Beberapa waktu kemudian Bram dan Ayu pun pindah ke pulau dewata Bali, ternyata Bram disana mempunyai rumah dan perusahaannya sendiri yang berkerja sama dengan temannya. Perusahaan ini bergerak di bidang perhotelan, walau baru 2 hotel di bangun tapi sudah mendapat untung yang besar, hotel itu satu bintang 4 sedang yang lain bintang 5.
Mereka pun tiba di Bali, sudah ada mobil yang menjemput mereka dan membawanya kerumah. Rumah yang ditempati keduanya berlantai dua, dan cukup besar serta khas Bali. Di halaman belakang ada pura kecil. Ada 4 kamar, dua dibawah dan dua diatas. Lengkap dengan kolam renang berada di dalam rumah.
Suatu hari Bram mengajak Ayu pergi kesebuah pesta, awalnya ia menolak apalagi Ayu sedang hamil 5 bulan. Tapi menurut Bram pesta itu undangan dari teman dan patnernya di perusahaan dan bisnis, akhirnya Ayu setuju. Klub ini berada di atas bukit menghadap lautan. Klub ini sangat mewah dan eksklusif tidak sembarang orang bisa masuk kesana, hanya yang mempunyai kartu member saja dan konon banyak selebritis dunia sering berkunjung kesana. Klub ini masih milik Bram dan patnernya dan masih ada satu lagi klub lain di tempat berbeda.
Disini pengunjung bisa menyaksikan Sunset atau matahari terbenam, ada 2 lantai termasuk roottop, ada dua area indoor dan out door. Fasilitasnya termasuk komplit. Untuk di dalam selain tempat berdangsa yang luas, ada juga tempat minum dengan berbagai racikan dari bartender. Sementara di luar ada kolam renang dan juga tempat berdangsa sambil menikmati minuman dan lautan serta sensasi matahari terbenam. Termasuk ada restoran yang bisa dipesan kapan dan dimanapun di area klub.
Patner Bram bernama Alberto Mancini berdarah Italia berusia 30 tahun berwajah tampan dan gagah, dia seorang pengusaha terkenal dan perusahaannya sudah menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Alberto menyukai Bali makanya setiap tahun dia selalu kembali kemari untuk sekedar liburan. Pertemuannya dengan Bram dimulai 3 tahun lalu di sebuah klub. Dari sekedar mengobrol biasa yang kebetulan, hingga akhirnya berkerja sama dalam bisnis hingga sekarang. Alberto dan Bram setipe yaitu sama-sama seorang playboy, yang membedakan sekarang Bram sudah menikah dan mempunyai istri, sedangkan Alberto belum.
Alberto hadir dalam pernikahan Bram tapi sebagai teman, karena keluarga Bram tidak tahu kalau mereka patner bisnis. Kini ketika Bram diusir tak khawatir lagi, karena masih punya uang dan perusahaan dan termasuk sukses.
-------------
Bram dan Ayu sudah tiba ditempat pesta, semua tamu yang hadir bukan orang sembarangan. Ayu tertegun ini pertama kalinya ia masuk ke klub yang mewah dan eksklusif keduanya disambut sang tuan rumah Alberto.
"Selamat datang, Bram !" Alberto langsung memeluk temannya, Bram membalas dan kemudian melepaskan pelukannya.
"Wow ini istrimu ? cantik sekali !" tanya Alberto dan Bram mengangguk sambil tersenyum.
"Hallo lady, siapa namamu ?"
"Putri Ayu, senang bertemu dengan anda !" Alberto menarik tangan Ayu dan menciumnya, Ayu tertegun tapi tak menolak.
"Aku Alberto Mancini ! patner sekaligus teman dari suamimu yang playboy ini !" Alberto bercanda. Bram hanya tertawa dan Ayu tersenyum.
"Dia sudah tahu semuanya tentangku Alberto !" jawab Bram.
"Oh, benarkah ? hmm ... Bram sebaiknya kamu harus hati-hati ! karena istrimu sedang hamil ! kebetulan aku mendatangkan banyak perempuan cantik !" Alberto melirik menggoda kepada Bram.
"Tenang saja, temanku ! aku sekarang bisa mengendalikan diriku ! tak ada yang lebih cantik dari pada istriku sendiri !" Bram menjawab.
"Oke temanku ! aku hargai perubahanmu ! dan istrimu luar biasa cantik dan kamu beruntung sekali !" Alberto tertawa sambil menepuk pundak Bram, dan mereka masuk.
Dan Apa yang dikatakan Alberto benar adanya banyak sekali perempuan cantik dan seksi, dari mulai pelayan sampai penari dan tentu saja para tamu undangan. Walau ini pesta formal tapi semua bebas dan bersenang-senang, minuman anggur dan lainnya disuguhkan dan juga makanan. Pesta berjalan dengan sangat meriah
Selama pesta berlangsung Ayu hanya duduk sendiri, hanya dia satu-satunya perempuan yang datang kesini dalam keadaan hamil. Sedangkan Bram mengobrol dengan para tamu yang lainnya bersama Alberto. Ayu sendiri biasa saja, dia tahu Bram.
-------------
Sementara itu Susanto Mahardika mencari tahu siapa patner Bram, dengan mengetahuinya akan dengan mudah menghancurkannya. Susanto sudah menjalankan bisnis selama 30 tahun dia sudah merasakan semuanya, bahkan sempat jatuh dan bangun lagi. Awalnya ia berbisnis dengan baik dan sesuai aturan, tapi sayang kebaikannya itu malah di salah gunakan baik rekan atau orang di pemerintahan sehingga merugikan dirinya bahkan hampir bangkrut.
Sejak itulah Susanto mulai berubah dan bahkan di kenal kejam dan kotor. Tapi disisi lain perusahaannya menjadi besar dan menggurita serta menjadikannya no 1 terkaya di Indonesia. Bagi Susanto tak ada istilah "teman sejati" didunia bisnis. seperti kata pepatah apapun yang dilakukan semua murni bisnis tetap bisnis. Semua rekan dan sesama pengusaha sudah tahu dan itu menjadi rahasia umum di kalangan mereka saja, ada yang menjauh dan menjaga jarak dengannya.
Susanto tak segan memakai kekerasan apapun itu termasuk bila ia membeli lahan untuk perusahaan atau ada musuh yang benci dirinya. Susanto sedang meneliti file yang baru diserahkan kepadanya dari seorang detektif bayaran untuk mengetahui patner Bram. Ia menghela nafas.
"Pintar juga kamu Bram ! mencari seorang patner ternyata dia seorang mafia Italia !" Susanto harus memuji Bram dalam hal ini, untuk itu ia akan sangat hati-hati sekali. Karena dia tahu siapa Alberto Mancini.
"Kali ini aku akan melihat dari jauh dulu ! kamu berutung Bram !" Susanto menutup filenya.
"Tapi tidak denganmu Ayu !" ia tersenyum.
-------------
Tampa terasa kehamilan Ayu sudah pada puncaknya, Ayu sudah menghubungi kedua orang tuanya, dan mereka berjanji untuk datang ke Bali. Saat ini Ayu sedang berada di rumah sakit bersalin perutnya terasa sakit.
"Mas apa ibu dan Ayah sudah berangkat ?" tanyanya cemas kepada Bram yang selalu ada disisinya,
"Iya sayang mereka sudah berangkat kok ! tenang saja ya !" Bram berusaha menenangkan Ayu, Dokter menyarankan agar di operasi cesar saja karena kalau normal itu tidak memungkinkan. Pintu kamar dibuka seorang dokter dan beberapa perawat masuk.
"Dokter bagaimana ?" tanya Bram sedikit khawatir.
"Jangan khawatir, semua baik-baik saja ! dan sekarang waktunya, saya akan membawanya ke ruang operasi !" jawab dokter.
"Mas !" Ayu kelihatan cemas.
"Tenang ya sayang, ada dokter yang menangani kamu !" jawab Bram sambil memegangi tangan Ayu. Dia mengantar sampai pintu ruang operasi. Setelah itu Bram menunggu di ruang tunggu dirinya pun cemas, sesekali melihat jam tangannya.
"Breaking News, kami baru menerima informasi telah terjadi kecelakaan pesawat, tujuan Jogyakarta - Denpasar ! beberapa menit lalu pesawat jatuh di ..."
Bram yang sedang menunggu Ayu terkejut mendengar berita dan ia berharap tidak ada kedua mertua yaitu Suhendro dan Sumarni, tapi ketika melihat no penerbangan dan jadwal membuat Bram tubuhnya lemas ...
Bersambung ...