Chereads / DENDAM DAN CINTA ! / Chapter 9 - Pindah Ke Italia

Chapter 9 - Pindah Ke Italia

Susanto merasa marah besar kepada Alberto, awalnya dia merasa takut tapi melihat potensi perusahaan patungan Bram dan Alberto akan menjadi kekuatan besar dan akan menjadi pesaing berat di kemudian hari,maka dengan berani dia 'menyenggol' nya. Tak disangka di Singapura dia dipermalukan oleh Alberto.

Dia yakin semua tentang dirinya sudah di ketahuinya, tak ada jalan lain dengan cara melenyapkan Bram dan terutama Ayu sebagai biang keladi dari semuanya ini, toh kedua orang tuanya sudah tidak ada, kecelakaan itu tidak diduganya. Padahal dia sudah menyiapkan rencana untuk menghancurkan perusahaan Suhendro yang dulu pun sempat mengancamnya. Tapi untunglah semua perusahaan itu sudah ditangannya sekarang.

Dia tidak boleh lengah sedikitpun karena Alberto sudah menantangnya, tapi ada keuntungan tersendiri dia orang asing yang bermain di negeri orang.

"Lihat saja nanti Alberto ! mungkin di luaran sana kamu seorang mafia tapi disini aku adalah yang berkuasa !" Susanto tersenyum.

Sementara itu di perumahan mewah dan elit, dan di salah satunya rumah yang besar milik keluarga Mahardika. Marina sedang termenung dikamarnya yang besar dia baru saja menerima sesuatu amplop di tangannya, sudah sejak lama dia mencurigai suaminya itu, tapi dia yakin itu hanya di luar saja sedang di rumah dia tetap ratunya. Tapi ternyata semuanya salah besar Marina baru tahu kalau ada 'Ratu' lain selain dirinya. Dan itu membuatnya marah dan benci karena si Ratu lain sudah eksis di acara resmi yang harusnya dihadiri olehnya.

Dia tak menyangka suaminya bakalan mengambil Ratu baru, dia berpikir itu hanya selewatan saja dan itu sudah biasa dilaluinya. Marina sudah tahu siapa dia, dengan dirinya dia bukan apa-apa. Begitupun dengan suaminya. Susanto Mahardika bukan anak pengusaha dia hanya orang biasa yang kemudian jatuh cinta kepada putri seorang pengusaha kaya yaitu dirinya, hanya keberutungan dan punya modal itulah Susanto menjadi sekarang ini

Kini Marina seperti dicampakan oleh suaminya sendiri, dia tidak akan tinggal diam, dulu dia selalu mendukung apapun yang dilakukannya baik atau pun buruk kini semua berubah ! Marina meremas amplop itu dan tersenyum licik.

"Susanto Mahardika dan Karina kalian pikir aku akan diam saja dengan semua ini ? kalian pikir aku tak bisa berbuat apa-apa ? kita lihat saja nanti !" ujar Marina dengan marah.

---------------

Bram, Ayu serta putra Bagas mereka saat ini menjalani kehidupan dengan bahagia, Bagas kini usianya 2 tahun sudah bisa berjalan tapi belum bisa berbicara lancar., tumbuh dengan sehat dan menggemaskan. Ayu sendiri lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, sementara soal pekerjaan dan mencari nafkah diserahkan kepada Bram.

Kini perusahaan milik Bram sudah berkembang pesat, hotel yang dibangun sudah bertambah dua di destinasi wisata favorit yaitu di Lombok NTB dan Labuhan Bajo NTT yang jaraknya tidak jauh dari Bali, awalnya Alberto tidak yakin dengan ini tapi Bram meyakinkan keduanya mempunyai potensi pariwisata besar di masa depan dan terbukti sekarang. Alberto memuji insting bisnis Bram, dan dia tahu Bram sudah berubah banyak dan bila diberi kesempatan bukan tidak mungkin dia akan setara dengan papanya Susanto.

Suatu hari Alberto kembali mengobrol dengan Bram kali ini mereka baru saja membuka klub baru di Lombok tapi banyak perbedaan tidak seperti di Bali. Klub ini lebih ke santai di banding hura-hura, walau masih baru tapi pengunjung klub ini sudah ramai terutama para turis dan segmentasinya kelas menengah, harga disini terjangkau tidak mahal tapi tidak murahan juga.

"Bram, begini ! aku ingin mengembangkan brand perusahaan kita keluar negeri !" ujar Alberto, Bram menatap sahabat dan patner.

"Maksud kamu ?" tanyanya.

"Begini, perusahaan ku banyak ada di berbagai negara ! dan itu tidak mudah mengurusnya dan kadang-kadang ada yang luput dari pengawasanku ! salah satunya perhotelan, dan kamu tahu tahu bukan brand hotel ini sudah ada di seluruh dunia dan levelnya bintang 5 semua ! ketika aku mengambil ini, itu hanya perusahaan kecil saja tak menyangka ketika kukelola menjadi sebesarnya ini ! untuk itulah aku memintamu untuk mengurusnya !" jawab Alberto, Bram tertegun tak percaya.

"Alberto itu terlalu berlebihan, aku tidak mempunyai kemampuan itu !" Bram merendah. Alberto tersenyum.

"Aku tidak sembarangan memberikan perusahaanku kepada seseorang yang belum ku tahu kemampuannya, kamu tahu Bram kerja sama kita sudah berjalan 5 tahun dan itu sukses ! semua berkat kamu termasuk tempat ini ! dan itu artinya kamu mempunyai kemampuan lebih !" jelas Alberto.

"Lalu apa yang akan aku lakukan ?"

"Kamu akan menjadi direktur utama yang membawahi seluruh hotel yang kumiliki di seluruh dunia termasuk yang disini ! terserah apa maumu yang jelas aku menyerahkan semuanya padamu, mau rugi atau untung aku tidak perduli ! anggap saja itu perusahaan milikku sendiri ! aku sendiri akan fokus ke bidang lainnya ! bagaimana setuju ?" Alberto menatap Bram.

"Tapi ..." Bram masih agak ragu.

"Jangan khawatir, aku tahu apa yang membuatmu ragu ! cepat atau lambat semua saham akan diberikan padamu dan yang lainnya, agar kamu bisa mempunyai kuasa penuh tanpa ada persetujuan dulu dariku ! bagaimana ?"

"Baiklah aku setuju !" Bram akhirnya menerimanya, dan itu tak disangkanya.

"Bagus, Bro ! aku tahu sudah memilih orang yang tepat ! tapi kamu akan pindah ke Milan Italia !" ujar Alberto tersenyum.

"Pindah ?" Bram tertegun.

"Kamu boleh membawa keluargamu kesana ! aku akan mengurus semuanya dari paspor dan tempat tinggal buat keluargamu disana serta fasilitas lainnya !" jelas Alberto. Bram pun setuju.

------------

Ayu terkejut mendengar tentang rencana kepindahan mereka ke Italia karena Bram ditawari menjadi Direktur utama disalah satu perusahaan milik Alberto, bahkan bisa disebut perusahaan perhotelan itu sudah di anggap menjadi miliknya sendiri.

"Mas yakin dengan semua ini ?" Ayu tak yakin Alberto sebaik ini dengan memberikan perusahaan besar begitu saja kepada suaminya Bram.

"Aku juga terkejut dan tak yakin dengan semua ini Ayu ! tapi aku sudah mengenal Alberto selama 5 tahun ini dan semua baik-baik saja !" jawab Bram dan Ayu mengangguk.

"Kalau itu memang sudah menjadi keputusan mas, aku ngikut saja !" Bram tersenyum dan memeluk istrinya, dan Ayu membalas pelukannya.

Bram pun memberitahu Alberto, dan tentu saja dia senang. Beberapa bulan kemudian Bram dan Ayu pergi meninggalkan tanah air menuju tempat baru mereka yaitu Milan Italia.

Sementara itu, Susanto pun sudah mendengar hal itu. Dia sangat marah karena Alberto menghalangi niat dan rencananya kepada Bram dan Ayu, ditambah dia menerima pesan dari Alberto.

"Sebaiknya satu lawan satu !" pesan itu telah membuatnya tak bisa berbuat apa-apa kecuali harus dihadapi.

Tapi tanpa di sadari bukan hanya Alberto yang harus di hadapi Susanto, dia tak akan menduga Marina akan menjadi musuh dalam selimut karena membalas perbuatannya telah menghancurkan hati istrinya itu ...

Bersambung ...