"Apa ini karena kita belum mendapat restu dari Nyonya Tua Li?"
"Mu Fan, jika dia tidak memberikan kita restu, nenek tidak akan membiarkan aku bertunangan denganmu."
Nyonya Tua Li adalah Nenek Li Ji An. Ada alasan mengapa Mu Fan tiba-tiba mengangkat hal seperti ini. Nyonya Tua Li itu, Li Li Hua berada di sisi yang bersebrangan dengan Mu Fan.
Nyonya Tua Li memang membiarkan Ji An bertunangan dengan Mu Fan. Tetapi Nyonya Tua Li tidak hadir saat acara pertunangan.
Nyonya Tua Li menggunakan alasan kesehatan fisiknya yang mulai melemah. Padahal sebelumnya dia sanggup membuat keributan mengenai kelayakan Mu Fan sebagai calon suami Li Ji An. Sebelum akhirnya Nyonya Tua Li menyerah pada cucu kesayangannya itu.
"Kalau begitu mari kita mengunjungi nenek Li lagi sebelum hari pernikahan."
Ide Mu Fan tidak salah, tapi tidak terdengar baik bagi Ji An. Sayang sekali Nyonya Tua Li memang tidak begitu menyukai Mu Fan. Tapi setelah mimpi buruk barusan, Ji An jadi memang teringat kembali kepada neneknya itu.
***
Sekembalinya Mu Fan dan Ji An, mereka langsung menemui Nyonya Tua Li yang tinggal terpisah di vila tua di bukit selatan.
"Nenek, Ji An datang untuk menemui Nenek!"
"Xiao An! Oh, sayangku!" Nyonya Tua Li menyambut kedatangan cucunya dengan hangat.
Di belakang Ji An, ada Mu Fan dengan segala benda di tangannya. Sebelumnya Mu Fan dan Ji An telah membuat persiapan sebelum mendatangi Vila. Mereka membeli beraneka ragam suplemen, camilan favorit Nyonya Tua Li dan sebagian lainnya.
"Masuklah dan duduk, nenek sangat senang bisa melihatmu. Baguslah kau datang kemari. Aku baru saja bermimpi buruk tentangmu, nak. Hatiku sangat tidak tenang dan ingin segera melihatmu."
Sungguh suatu kebetulan bahwa Nyonya Tua Li juga bermimpi buruk tentang Li Ji An.
"Itu hanya mimpi buruk nenek. Tidak kah kau lihat kalau aku baik-baik saja ? Aku dan Mu Fan baru saja kembali dari kota Yi Lan."
"Mimpi selalu membawa arti tersendiri. Kau tidak bisa ceroboh dengan mimpimu, sayangku. Aku sudah sering mengatakan ini pada ayah dan ibumu. Jika kalian memimpikan sesuatu kalian harus mengatakannya padaku dan biarkan aku melihat apakah artinya itu."
Nyonya Tua Li memang sedikit kolot mengenai hal ini. Beliau masih mempercayai hal mistis seperti arti dari mimpi, firasat atau isyarat tubuh.
"Lagi pula mengapa kau harus pergi ke Yi Lan? Kota Yi sangat jauh dari sini, mengapa kalian perlu berpergian begitu jauh hanya untuk mengambil sebuah foto ? Ada banyak tempat bagus di Beijing." Tak lupa Nyonya Tua Li memarahi Ji An.
Sindiran itu jelas diarahkan untuk Mu Fan. Meskipun begitu, ide untuk pergi ke Yi Lan adalah milik Ji An. JIka ada seseorang yang harus disalahkan, maka itu adalah Ji An.
Perbincangan Ji An dengan Nyonya Tua Li tidak berjalan begitu alot. Ada Mu Fan yang mengganjal di sana.
Ji An bercerita sedikit tentang persiapan pernikahannya dan sangat berharap Nyonya Tua Li bisa hadir saat acara pernikahannya dengan Mu Fan. Nyonya Tua Li tidak begitu menanggapi dan terus keluar dari alur pembicaraan entah bagaimana caranya.
"Mu Fan membawakan mu beberapa suplemen dan camilan kesukaanmu nenek." Li Ji An memberi tanda pada Mu Fan untuk mengambil kesempatannya.
"Terima kasih, kalian tidak perlu repot dengan hal seperti ini. Ayahmu memberikan aku banyak hal seperti ini terkahir kali dia datang berkunjung." Sayang sekali Nyonya Tua Li tidak begitu yakin jika semua itu sungguh di persiapkan Mu Fan untuknya. Meski begitu dia tetap menerimanya.
"Ji An, nenek ingat nenek punya sesuatu yang baik untukmu." Nyonya Tua Li segera teringat akan benda yang seharusnya dia berikan kepada Ji An setelah mimpi buruk mendatanginya.
Li Ji An melirik pada Mu Fan seperti meminta izin untuk meninggalkannya sebentar. Setelahnya, Ji An pergi mengikuti Nyonya Tua Li ke kamarnya.
Di kamar utama Vila Tua selatan.
Nyonya Tua Li segera membuka brangkas nya dan mengeluarkan sebuah kotak antik dari dalam.
"Xiao An, terimalah jimat pelindung nenek yang berharga ini." Nyonya Tua Li memberikan kotak antik itu kepada Ji An dan mempersilahkan cucunya itu untuk membuka kotak tersebut.
Di dalamnya ada sebuah gelang batu giok yang cantik. Berbeda dengan batu giok yang Li Ji An ketahui, batu giok milik Nyonya Tua Li tampak sangat antik dan sepertinya merupakan jenis batu giok yang langka.
"Nenek, apakah aku sungguh pantas mendapatkan ini?" Li Ji An tidak yakin untuk mengambil gelang batu giok tersebut.
Menilai dari harga dan modelnya, rasanya tidak begitu cocok untuk Li Ji An. Dia masih seorang gadis muda. Gelang batu seperti itu akan lebih cocok jika diberikan untuk ibunya. Ji An tidak yakin bagaimana untuk menolak pemberian Nyonya Tua Li yang satu ini.
"Kau benar-benar harus memiliki ini Xiao An. Gelang ini akan melindungi mu dari nasib buruk yang akan datang."
Nyonya Tua Li telah mengatakan sebelumnya kalau gelang itu adalah jimat pelindungnya. Sekarang dia bahkan mengatakan sesuatu tentang nasib buruk yang akan datang.
Li Ji An cukup tersentuh karena Nyonya Tua Li begitu perhatian dengannya. Dia yakin ide ini datang selaras dengan mimpi buruk yang menyerang Nyonya Tua Li. Beliau selalu bersiap jika mendapat firasat atau mimpi buruk. Gelang itu pasti salah satu bentuk pencegahan yang biasanya Nyonya Tua Li lakukan.
"Xiao An, pakailah gelang ini mulai hari ini dan seterusnya. Hatiku tidak akan tenang jika kau tidak memakainya."
Memakai gelang batu giok seperti itu untuk sehari-hari sebenarnya agak berlebihan menurut Ji An. Tetapi gadis muda itu mau tak mau menuruti perintah Nyonya Tua Li.
"Kau juga harus tetap memakai gelang ini saat acara pernikahanmu. Ini akan melindungi mu dari bencana yang mungkin akan terjadi."
Bencana apa yang mungkin terjadi saat hari pernikahan Ji An ?
Setelah mendegarnya, Li Ji An agak khawatir tetapi tak punya keberanian yang cukup untuk bertanya pada Nyonya Tua Li mengenai bencana yang mungkin terjadi.
November 16, 2020