Semakin dekat ke altar perasaan bahagia makin membuncah di dada Li Ji An. Dia hampir tidak bisa menahan kebahagiannya begitu langkahnya sampai ke atas altar dan berdiri di depan mempelai pria.
Mempelai pria adalah cinta pertamanya.
Satu-satunya pria yang berhasil mencuri hatinya sejak awal.
Tidak ada yang lebih membahagiakan dalam hidupnya. Akhirnya Ji An bisa bersatu dengan pria yang di cintai nya, Ye Mu Fan.
Prosesi peneguhan pernikahan segera dimulai saat kedua mempelai telah sampai di altar.
Setelah beberapa runtutan kata dari pendeta. Giliran sang mempelai pria untuk mengucapkan janji setia.
"Di hadapan Tuhan, hamba-Nya dan jemaat yang kudus, saya –"
Tunggu!
Li Ji An mendongak untuk menatap pria di hadapannya. Ji An tidak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas melalui veil pengantin yang menutupi wajahnya. Tapi suara pria di depannya jelas bukan suara Mu Fan, calon suaminya.
Lalu tibalah giliran Li Ji An untuk mengucapkan janji suci pernikahannya. Lebih aneh lagi saat Ji An seharusnya menyebutkan nama Mu Fan, dia malah menyebutkan nama pria lain.
Ji An, tidak yakin nama siapa yang baru saja keluar dari mulutnya.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Mengapa dia menyebutkan nama pria lain saat mengucapkan janji suci pernikahan?
Lalu setelah keduanya menyatakan setuju untuk menerima satu sama lain. Cincin pernikahan segera di keluarkan. Itu memang cincin pernikahan Li Ji An yang sudah di siapkan sebelumnya. Tapi wanita itu bisa merasakan dengan betul kalau tangan dingin yang memasangkan cincin ditangannya sama sekali bukan Mu Fan.
Setelah doa berkat dipanjatkan, veil pengantin yang menghalangi wajah Ji An akhirnya di buka oleh sang mempelai pria.
Ada wajah asing di depan Ji An. Siapa gerangan pria itu?
Mengapa ada pria lain yang mengucapkan janji suci pernikahan dengannya?
Di mana Mu Fan?
Li Ji An bahkan tidak bisa mencari sosok Mu Fan dengan matanya. Tubuhnya seolah bukan miliknya. Ji An tidak bisa menggerakkan sedikitpun tubuhnya.
Bibirnya hanya bisa tersenyum meskipun perasaan aneh menggelembung dalam dadanya.
Ji An tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia takut setengah mati tapi tetap tidak bisa melakukan apa-apa.
"Mu Fan?"
Berulang kali meneriakkan Mu Fan namun bibirnya tetap terkatup. Tidak ada suara yang keluar dari mulut Ji An.
Pria asing di depan Ji An berdiri makin mendekat. Makin dekat untuk memberikan sebuah kecupan pada Ji An.
Pria asing itu hampir sampai padanya, sebelum akhirnya mulut Ji An bisa terbuka.
"MU FAN !" teriakan akhirnya lolos dari bibir Ji An.
"Ada apa Ji An?"
"Mu Fan!" Ji An segera menghambur ke pelukan Mu Fan saat di melihatnya.
"Apa yang terjadi ?"
"Aku bermimpi buruk. Sangat buruk dan aneh!" menenggelamkan wajahnya dalam pelukan Mu Fan.
Sialan. Rupanya semua itu hanya mimpi untuk Ji An. Dia dan Mu Fan baru saja selesai mengambil gambar untuk pernikahan. Mereka dalam perjalanan pulang.
Sebenarnya itu bukan mimpi yang benar-benar buruk. Hanya memang sedikit aneh. Mengapa tiba-tiba Ji An bermimpi tentang menikahi pria selain Mu Fan?
Apalagi Ji An sama sekali tidak tahu siapakah pria itu dan dari mana datangnya.
Adakah arti dari mimpinya itu?
"Apa yang kau mimpikan sebenarnya?" Dia tahu Ji An bukanlah seorang wanita penakut.
Wanita itu tidak percaya pada hantu atau hal semacamnya. Mimpi menyeramkan seperti apa yang mampu membuat Ji An begitu ketakutan?
Ji An tidak berani mengatakan sepatah kata pun tentang mimpinya kepada Mu Fan.
"Tidak apa-apa itu hanya mimpi buruk."
"Apa ini karena kita belum mendapatkan restu dari Nenek Li?"
November 15, 2020