Ye Mufan tidak mungkin melarikan diri di hari pernikahan mereka. Li Ji An tidak akan mempercayai ini semua.
Sesuatu pasti telah terjadi, dia harus menemukan Ye Mufan untuk mendapatkan jawabannya.
Sang mempelai wanita ini berbalik untuk pergi.
"Kakak, ke mana kau akan pergi?" Junxu meraih Li Ji An tepat waktu.
"Aku akan mencari Mufan sendiri. Aku sepertinya tahu di mana dia mungkin berada."
"Dimana dia, kak? Aku akan mengantarkanmu ke sana?"
"Tidak, aku bisa pergi sendiri. Aku akan ke rumah baru kami, kamu bisa pergi mencari Mufan ke apartemennnya. Siapa tahu firasatku salah. Jika kita berpencar, salah satu dari kita bisa menemukannya lebih cepat. Aku akan menghubungimu setelah sampai di
Li Junxu lebih mengkhawatirnya kakaknya tentu saja. Tetapi dia tidak bisa melawan keinginan kakaknya. Nyonya Li bahkan tidak bisa menahan Li Ji An.
Jadi wanita itu meninggalkan acara pemberkatan dengan gaun pengantinnya.
Perikahan itu benar-benar kacau sekarang.
...
Li Ji An melompat turun dari mobilnya setelah memasuki pekarangan rumah baru yang rencannya akan ditinggali oleh dia dan Ye Mufan setelah mereka menikah hari ini.
Rumah megah itu baru selesai dibangun sebulan yang lalu. Di design khusus seperti keinginan Li Ji An dan Ye Mufan. Tempat ini adalah tempat impian mereka berdua.
Ye Mufan pernah berjanji kepada Li Ji An bahwa rumah ini akan selalu jadi tempatnya untuk pulang. Dalam keadaan apapun, Mufan pernah meminta Li Ji An untuk menjadikan rumah mereka tempat utama. Jadi Li Ji An memutuskan mencari Ye Mufan di rumah baru mereka.
Gaun pengantin yang masih Li Ji An kenakan benar-benar membuat segalanya sulit. Tentu saja gaun pengantin seberat tiga kilo itu tidak dimaksudkan untuk dipakai berlari.
Perlu usaha untuk LI Ji An bisa mencapai pintu depan.
Mereka tak lagi pakai kunci. Li Ji An hanya perlu menekan pass kode pintu untuk masuk.
Keheningan yang dingin menyambutnya. Rumah itu seharusnya tidak berpenghuni. Rumah itu benar-benar baru. Meski perabotnya sudah tambahkan, lemari -lemari kaca itu belum terisi barang-barang. Li Ji An pikir dia akan menatanya sendiri nanti.
Li Ji An juga belum menempatakan pelayan di dalam rumah. Nyoya Li sudah mencari calon pelayan rumah, mereka baru akan mulai bekerja setelah Li Ji an dan Mufan pindah.
"Mufan, apakah kamu ada di sini?" Li Ji An menyerukan suaranya. Hanya gaungan suaranya yang bergema yang terdengar, tidak ada jawaban.
Mungkin Ye Mufan ada di lantai atas, pikir Li Ji An.
Gaun pengantin Li Ji An menyapu lantai. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menaiki puluhan anak tangga untuk mencapai lantai atas.
"Mufan!" Seruan Li Ji An masih juga belum mendapatkan balasan.
Li Ji An segera sampai ke atas. Perabot di lantai atas sudah lebih lengkap dan terisi bila di banding di lantai bawah.
Ji An memandang sekitar, memilih lorong mana yang akan dia lalui. Lalu akhirnya dia memilih untuk menuju ke kamar tidur utama.
Li Ji An harus menekan pas kode lainnya untuk membuka pintu kamar. Sayangnya pintu itu tidak terbuka pada percobaan pertama.
Apakah Li Ji An salah memasukan pass kode? Tapi tidak ada alarm yang terdengar.
Li Ji An mencoba memasukan pass kode kamar sekali lagi. Tetapi pintu itu tidak juga terbuka.
Apakah pass kodenya sudah di ganti?
Ye Mufan tidak mungkin datang dan mengantinya dengan pass kode lain. Seharusnya pass kode kamar mereka adalah tanggal pertemuan mereka yang pertama kali. Itu 8 April 2012.
Rangkaian pass kode kamar mereka seharusnya 080412.
Kenapa pintunya masih tidak terbuka?
"Mufan, apakah kau ada di dalam?" Li Ji An memperkeras suaranya, berharap Ye Mufan berada di balik pintu dan mendengarkan suaranya.
Ragu-ragu, Li Ji An menekan pass kode kamar untuk kali ke tiga. Alarmnya masih tidak berbunyi. Li Ji An tidak tahu apakah dia telah menekan nomor yang benar atau tidak. Dia hanya mencoba mendorong handle pintu dan syukurlah kali ini pintu itu terbuka.
Ruang kamar utama itu begitu gelap. Tak ada cahaya sama sekali, padahal diluar mentari berkilauan menyambut pertengahan hari.
"Mufan?" Kerguan Li Ji An semakin tertambah karena sekali lagi dia mencoba memanggil Ye Mufan dan tidak ada jawaban dari dalam kamar gelap itu.
Li Ji An mengangkat gaunnya dan melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar utama. Dia meraba dinding dengan sebelah tangannya, sambal berusaha mengingat-ingat dimana letak saklar lampu utama.
Tangan Li Ji An sepertinya berhasil mencapai saklar lampu saat kakinya tersandung sesuatu.
Lampu kamar menyalah tepat saat Li Ji An terjatuh.
Rasa sakitnya tidak terlalu buruk. Li Ji An mungkin harus berterima kasih juga karena gaun pengantinnya yang super tebal itu melindungi lututunya, tapi sayang sikunya tidak bisa selamat.
Li Ji An bisa merasakan nyeri di siku kanannya.
Li Ji An memegangi siku kanannya dan sekarangan ada darah ditangannya. "Ya, Tuhan! Apa separah ini?"
Li Ji An tidak yakin bagian mana dari sikunya yang mengeluarkan darah sebanyak itu. Rasanya lengannya hanya terbentur lantai saja, tetapi mengapa ada begitu banyak darah menetes.
Li Ji An melirik lantai di depannya mencoba mencari tahu apa yang baru saja membuatnya terjatuh. Yang mengejutkannya, pemandangan yang terbentang di depan Li Ji An bukanlah marmer putih atau permadani bulu, tetapi genangan darah.
Genangan darah itu bahkan sampai di sisi dimana Ji An terjatuh. Itu sudah pasti bukan darah Li Ji An.
"Mufan?"
11 Mei 2021