Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

My Psychopath Teacher

Snachiez_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
21.5k
Views
Synopsis
Jena tak pernah bisa mengerti matematika. Lebih tepatnya, tak mau dan tak ingin. Matematika itu sulit. Semasa hidupnya, Jena selalu melakukan semua hal sebisanya. Sebelum akhirnya, Jena bertemu dengan Raihanㅡguru matematika tampan dengan segala perlakuan manisnya. Raihan memaksa Jena untuk melakukan suatu hal semaksimal mungkin. Terutama dalam memperjuangkan nilai Matematika. Raihan benci dengan murid yang bodoh. Tapi ia lebih benci dengan murid yang tak mau belajar untuk lepas dari segala kebodohan itu. Raihan psikopat. Dia benci dengan murid pemalas seperti Jena. Raihan, tak pernah segan untuk membunuh atau menghancurkan apapun hal yang di bencinya. "Perbaiki nilai Matematikamu. Kalau sampai nilai ujian susulan itu tak kunjung membaik, aku akan ... membunuhmu." Saat Jena mulai menata kembali serpihan-serpihan bakat kepintarannya yang terpecah ... saat itu juga hatinya menjadi retak karena pukulan kenyataan. Jena tak tahu mana yang lebih baik. Dibunuh gurumu sendiri atau membunuh gurumu sendiri?
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Derap langkah kaki berderu cepat. Tarikan napas terengah kasar. Denyut jantung berdegup kencang. Kepanikan semakin menyerang, Jena hanya bisa berdiri pasrah di hadapan tembok yang berdiri kokoh ini. Matanya tertutup rapat, suara decitan besi tajam dengan lantai keramik menggema nyaring ditelinganya. Jena terduduk lemah di atas lantai dingin ini sambil menangis dalam diam. Rasa takutnya kian memuncak saat bayangan hitam diujung sana mulai terlihat. Ia tahu, itu adalah Raihan dengan sebuah kapak besar yang diseretnya.

Malam belum berselimut pekat. Jena sangat menyesal kenapa ia memutuskan kembali ke sekolah hanya untuk mengambil buku jurnalnya yang tertinggal di kolong meja. Sosok Raihan semakin dekat. Jena hanya bisa berdoa dalam hati agar guru psikopat sialan itu tidak benar-benar membunuhnya malam ini.

Suara decitan itu semakin dekat dan sekarang berhenti. Jena tahu, Raihan sudah berjongkok di hadapannya. Dan Jena terlalu takut untuk membuka mata. Guru ini sakit jiwa!

"Buka matamu, manis." Suara bariton itu terdengar. Mengambil alih suara isakan kecil Jena sesaat. Perlahan, Jena membuka matanya. Pencahayaan minim dari pemantik api menjadi objek pertama yang dilihatnya. Semua aliran listrik disekolah ini mati, Jena curiga kalau Raihan yang melakukan sabotase pada sambungan listriknya.

Wajah tampan sialan itu menyeringai. Membuat Jena semakin takut dan benci. Ia tak berani melihat ke bawah karena ia tahu kalau kapak itu berada disebelah kaki kanan Raihan yang tengah berjongkok didepannya.

"Bisakah kau tak usah menjadi serangga yang suka merusak reputasiku sebagai 'guru pencetak murid pintar Matematika'?"

Jena diam. Hanya bisa terisak pelan sambil meremas celananya. Tubuhnya telah banjir keringat. Malah sekarang ia merasa kalau tetesan keringatnya sudah jatuh ke alis mata.

"Aku benci dengan serangga sepertimu."

Jena meringis. Hawa panas dari pemantik api itu menerpa hidung mancungnya. Jena kembali memejamkan mata, tak sanggup melihat.

"Kau sudah ku beri kesempatan untuk memperbaiki nilai Matematika diraportmu dengan ujian susulan."

"T-tapi aku tak bisa Matematika!"

Tik.

Pemantik api itu ditutup. Raihan memasukkannya ke dalam saku celana bahan yang membalut kakinya. Tangannya kembali memegang kapak. Sementara Jena, hanya bisa mengutuk mulutnya yang bicara sembarangan. Raihan pasti semakin marah!

"Aku tak menerima alasan." Raihan berdiri, sudah siap untuk mengayunkan kapaknya. "Perbaiki nilaimu, atauㅡ"

"Aku tak bisa mengerjakannya!"

Sret ... buk!

"Kau akan mati."