Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

DENDAM DAN CINTA !

pangeran_Biru
--
chs / week
--
NOT RATINGS
32k
Views
Synopsis
Ketika Ayu bertemu dengan Bram karena dijodohkan, dia tidak menyangka hidupnya bakal berubah drastis ...
VIEW MORE

Chapter 1 - Pernikahan

Para tamu undangan telah hadir disebuah salah satu ruangan hotel mewah bintang lima, malam ini bagi kedua mempelai adalah hari yang sangat dinantikan terutama oleh kedua keluarga belah pihak yaitu Hendro Brotokusumon dan Susanto Mahardika keduanya merupakan teman akrab, yang sudah sepakat menjodohkan putra putri mereka yaitu Putri Ayu Brotokusumo serta Bramantyo Mahardika.

Keluarga Brotokusumo terkanal karena ia seorang pejabat di gedung wakil rakyat selama 5 periode berturut-turut dekat dengan pemerintahan dan juga pengusaha. Salah satunya Susanto Mahardika seorang konglomerat di negeri ini yang kekayaannya menempati urutan no 1 di Indonesia. Usahanya beranak pinak di berbagai macam bidang usaha.

Putri Ayu atau bisa dipanggil Ayu berwajah cantik, dewasa dan pintar, sebagai wanita jawa yang ditanamkan oleh ibunya Sumarni dengan berbagai adat istiadat. Membuatnya sebagai seorang istri yang sangat ideal. Ibunya memang masih keturunan dari keraton jawa. Putri satu-satunya dari keluarga Brotokusumo Putri Ayu sendiri berusia 23 tahun lulusan universitas Sidney Australia.

Bramantyo atau panggilannya Bram berwajah tampan gagah, dan seorang playboy berusia 25 tahun, Suka bergaul, pesta dan juga seorang pengusaha walau hanya meneruskan usaha papanya. Sebenarnya dia belum mau menikah tapi karena di jodohkan terpaksa mau juga, anak ke 3 dari 3 bersaudara dan anak laki-lakinya satu-satunya serta dua kakaknya perempuan semua.

Pernikahan ini sangat mewah dihadiri para pejabat, pengusaha, dan juga tamu penting lainnya. Istri dari Susanto sendiri yaitu Marina sebenarnya tidak setuju dengan pernikahan ini, tapi tidak bisa menolak keinginan suaminya itu. Akad nikah di adakan paginya dengan adat jawa menurut kepada calon mempelai wanita. Sedangkan repsesi dilakukan dengan moderen seperti di negeri dongeng.

Semua tamu berdecak kagum melihat keduanya, mempelai wanita yaitu Putri Ayu sendiri bagai ratu cantik, anggun mempesona siapapun yang melihat terpesona sedangkan Bramantyo gagah tampan bagai sang raja, kedua orang tua Putri Ayu tampak menangis bahagia melihat putri semata wayang mereka menikah. Walau dalam perjalanan perjodohan ini menurut seseorang yang dituakan di keluarga Brotosuseno yang menganut Falsafah jawa yang kuat tidaklah baik, tapi Suhendro ayah Putri Ayu bersikeras tetap menikahkannya.

-----------

Putri Ayu sendiri sebenarnya belum pernah pacaran, karena aturan kedua orang tuanya cukup ketat mengenai lelaki yang dekat dengannya, tapi pernah ada seseorang pria yang menarik hatinya sejak kuliah di Sidney dulu, dia baik dan sopan terhadapnya namanya Rangga dari keluarga biasa yang mendapat beasiswa disana. Sayang kedua orang tuanya tidak setuju.

Setelah lulus kuliah Putri Ayu kembali ke Indonesia, dan berkerja di sebagai relawan di sebuah organisasi sosial dan kemanusiaan dalam bidang pendidikan dan menjadi guru bantu bagi murid tidak mampu, walau kaya tapi tidaklah sombong.

Putri Ayu di kenal baik oleh teman-temannya dan lemah lembut tutur kata dan sopan serta sederhana, seperti seorang bangsawan jawa. Ketika dia mendengar akan dijodohkan sempat terkejut tapi tidak bisa menolak. Putri Ayu sendiri tidak begitu mengenal Bramantyo padahal kedua orang tua mereka bersahabat.

Keduanya bertemu pertama kali disebuah pesta, dan saat itulah mereka tahu sudah dijodohkan. Pertemuan mereka biasa saja, Putri Ayu sendiri agak pendiam sedang Bram sendiri tidak begitu antusias. Bagi Bram, seorang Putri Ayu gadis yang membosankan.

-----------

Bram seorang pemuda masa kini, dia benar-benar tahu bagaimana caranya memanfaatkan kekayaan kedua orang tuanya dengan baik, hal itu terlihat ketika Bram masih remaja, apapun keinginannya akan dikabulkan oleh kedua orang tuanya terutama mamanya yang memang termasuk dekat dengannya.

Kehidupan Bram sendiri termasuk bebas, dan selalu di kelilingi oleh perempuan cantik dan mendapat julukan playboy, bagi dia tidak ada perempuan yang berani menolaknya. Banyak sudah perempuan memanfaatkan dirinya hanya untuk mendapatkan sedikit harta berupa hadiah dari Bram, baginya itu tidak masalah. Kehidupan malam tak asing baginya, dia pun lulusan luar negeri tepatnya di London Inggris.

Perjodohan ini sangat mengejutkan Bram sendiri, tapi akhirnya tidak bisa menolak. Putri Ayu bukanlah tipenya perempuan idamannya baginya, dia lebih menyukai wanita bebas seperti dirinya.

"Sudahlah Bram, terima saja ini hanya sementara saja kok !" ujar mamanya Marina menasehati putranya.

"Asal tahu saja, papamu itu ada maunya ! bila sudah terlaksana, kamu tahu seperti apa dia !" lanjut Marina, dia mengenal baik siapa suaminya.

"Iya deh, Mah !" jawab Bram menurut apa kata mamanya.

----------

Susanto Mahardika bukan pengusaha sembarangan, tapi juga juga bukan seorang yang bersih. Dalam menjalankan bisnis tak segan menjalankan praktek kotor yang penting keinginannya tercapai, Kedekatannya dengan Suhendro juga bukan tanpa alasan yang jelas tentu ada maunya. Salah satunya dengan menjodohkan anak-anak mereka.

Susanto Mahardika, memang meneruskan usaha dari keluarganya. Tapi menurutnya bisnis itu kotor tidak yang bersih, apalagi ditambah dengan keadaan yang juga memungkinkan itu semua. Tak heran usaha bisnisnya berkembang pesat akibat kedekatannya dengan lingkaran kekuasaan di negeri ini.

Suhendro Brotokusumo juga dulunya seorang pengusaha, yang kemudian terjun ke dunia politik, politik pun di anggap kotor oleh sebagian orang, tapi bagi Suhendro apa yang dijalaninya tidaklah seperti itu hanya sekedar 'membantu' saja. Sudah 5 kali berturut-turut menjadi wakil rakyat dari partai salah satu yang terbesar di tanah air, tapi tahun ini ia memilih pensiun dan kembali menjadi pengusaha. Keluarga besarnya baik dirinya dan istrinya tergolong bangsawan jawa, yang sangat kental adat istiadatnya.

-------------

Pesta pun sudah usai, para tamu sudah pulang. Keluarga kedua mempelai akhirnya dapat beristirahat dengan tenang setelah disibukan dengan pernikahan ini. Begitu pun kedua mempelai Putri Ayu dan Bramantyo, mereka sudah berada di suit mewah mereka yang khusus untuk berbulan madu.

Ayu baru saja mengganti pakaiannya dengan baju tidur, ketika keluar dia terkejut melihat suaminya justru memakai pakaian biasa seperti hendak pergi.

"Mas mau kemana ?" tanya Ayu. Bram menatap Ayu.

"Gue mau pergi ! cari angin !" ujarnya dan langsung pergi tanpa menoleh lagi. Ayu terdiam, dia sudah menyadari sejak awal Bram tidak menyukainya, begitu pun ibu mertuanya, tapi dia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya.

Karena capai Putri Ayu pun tertidur sendiri di kamar yang mewah di lantai paling atas dengan pemandangan yang indah dan romantis yang harusnya bisa dinikmati oleh mereka berdua.

Sementara itu Bram mengunakan mobil mewahnya pergi ke sebuah klub favoritnya yang eksklusif dan bergabung dengan teman-temannya.

"Gila lu bro ! kok disini, harusnya elu bersenang-senang dengan bini lo !" ujar teman-teman terkejut ketika Bram datang.

"Udahlah, gue mau bersenang-senang ! cape tahu dua jam gue salaman terus ! bodo amat dengan bini gue !" jawabnya dan memesan minuman beralkohol.

"Harusnya elu perawanin dia dulu ! sayang banget tuh cewek !" jawab yang lain sambil tertawa.

"Itu sih gampang ! tuh cewek tipikal istri nurut sama suami ! jadi tak bakalan kemana-mana !" Bram membalas sambil tertawa mengejek.

"Udah, gue traktir semuanya ! anggap ini hadiah pesta pernikahan gue !" teriak Bram.

"Okee Boss !" balas yang lain, musik pun menghentak keras walau malam telah larut.

Bersambung ....