Dua tahun yang lalu...
"drrrt..drrrrrrrrrrrttttttttt..." suara mesin pembuat gellato itu berbunyi pertanda es krim tersebut telah selesai dibuat.
Dan dalam mesin tersebut terdapat matcha yang sedang diolah menjadi es krim gellato. Ya, hari ini adalah hari pertama bagi Denise Lee untuk membuka Café Matcha. Padahal baru sebulan di Seoul setelah dia kembali dari London dan Florence, Italia.
Dua tahun dia bersekolah passtry dan gellato di Florence serta setahun saat dia pulang ke London. Berkat kecintaannya terhadap Matcha, dia kemudian mengembangkan ide untuk membuat sebuah café dimana isinya serba matcha. Dan pilihannya jatuh di Kota Seoul. Sebuah Kota yang jauh dari London. Dia padahal berkunjung ke Korea hanya dua tahun sekali yaitu saat menemui Kakek Neneknya yang berada di Incheon.
Denise Lee, merupakan seorang cewek blasteran Inggris-Korea yang lebih banyak menghabiskan waktu kecilnya di London. Denise Lee merupakan lulusan salah satu sekolah bakery ternama dan mengambil kuliah di jurusan bisnis di salah satu Universitas ternama di London. Dia juga mengambil sekolah Passtry dan Gellato di Florence, Italia selama dua tahun.
Denise dan kedua orang tuanya telah menetap di London sejak dia SMP. Dia merupakan anak tunggal. Kedua orang tua Denise merupakan Diplomat Korea untuk Inggris. Sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di kantornya daripada di rumah. Tak jarang Denise merasa kesepian. Karena harus tinggal sendiri di rumah.
Denise pun juga awalnya susah menyesuaikan diri di London karena kesulitan bahasa, namun karena dia rajin belajar dan tak mau menyerah, kemampuan berbahasa inggrisnya pun meningkat pesat. Dan dia sudah tak sabar untuk membuka café yang sudah lama diimpikan sejak Denise terbangun dari koma itu setahun lalu.
"Okay.. ini adalah permulaan bagiku. Aku harus bekerja keras untuk membangun cafeku. Fighting Denise.. kamu pasti bisa!" Ucap Denise bersemangat.
Denise pun mulai beres-beres karena dua jam lagi cafenya resmi dibuka. Kemudian dia pun kemudian segera mengerjakan satu persatu list yang telah dia tulis pada notesnya. Mulai dari membersihkan café, memasak beberapa makanan, dan untungnya untuk kue dan cake telah ia selesaikan kemarin.
Dan terakhir dia mulai memeriksa kembali seluruh persiapan, Dia tak ingin terlambat membuka café di hari pertamanya hanya karena tak cukup waktu atau belum selesainya pekerjaan yang harus dia lakukan.
Satu jam kemudian…
Berbagai olahan matcha telah berhasil dibuat oleh Denise. Mulai dari Gellato, waffle, pudding, cake, cookies, pie, tart, dan juga milkshake. Tak lupa, mesin kopi dan jus telah siap melayani pembeli. Tak hanya olahan matcha, Denise juga akan menjadi barista yang melayani pembelian kopi dan teh.
Selain belajar mengenai cake dan passtry, denise juga belajar mengenai kopi di Florence. Dia mengikuti kelas barista sembari belajar membuat cake. Semua telah siap disajikan. Tak sia-sia dia mempersiapkan beberapa bahan sejak dua hari yang lalu. Denise pun kemudian menata makanan tersebut pada etalase yang dia sudah siapkan seminggu lalu.
Etalase itu cukup luas karena akan digunakan untuk menyimpan banyak makanan yang disajikan di Café Matcha. Café ini sendiri dibuka mulai pukul sebelas siang dan tutup pada jam enam sore. Hari libur Café pun bukan weekend melainkan hari senin dan selasa. Karena pada saat weekend, banyak warga Seoul libur kerja akan keluar rumah untuk makan atau sekedar jalan-jalan.
Untuk desain interior café, Denise memilih konsep hommie. Beberapa meja bundar dengan dua kursi, kemudian juga ada meja berbentuk segiempat dengan empat kursi dan ada pot kecil berisi tanaman hias yang lucu di setiap meja. Masing-masing sekitar tiga hingga empat set yang Denise letakkan dalam cafénya.
Untuk dinding dalam café, ia cat dengan berwarna hijau muda pastel dengan doodle gambar makanan dan minuman yang akan disajikan di café tersebut. Dengan background dinding yang menarik, membuat café ini sangat cocok untuk berselfie dan cozy.
Segala persiapan telah selesai, tepat pukul sebelas siang Café Matcha resmi dibuka. Berbagai aneka hidangan kue dan gellato telah tersusun rapi di etalase. Menu makanan dan minuman telah dipajang rapi di dinding café. Pengunjung pertama hari ini adalah seorang wanita berusia dua puluh tahunan, nampaknya wanita ini sedang istirahat jam makan siang.
Tampak sangat lelah di raut wajahnya. Pengunjung ini tampak bingung memilih makanan apa dia akan beli. Sesaat kemudian, Denise pun merekomendasikan cheese cake matcha dan milkshake matcha untuk memenangkan hati wanita tersebut. Setelah menerima makanan yang dipesan, wanita tersebut duduk di salah satu sudut café, perlahan dia menikmati makanan yang dipesan.
Nampak kegembiraan muncul di raut wajahnya. Denise pun tersenyum karena dia dapat membantu sedikit beban yang dipikirkan oleh wanita tersebut dengan makanan yang dia buat.
Selang beberapa lama beberapa pembeli datang dan memilih menu yang mereka inginkan. Tiba saat seorang pelanggan datang yaitu seorang ibu paruh baya yang terlihat sedih saat ingin memilih kue. Ternyata hari ini adalah merupakan hari ulang tahun Puterinya. Ia tak yakin anaknya akan senang menerima kue ulang tahunnya karena dia selalu sibuk bekerja dan tak dapat meluangkan waktu bersama anaknya.
Karena itu ibu tersebut terlihat sedih. Denise pun segera memberikan rekomendasi tart matcha dan cokelat matcha untuk ibu tersebut. Denise berharap anaknya dapat tersenyum kembali menerima pemberian hadiah ibunya.
"Semoga hari anda menyenangkan, selamat ulang tahun untuk puteri Anda" ucap Denise tersenyum ramah.
"Iya terima kasih, Nak. Saya tidak menyangka anda bisa tahu apa yang saya pikirkan." Ucap Ibu tersenyum terlihat sedikit kaget.
"Saya hanya membantu, Bu.." ucap Denise sambil menyerahkan bungkusan berisi kue ulang tahun dan cokelat.
Ratusan bahkan ribuan video dan gambar mengenai café Matcha telah diupload di social media oleh pengunjung yang datang. Dan membuatnya menjadi salah satu trending topik yang mulai dibicarakan oleh warganet. Dan membuat pengunjung mulai berdatangan di café tersebut.
Penjualan paling laris hari itu jatuh pada Gellato Matcha. Lebih dari dua ratus pieces telah terjual. Dengan perpaduan waffle cone dan ice cream matcha dan cokelat di dalamnya, banyak pembeli memuji enaknya gellato ini. Untuk makanannya Cheesecake Matcha menduduki peringkat pertama dalam makanan yang paling laris.
Dalam hitungan jam, sebanyak seratus lima puluh porsi cheesecake telah berhasil dijual. Sedangkan cookies matcha meraih hasil yang fantastis, lima ratus porsi matcha telah terjual dengan hanya lima jam sejak Café tersebut resmi dibuka.
Beberapa jam kemudian…
Tepat pukul enam sore Café tersebut tutup. Denise pun telah membereskan peralatan makan yang ada di meja-meja pengunjung café. Walaupun ia sempat kewalahan karena pengunjung cafe yang berdatangan hampir bersamaan dan melayani pengunjung seorang diri, namun Denise merasa senang karena hari ini dia berhasil menjual banyak kue.
Setelah menutup dan mengunci cafénya dia akan mampir ke swalayan dekat rumahnya. Banyak bahan makanan yang ingin dia beli. Setelah seminggu dia fokus mempersiapkan café seorang diri, dia ingin merayakan hari pertamanya bekerja di café dengan membuat makan malam yang enak. Sampai di Apartemen, dia segera meletakkan tas kecil yang dia bawa saat bekerja dan menuju dapur untuk memasak makan malamnya.
"Ok..Mari memasak! Aku juga sudah lapar. Enaknya makan malam apa ya hari ini." Ucap Denise sembari melihat bahan makanan yang ada di lemari es miliknya.
Denise telah berada di dapur Apartementnya. Semua bahan makanan sudah siap untuk dimasak. Ya, kali ini dia akan memasak hamburger buatannya sendiri. Roti pun juga sudah dia beli dari swalayan. Denise pun mulai membuat adonan patty dengan daging giling, bawang bombay, garam, serta lada hitam. Tak lupa dia menambahkan telur untuk merekatkan adonan.
Dia pun mulai membentuk adonan menjadi bulat dan agak menipis. Supaya nanti juga dimasak, daging akan menjadi matang sempurna. Setelah menata lapisan burger dengan tomat, selada, keju, patty dan bun serta sauce burger yang dia buat sendiri, akhirnya cheeseburger Denise siap dimakan..
Selain burger, Denise juga memasak pasta serta milkshake matcha untuk menu makan malamnya. Malam itu Denise tak ingin merayakan hari pertamanya bekerja dengan makan di restoran. Karena dia mulai merasakan kesepian karena tak ada sahabat ataupun kekasih yang merayakan bersamanya.
Kedua sahabat Denise yaitu Cheline dan Yumi terpisah jauh darinya. Mereka bersahabat semenjak duduk di bangku SMP dan tinggal dan menetap di London sampai sekarang. Cherine menjadi arsitek muda di London sedangkan Yumi merupakan banker muda di salah satu Bank bergengsi di London.
"Ehmm…Yummy! Seandainya ada Yumi dan Cherine disini. Pasti seru banget." Ucap Denise sendirian.
Denise sesaat memandang langit Seoul malam itu. Tampak kerlap-kerlip lampu mobil serta lampu jalan sepanjang Sungai Han. Banyak warga Seoul masih beraktivitas malam itu. Dan bintang-bintang belum menampakkan keindahannyakarena terhalang oleh nyala lampu mobil dan lampu jalan yang terlalu terang.
Denise kemudian melanjutkan makan malamnya. Dia tampak menikmati hidangan yang barusan dia masak. Denise lalu mengambil smartphonenya dan menekan beberapa tombol.
"Hallo…Mom.. " Ucap Denise hangat.
"Hallo Denise…bagaimana kabarmu hari ini." Ucap Mama Denise dari balik telepon.
"Baik Ma…Denise baru pulang dari Café."
"Gimana hari pertamamu di Café?" tanya mamanya dari balik telepon.
"Seru, Ma..walau melelahkan.. kue-kue dan gellato Denise laris semua. Denise senang sekali hari ini." Ucap Denise bersemangat.
"Syukurlah.. Congrats ya Dear… Mama doain cafénya sukses.. " ucap Mamanya senang.
"Thanks Mom…Denise juga ga nyangka banyak yang suka." Ucap Denise senang.
"Iyaa… oh iya..Mama dan Papa rencananya tahun depan baru bisa libur ke Korea." ucap Mama Denise mengabarkan.
"Iya Ma…tidak apa-apa. Denise bisa kok sendirian… " ucap Denise menenangkan Mamanya yang sedikit khawatir karena anaknya tinggal seorang diri di Seoul.
"Denise.. tapi ingat.. kalau kamu capek, langsung istirahat yaa. Jangan terlalu memaksakan diri. Mama tak ingin kamu kenapa-kenapa. " ucap Mamanya yang khawatir akan kesehatan anaknya.
"Iya Ma… Denise tahu…Denise akan hati-hati." ucap Denise yang memahami apa yang dikhawatirkan mamanya.
Sejak kecelakaan dan koma anaknya, sebenarnya Mama Denise berat melepaskan Denise sendirian di Seoul. Namun setelah Denise berhasil membujuknya, akhirnya ia luluh mengijinkan Denise untuk tinggal sendirian di Seoul.
Setelah menutup telepon dengan Mamanya, Denise kembali melanjutkan menyantap makanannya. Tak lama berselang… ada yang menelepon Denise.
"Halo…Denise….gimana…gimana…. Seru nggak bekerja di café?" ucap Cherine yang tak sabar mendengar cerita Denise.
"Iya..iya….melelahkan sih.. tapi aku senang sekali hari ini. Makanan yang aku jual laris semua..baik kue maupun ice cream."ucap Denise merasa senang.
"Waah… pasti seru banget yaa. Aku jadi penasaran bagaimana kamu bekerja di café…" ucap Cherine penasaran.
"Ayo kamu ke Seoul…" goda Denise pada sahabatnya.
"Aku sih sebenarnya mau. Tinggal nunggu cutinya aja.. tahun depan aku pasti kesana." Ucap Cherine agak menyesal.
"Iya…iya…aku pasti tunggu kamu sama Yumi datang ke Seoul." Lanjut Denise semangat.
"Ok… nanti kalau aku kesana, aku mau touring keliling Seoul."
"Iya deh.. kamu mau kemana aja, aku temenin deh."
Denise pun kembali ke dapur setelah percakapan hangat bersama sahabatnya. Hari ini dia akan merapikan dapur dan rumahnya yang sedikit berantakan karena tak sempat dia rapikan saat menjelang pembukaan cafénya. Setelah beberapa jam dia merapikan apartemennya, Denise yang kelelahan kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Ada kepuasan tersendiri pada dirinya. Karena bisa memulai hari pertamanya di Café Matcha dengan baik.
🍨🍨🍨
Dua minggu kemudian..
Café Matcha semakin ramai didatangi pengunjung. Dan Denise pun sekarang mempunyai seorang part time yang membantunya mengurus café. Part time tersebut bernama Kang Yein yang merupakan mahasiswa jurusan perhotelan di salah satu Universitas di Seoul. Usianya dua tahun lebih muda dibandingkan Denise.
"Unnie.. hari ini penjualan café kita semakin meningkat." Ucap Kang Yein bersemangat.
"Wah benarkah.. syukurlah kalau begitu. Terima kasih juga karena kamu telah membantuku mengurus café ini. Jika kamu tak ada, aku tak tahu bagaimana menanganinya karena berbagai permintaan pengunjung yang datang tak kenal lelah." Ucap Denise tulus berterima kasih.
"Iya. Sama-sama Unnie.. terima kasih juga telah menerimaku disini." Ucap Kang Yein tulus.
"Ngomong-ngomong…gimana dengan kuliahmu..apakah tidak terganggu dengan part time disini?"
"Tenang saja unnie.. aku mengambil jadwal kuliah pagi untuk semester ini. Sehingga semua aman."
"Syukurlah kalau begitu. Aku tak ingin jika dengan bekerja denganku, ada kuliah yang terlewatkan."
"Unnie tak usah cemas, Kang Yein siap membantu kapanpun diperlukan." Ucap Yein bersemangat.
Permintaan kue yang berdatangan membuat Denise sedikit kewalahan dalam membuatnya. Namun semenjak adanya Yein di Cafénya, pekerjaan Denise sedikit lebih ringan. Dia sangat membantu Denise mulai dari membantu pelayanan penjualan kue dan minuman, membersihkan ruangan dan membantu di kasir. Denise juga merasa senang karena selain ada yang membantunya di café, dia juga menjadi punya teman mengobrol.
🍨🍨🍨