"Mufan!" Panggilan Li Ji-an lebih terdengar seperti bisikan sekarang.
Lupakan rasa sakit di sikunya. Sekarang perasaan takut telah mengambil alih seluruh tubuh Li Ji-an.
Di mana Mufan sekarang? Li Ji-an sungguh membutuhkan kehadiran pria itu.
Li Ji-an berusaha berdiri dengan kedua kakinya. Melewati genangan darah di lantai, mengikuti jejak tetesan darah lainnya Li Ji-an berusaha mencari tahu dari mana darah itu berasal.
Jejak darah di lantai membawa Li Ji-an ke arah walk-in closet. Tempat itu gelap seperti ruang kamar sebelumnya. Namun Li Ji-an tidak perlu menekan saklar apa pun karena begitu dia melakangkahkan kaki untuk masuk lampunya akan secara otomatis menyalah.
Li Ji-an belum berani melangkah masuk menembus kegelapaan itu. Hatinya terasa sakit dengan segala macam pemikiran buruk yang mungkin terjadi. Apakah ini arti dari mimpi buruk itu?
Nyonya Tua Li telah memberinya peringatan bahkan membekalinya dengan jimat pelindung. Ah, gelangnya. Li Ji-an menggenggam erat-erat gelang batu giok pemberian Nyonya Tua Li. Jika hal buruk mungkin terjadi, seharusnya benda ini akan menangkalnya.
Tapi apakah sesuatu yang buruk memang akan terjadi kepadanya?
Atau jangan-jangan sesuatu terjadi kepada Ye Mufan?
Pemikiran tentang Ye Mufan memberikan Li Ji-an keberanian untuk melangkah memasuki walk in closet.
Seketika lampu menyalah dan menerangi seluruh ruangan begitu Li Ji-an masuk.
Pandangan Li Ji-an mengikut jejak darah dan berhenti pada tubuh yang terlenggok di lantai.
Merah darah merebak dibeberapa bagian tubuh itu. Warnanya sangat kontras dengan setelan putih yang dikenakan tubuh itu. Li Ji-an mengenali pakaian pria yang telenggok penuh darah di lantai. Itu seharusnya tuxedo putih yang dipakai Mufan pada acara pernikahan mereka hari ini.
"Mufan?" Li Ji-an menutup mulutnya. Takut jika apa yang keluar dari mulutkan akan menjadi semacam kutuk yang bisa menjadi kenyataan.
Itu tidak mungkin Ye Mufan!
Ye Mufan sedang bersembunyi disuatu tempat yang aman dan bersiap untuk menikah dengannya hari ini. Pria dilantai itu tidak mungkin Ye Mufan. TIDAK!!!
Air mata membasahi wajah Li Ji-an. Riasan wajanya tidak bisa diselamatkan.
Li Ji-an melangkah mendekati tubuh itu untuk memeriksa. Wajah dari tubuh ini tak terlihat karena posisinya menelungkup membelakangi. Li Ji-an berusaha melihat dari dekat.
Pada jari-jari panjang yang berlumuran darah itu ada sebuah cincin yang tersemat. Cincin hitam yang segera Li Ji-an kenali sebagai milik Ye Mufan.
Pria di lantai itu Ye Mufan? Bagaimana bisa ?
Apa yang terjadi kepada Ye Mufan ?
Tangis Li Ji-an menjadi deras, dia hampir ambruk ke sisi tubuh Ye Mufan tetapi sepertinya ada seseorang yang menangkap tubuhnya. Membekap mulutnya agak tak menjerit menyerukan nama Mufan. Menarik Li Ji-an menjauh dari tubuh Ye Mufan.
"Jangan bergerak! Kau seharusnya tidak berakhir sama dengan bajingan itu!" bisik seseorang dibelakang Li Ji-an.
Siapa yang dia sebut bajingan? Mufan?
Bagaimana Mufan bisa jadi seorang bajingan?
Apakah pria ini orang yang membunuh Mufan?
Sebuah benda dingin teracung ke leher Li Ji-an, dia bisa merasakannya. Benda itu dingin dan terasa basah.
Di sisi Li Ji-an ada sebuah cermin besar, Li Ji-an bisa melihat pantulan dirinya di cermin itu dengan ekor matanya. Ada sebuah pisau berlumuran darah diacungkan ke lehernya.
Pisau itu pasti benda yang dipakai untuk melukai Ye Mufan.
"Kau seharusnya tidak datang kemari. Pria itu tidak pantas mendapatkan cinta kasih dari wanita sepertimu. Bajingan itu pantas untuk mati!"
Kata-kata pria itu menegaskan bahwa memang dialah yang membunuh Mufan.
Meski takut Li Ji-an berusaha membuat pergerakan untuk lepas. Li Ji-an berusaha menjauhkan pisau dari lehernya terlebih dahulu. Berkat gerakannya, sekarang posisinya ada di sudut yang tepat untuk melihat melalui cermin.
Li Ji-an bisa melihat wajah pria dibelakangnya. Pandangan mereka bertemu. Mata dingin, rambut hitam legam yang telah di gel dengan rapih dan setelan hitam. Pria dibelakang Li Ji-an tidak tampak seperti seorang pembunuh. Garis wajahnya tegas dan rupawan, dia bahkan bisa menjadi seorang mempelai pria jika Li Ji-an membawanya ke gereja sekarang.
Tetapi pisau ditangannya mengatakan hal lain. Pria ini jelas adalah orang yang membunuh Ye Mufan dan sekarang dia akan membunuh Li Ji-an juga.
"Aku tidak akan membunuhmu." Bisikan itu tampak dapat dipercaya karena Li Ji-an menatap mata pria itu saat dia berjanji.
Apakah Li Ji-an akan mempercayai pria yang telah membunuh Ye Mufan?
Tidak. Li Ji-an tidak akan melepaskan pria ini!
Li Ji-an pikir dia bisa membalik suasana setelah menggigit tangan pria itu, memberikan perlawanan yang dia tahu. Li Ji-an tidak punya pilihan. Dia tidak mungkin dibiarkan hidup setelah melihat pembunuh Ye Mufan.
Pilihannya adalah membunuh atau di bunuh.
Tidak ada jalan keluar lain. Ye Mufan telah wafat dan Li Ji-an tidak akan puas jika dia pergi menyusul Mufan tanpa melakukan pembalasan pada si pembunuh ini.
Tetapi dewa telah menuliskan bagaimana takdirnya harus berjalan.
"Aku sudah bilang bahwa aku tidak akan membunuhmu, tapi kau sepertinya tidak memberiku pilihan lain."
"Aaaaa!"
13 Mei 2021