sungguh tak ada hubungan apa-apa? Bagaimana saya bisa percaya itu semua. Pasti anda berbohong." Balas Areum tak percaya.

"saya bisa buktikan.. "

"Bagaimana anda bisa membuktikannya? Maukah anda membuktikannya? kalau anda tidak ada hubungan apa-apa dengan Yongjae bisakah saya memesan kue untuk ulang tahun saja minggu depan? Yongjae juga saya undang. "balas Han Areum menantang Denise penuh semangat.

"Baiklah kalau itu mau mu..saya akan menerimanya."

"Okay.. Denise sshi saya tunggu pesanan kuenya minggu depan. Ada kejutan pesta ulang tahun disana. Oh iya, satu lagi.. kau tahu kan membangun karier di dunia entertainment itu bukan hal yang gampang, jika kamu tidak bisa melindungi Yongjae. dia dengan bersamamu membuatnya terluka, sebaiknya kamu mundur dari sekarang, dia tak pantas buatmu. Selamat siang." Han Areum pun kemudian meninggalkan Cafe Denise dan mulai memasuki mobiil carnival van warna hitam dan meninggalkan Cafe tersebut.

Denise yang mendengar kata-kata terakhir yang dilontarkan Han Areum padanya, membuatnya pucat lemas. Entah mengapa ada kepingan demi kepingan ingatan yang muncul tiba-tiba di benaknya mengenai sebuah kecelakaan. Namun untuk detail di dalamnya belum terlihat jelas.

"Unnie.. unnie.. kau tidak apa-apa kan?" panggil Kang Yein yang segera berlari menuju Denise.

"Mau apa dia kesini unnie..ada apa unnie.. unnie tak papa kan?" tanya Yein yang mencoba berbicara kepada Denise yang masih terlihat shock dengan Han Areum yang tiba-tiba datang ke Cafenya.

"Aku tidak apa-apa. Kamu tenang saja. Lagian dia kesini nggak mengajak berantem kok. Dia hanya membeli kue."

"Hah????? Beli kue?? Unnie pasti salah kan? Itu sangat tidak masuk akal. Ngapain seorang aktris Han Areum jauh-jauh meluangkan waktunya kesini hanya untuk membeli kue. Pasti ada sesuatu lain. Uunie yakin beneran aktris itu hanya ingin beli kue?" tanya Yein memastikan.

"Iya hanya ingin memesan kue. Tapi sekarang aku sedikit menyesal. Mengapa aku terima pesanan untuknya. Bagaimana jika nanti aku bertemu dengan seseorang disana." Ucap Denise yang spontan mengalir di mulutnya,

"memangnya dia minta diantarkan dimana?" tanya Yein penasaran.

"Katanya ada pesta ulang tahun di rumahnya." Balas Denise mengingat yang dikatakan Han Areum

Unnie.. unnie tenang saja..jika dia berbuat macam-macam, ada aku dan Yongjae oppa yang selalu ada di sisi Unnie. Jadi unnie harus kuat ya..."

"Yein.. terima kasih ya. Kata-katamu barusan membuatku merasa lebih kuat dari sebelumnya. Dia hanya memesan kue kan. Ngapain aku menghawatirkannya."

"Naah gitu dong..unnie pasti bisa mengalahkannya. Beberapa waktu ini. Aku jadi ikutan sedih kalau unnie terlihat murung. Tapi unnie masih terlihat bersemangat meskipun banyak hal yang telah terjadi hari ini."

Tak lama kemudian datangnya seorang yang tak tampak asing bagi Denise dan Yein.

"Denise, kamu nggak papa kan?" tanya Yongjae terlihat cemas yang datang dan langsung menghampiri Denise.

"Aku nggak papa kok.. bagaimana kamu bisa datang kesini? Bukannya kamu ada schedule?" tanya Denise yang kaget melihat Yongjae ada di cafenya.

"Kebetulan jadwalku hari ini telah selesai. Aku sangat cemas mendengar Han Areum menghampirimu. Apakah dia menyakitimu?" tanya Yongjae yang panik melihat Denise yang wajahnya terlihat pucat.

"No.. dia nggak berbuat apa-apa kok. Dia hanya memesan kue." Sanggah Denise menutupi perbuatan yang dilakukan Areum padanya.

"Unnie yakin..unnie mending minum air putih dulu." Ucap Kang Yein yang menyerahkan segelas air putih pada Denise.

"Han Areum benar hanya memesan kue? Maafkan aku Denise. Karena aku, membuatmu menjadi kesusahan." Ucap Yongjae pelan sembari menatap kekasihnya yang terduduk lemas.

"Iya, dia hanya memesan kue. Aku nggak papa kok. Beneran. Kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja." Balas Denise yang kini berusaha menenangkan Yongjae yang merasa bersalah melihat Denise.

"Sebaiknya aku antar kamu pulang ya, biar kamu bisa istirahat." Saran Yongjae dan berusaha mengajak Denise untuk pulang.

"Iya Unnie.. bener kata Yongjae oppa. Untuk cafe biar aku tangani. Lagian kan tinggal beres-beres saja." Tambah Kang Yein membujuk Denise untuk beristiahat di rumah.

"Baiklah.. aku turuti kalian. Yein aku pamit pulang dulu."

"Unnie hati-hati ya.. Oppa, jangan ngebut lho."

"Iya.. kamu tenang saja. Jangan khawatir, Denise akan aku antar sampai rumah dengan selamat." Balas Yongjae sembari menggenggam tangan Denise dan membawanya ke luar cafe.

Akhirnya Denise pulang diantar oleh Yongjae.

"Yongjae..apakah kita salah karena berpacaran?" tanya Denise tiba-tiba saat mobil Yongjae melaju meninggalkan Cafe.

"Kenapa kamu tiba-tba bertanya seperti itu. Kita nggak salah kok Denise. Siapa bilang hubungan ini salah kasih tahu aku.. " Tanya Yongjae sedikit kesal. Dia tak ingin Denise dituduh macam-macam oleh orang lain.

"nggak. Aku hanya bertanya. Semua berita di luar sana, memuji kamu sangat serasi dengan artis papan atas itu." Ucap Denise pelan.

"Aku tak tahu apa yang sekarang ada di pikiranmu. Tapi aku harap kamu tahu, cewek yang aku sayang itu kamu, bukan orang lain. Aku juga tak ingin kamu terluka oleh semua pemberitaan di luar sana, aku harap kamu percaya aku, Denise, Aku sayang kamu." Ucap Yongjae tulus sembari menggenggam tangan Denise.

"Terima kasih Yongjae, aku percaya kamu..Aku juga sayang kamu." Balas Denise sedikit tenang.

Namun tiba-tiba entah kenapa kepala Denise sedikit pusing. Ada beberapa gambaran seperti puzzle yang terlintas di benaknya. Ada gambaran dimana dia menaiki mobil bersama Yongjae di suatu tempat namun sepertinya bukan di Korea.

"Denise kamu kenapa? Kita ke rumah sakit ya..." ucap Yongjae yang panik melihat Denise merasa kesakitan sembari memegang kepalanya.

"Aku gak papa kok Yongjae. kita tak usah ke rumah sakit. Lagian ini udah dekat dengan apartementku. nanti aku bisa istirahat di rumah" balas Denise yang menolak untuk pergi ke rumah sakit.

"Beneran gak papa..baiklah aku akan ikuti kemauanmu. Tapi jika ada apa-apa segera hubungi aku yaa.." sahut Yongjae sembari menurunkan Denise tepat di depan gedung apartement Denise.

"Iyaa.. kamu tenang aja. Aku pulang dulu yaa.. kamu hati-hati nyetirnya."

"Iyaa.makasih Denise. Beneran lho.. nanti hubungi aku kalau ada apa-apa."

"Iya-iya..."

Mobil Yongjae pun meninggalkan halaman gedung apatement Denise lima menit yang lalu. Denise pun berjalan menuju ke apartementnya sembari menahan pusing. Setibanya di rumah Denise pun langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat dan menenangkan pikirannya. Pikirannya tertuju pada beberapa ingatan yang masih terlihat kabur dan melintas dalam pikirannya tadi sore.

"Apakah hilang ingatanku berkaitan pada sebuah kecelakaan? Dan mengapa ingatanku yang kedua berisi aku dan Yongjae, tapi dimana itu sebenarnya?" ucap Denise pelan.

🍨🍨🍨