"Pembunuh ! Kamu harus mati !" Li Ji An memegang pisau yang dipakai si pria itu untuk membunuh Ye Mufan. Li Ji An akan membayarkan kematian Mufan dengan membunuh pria ini.
Si pria yang membunuh Ye Mufan tidak tahu kalau Li Ji An bukanlah wanita dalam jangkauannya. Wanita ini lebih jauh kuat dari perkiraannya.
"Kamu tidak seharusnya membelanya. Dia seorang pembunuh dan dia pantas untuk mati !"
"Tidak ! Ye Mufan bukan seorang pembunuh. Kamu lah pembunuhnya, kamu yang seharusnya mati!" Pisau di tangan Li Ji An separuh jalan menuju jantung pria itu.
Li Ji An mendorong lebih keras. Tinggal sedikit lagi, ujung pisaunya sudah menyentuh setelah pria itu. Li Ji An hanya perlu menekan lebih keras.
Li Ji An mengerahkan semua sisa tenaganya untuk memastikan dia membalaskan dendamnya. Tetapi disaat dia pikir dia telah melakukan yang terbaik, pria itu mengerakkan tangan Li Ji An yang memegang pisau untuk menjauh. Seolah-olah pria itu punya tenaga cadangan.
Li Ji An didorong menjauh dan jatuh dengan keras. Saat mendarat di atas lantai marmer Li Ji An dapat merasakan nyeri teramat sangat pada lengannya. Sepertinya dia menciderai pergelangan tangannya kali ini.
Pria itu bangkit lalu mengambil alih kembali pisaunya dan datang dengan cepat ke arah Li Ji An.
"Aaaa ! " Li Ji An tidak paham bagiamana lagi cara untuk mempertahankan dirinya. Itu teriakan terakhirnya sebelum semuanya menjadi gelap dan Li Ji An terbangun dari tidurnya.
Li Ji An memegangi kepalanya yang sakit karena semua memori gelap itu.
Apa yang barusan itu hanya mimpi?
Li Ji An memutar pergelangan tangannya. Mereka tidak apa-apa. Pergelangan tangannya tidak punya cidera sama sekali padahal Li Ji An ingat kalau dia memecahkan pergelangan tangannya. Benarkah semua itu hanya mimpi?
Li Ji An belum menyadari apa yang hilang dari tangannya. Dia terlalu berfokus pada rasa sakitnya dan melupakan benda keramat yang menghilang dari pergelangan tangannya.
"Kepalamu sakit? Bagaimana dengan perutmu?" suara itu jelas bertanya pada Li Ji An.
Membawa wanita ini kehilangan fokusnya lebih jauh lagi.
Ada seorang pria yang duduk di bangku di sebelah tempat tidurnya. Sejak kapan pria itu ada di sana, siapa dia?
Pria itu membenarkan posisi duduknya agar lebih tegap. Dia terus memandangi Li Ji An, menunggu wanita itu menjawab pertanyaannya.
"Apa sekarang kau tidak ingin bicara denganku?" tanya pria itu lagi.
Li Ji An mencoba menatap pria itu tetapi dia tidak tahan dan berpaling setelah beberapa detik. Entah bagaimana sinar mata pria itu begitu dingin dan mereka mengirimkan sinyal aneh yang membuat Li Ji An merinding rasanya. Tatapan pria itu membuatnya merasa takut.
"Kamu tidak ingin menjawab ku? Kenapa kamu selalu begitu keras kepala?"
"Maaf, tapi siapa kau?" Siapa pria ini sebenarnya?
Kenapa dia terus bertanya pada Li Ji An dengan tatapan yang begitu mengintimidasi?
"Pada kondisi ini kamu masih ingin bermain ?" Pria itu menatap Li Ji An dengan jijik. Seolah-olah dia telah menahan rasa muak-nya untuk beberapa waktu yang cukup lama.
"Maaf tapi saya memang tidak mengerti apa yang sedang anda lakukan di sini."
"Kau mencoba mengusirku ?"
Apa kedengarannya seperti itu ? Ya. Memangnya untuk apa pria asing ini berada di ruang rawat Li Ji An. Dia ingin pria ini segera pergi dari ruangannya.
"Li Si An, aku tidak datang untuk mengasihani mu atau menyalahkan mu karena kau kehilangan bayiku. Aku tahu kondisi saat ini sangat sulit bagimu dan menjadi semakin sulit karena kau tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Tetapi ingatlah, aku masih suamimu."
Suami siapa ?
"Kamu adalah Su Yu ?" Li Ji An menyambungkan cerita yang dia tahu dan menarik kesimpulan yang paling masuk akal.
Pria di depannya pasti Su Yu yang selalu di sebut-sebut oleh Li Junxu dan Paman Jin.
"Kamu ingin berlagak amnesia sekarang ? Si An, berhenti main-main denganku. Aku tahu betul otakmu tidak bermasalah karena kecelakaan itu. Masalah besarnya hanya kamu kehilangan bayi."
Tampang pria ini sangat menjanjikan. Dia seorang tuan muda yang tampan. Li Ji An mungkin akan langsung luluh jika pria itu berusaha merayunya dengan satu atau dua patah kata. Namun temperamenya kelihatan jelas berada jauh di bawah garis ketampanannya.
Melihat bagaimana pria itu bertambah kesal. Dia sudah pasti tuan Su Yu. Pria yang disebut-sebut sebagai suaminya. Memangnya kapan mereka menikah? Bagaimana Li Ji An bisa punya bayi dengan pria ini?
Apa seperti ini hubungan suami istri ? Kenapa pria itu tampak menyeramkan bagi Li Si An.
"Kalau kamu memang suamiku, kamu tidak akan memarahiku. Aku baru saja kehilangan bayiku. Apa kau ingat ?" Li Ji An tiba-tiba merasa emosional dan mulai menangis.
Su Yu tampak menenangkan dirinya. Wanita itu benar, lagi pula Su Yu tidak datang untuk marah-marah. Dia hanya ingin tahu keadaan wanita itu.
16 Mei 2021