Chereads / DENDAM DAN CINTA ! / Chapter 15 - Pertemuan Pertama Sejuta Rasanya

Chapter 15 - Pertemuan Pertama Sejuta Rasanya

Jessica sedang mematut dirinya di cermin, sesekali menggerakan badannya. Dan kembali menatap cermin di depannya yang seukuran dirinya yang memantulkan semua kecantikan serta ke seksian tubunnya.

"Julia bagaimana menurutmu ?" tanyanya untuk sekian kali tentang bajunya.

"Bagus !" jawabnya cepat, karena sudah bosan, ada 20 baju yang dicoba Jessica di sebuah butik ternama, untungnya mereka di ruangan khusus jadi tidak mengganggu. Julia pastikan akan seharian hanya untuk mencari satu gaun saja. Dan itu terbukti, Jessica tidak perduli berapapun harganya asalkan cocok dan suka.

"Oke, aku pilih yang ini !" serunya, akhirnya sambil tersenyum puas, bukan hanya Julia, pelayan wanita itu pun akhirnya lega. Sebagai pelayan toko ia harus bersabar menghadapi tingkah pelanggan yang seperti ini. Karena pelanggan adalah raja, mereka bukan orang sembarangan karena rela mau membeli barang semahal apapun hanya ya, itu harus sabar ! sangat berbeda ketika pelayan wanita melayani seorang sosialita tanpa banyak aturan dan lain sebagainya dia langsung membeli, dia bukan bingung karena tidak cocok atau pas justru semuanya pakaiannya sangat sesuai dengan tubuhnya hingga tidak bisa memilih dan itu tidak banyak.

"Serius ? itu terlalu seksi Jessica !" ujar Julia, sang pelayan melirik kepada perempuan satunya, awalnya lega malah akan direpotkan lagi tapi untunglah Jessica sudah mantap dengan pilihan baju gaunnya malam itu.

"Justru cocok buatku Julia siapapun akan memperhatikanku !" jawab Jessica tersenyum.

"Untuk Semua orang atau satu pria ?" tanya Julia menyindir. Jessica hanya tertawa kecil.

"Menurutmu ?" jawabnya sambil mengerlingkan mata. Julia hanya menggeleng kepala saja, pembelian baju tadi seperti mau keperhelatan Oscar saja ! padahal hanya pesta biasa, yang tak biasa ada pria yang selalu diincar Jessica.

------------

Pesta itu diadakan oleh seorang sosialita yang sudah berumur 70 tahun di kediamannya sebuah Mansion mewah, namanya Karen. Dulu ia seorang model terkenal di tahun 50 dan 60 an, konon sangat dekat dengan keluarga Kennedy.

Jessica pun turut hadir di pesta itu, dia tampak cantik dengan gaun yang cukup seksi di belahan dadanya serta pahanya. Semua lelaki di pesta melirik ke arah dirinya. Jessica berhasil menjadi pusat perhatian, tapi hanya satu yang ditujunya yaitu Bramantyo yang selalu mengganggu pikiran dan hatinya, dia ingin sekali menaklukan pria itu.

Bram pun hadir di acara tersebut atas undangan teman lainnya. Bram tampak gagah dan tampan dengan jas lengkap, para perempuan terpesona dengan penampilannya itu. Dan ada satu perempuan yang sejak tadi menatapnya tajam tak berkedip.

"Jessica ..." bisik seorang perempuan di telinganya.

"Hmmm ... " hanya itu jawaban perempuan cantik itu tanpa mengalihkan padangannya.

"Jessica ... !" terdengar seseorang memanggilnya.

"Apaan sih ... Julia !" bentaknya.

"Oh, maafkan saya nona Jessica ! bila aku mengganggumu !" ujar seseorang, Jessica menoleh ternyata itu Karen.

"Maafkan saya madame Karen ! aku pikir Julia sahabatku !" Jessica mohon maaf kepada si empunya rumah yang tersenyum dan tahu siapa perempuan itu sebenarnya.

"Tidak apa-apa, aku yang salah ! kamu ingin .... berkenalan dengan ... dia !" tunjuknya kepada seseorang lelaki disana tak lain tak bukan Bram. Jessica menatap tak berkedip, ia pun mengangguk.

"Tentu saja madame ... kalau tidak keberatan !" jawabnya malu. Karen tersenyum dia pun mengundang Bram karena penasaran dan juga kenal dengan Alberto juga. Dari dialah ia mengetahui tentang Bram, ternyata di luar dugaannya. Pesona Bram mampu menggetarkan hati perempuan manapun juga, padahal dia datang dari negeri yang asing di sebagian telinga mereka yang rata-rata kaum jet set dunia. Dunia ketiga kadang-kadang disepelekan tapi dibutuhkan karena pundi-pundi uang perusahaan besar merekalah yang terbesar dari sana.

Bram terlihat mengobrol dengan beberapa orang. Bram mengakui hidupnya berubah drastis 98 derajat setelah bertemu Alberto yang kemudian menberikan dirinya sebuah perusahaan hotel terkenal dunia dan menjadikannya seperti ini. Ada senang dan bahagianya tapi ada sedih serta membosankan. Bahagia dan senang karena bisa menunjukan bahwa dia bisa menjalankan perusahaan sebesar ini dengan baik, dan tentu saja membahagiakan keluarga kecil mereka. Tapi kadang membosankan mendatangi pesta ini bukan semata-mata bersenang-senang menurutnya ini berkaitan dengan bisnis. Apa salahnya memperkenalkan perusahaan hotelnya ke kaum jet set yang punya banyak uang ? justru itulah hotelnya kini di kenal. Sedihnya tidak setiap pesta di hadiri dengan istrinya sebagai pendamping dan selalu jauh dari keluarga.

"Maafkan saya tuan Bram, boleh saya mengganggu anda ?" tanya seseorang, Bram menolehkan wajahnya dan itu ternyata tuan rumah pesta ini.

"Tentu saja boleh, maafkan saya Madame ... saya berterima kasih atas undangan pesta ini !" jawab Bram sambil tersenyum, Karen sendiri tertegun dia orang yang sopan, hangat dan tidak sombong. Tidak seperti tamu lainnya, ia tahu mana yang suka berakting dan tidak. Banyak diantara 'teman-temannya' yang tidak datang dengan berbagai alasan. Karena dia sudah tua, tidak lagi muda. Tapi mereka masih menghormatinya.

"Pasti membosankan bukan ? datang ke pesta nenek-nenek seperti aku ini dibanding pesta lainnya !" Karen menatap Bram sambil tersenyum.

"Tidak juga, madame ... saya sangat menikmatinya karena yang datang beragam tidak satu profesi, ada sutradara, pemain film, penulis buku, seniman dan lainnya, rupamya pergaulan anda luas !" Bram memuji Karen.

"Ah tidak juga, banyak yang membatalkan dengan berbagai alasan ! tapi syukurlah anda menikmatinya, saya kenal baik dengan Alberto !" jawabnya sambil tersenyum senang.

"Oh ya ? saya merasa bukan apa-apa dibanding dia, karena kalau bukan dia maka saya tidak akan disini !" Bram tertegun bahwa Karen kenal Alberto.

"Tentu saja, saya mengundang anda karena penasaran ! aku dengar ketampanan anda dan ternyata benar !" Karen tertawa.

"Madame bisa saja !" Bram pun tertawa.

"Aku sudah tua, tidak bisa lagi menggaet pria tampan seperti dulu ! kalah bersaing dengan wanita muda yang lain !".

"Madame masih cantik kok ! aku serius, kecantikan anda masih terjaga !" Bram memuji Karen, dia pun mukanya memerah karena malu.

"Bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian para wanita ?" tanya Karen.

"Itu sudah biasa, madame ! apalagi saya sudah mempunyai istri dan itu cukup bagi saya !" Bram tersenyum.

"Benarkah ? oh, manisnya ternyata masih ada lelaki yang setia !" puji Karen.

"Ah madame bisa saja !"

"Oke, aku tidak akan berbasa basi lagi, Bram ada seseorang perempuan yang sepertinya memujamu dan dia ingin bertemu dan berkenalan denganmu !" akhirnya Karen memberitahu tujuannya.

"Siapa madame ?" Tanya Bram terkejut.

"Bram, aku minta maaf sebelumnya ! tapi aku ingin memperingatkan kamu dengan gadis ini ! dia dan Alberto sama ... kamu pasti sudah tahu tentang dia bukan ?" tanya Karen dia merasa khawatir terhadap Bram.

"Maksud madame ... mafia ?" jawab Bram sambil berbisik, mereka mengobrol agak berjarak dengan para tamu. Karen mengangguk.

"Madame Karen ...!" tiba-tiba seseorang perempuan memanggil namanya, ternyata itu Jessica yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Bram. Karen terkejut, dia belum sempat memberitahu Bram tentang siapa Jessica.

"Oh, nona Jessica maafkan aku ! oh ya Bram kenalkan ini Jessica Lombardo seorang aktris, model terkenal !" Karen pun memperkenalkan Jessica kepada Bram. Bram tahu Karen begitu segan dengan perempuan ini.

"Bramantyo dari Indonesia !" Bram memperkenalkan diri, sementara Jessica menatap tak berkedip kearahnya.

"Oh ... saya Jessica !" jawab Jessica dengan nada gugup dan dada berdebar keras, inilah pertama kalinya berhadapan dengan lelaki pujaannya, mendengar suara Bram yang berat membuatnya sedikit lupa diri. Ah andai saja bisa memeluk dan langsung menciumnya ... tidak ini tempat umum ! tanpa sadar ia pun mengulurkan tangannya.

Bram menyadari ketertarikan Jessica terhadapnya, sebagai mantan playboy yang sudah banyak mengenal banyak perempuan dia tahu itu. Tapi yang membedakan mereka mendekatinya demi uang sedang Jessica yang sempat Bram ketahui bukan wanita biasa, dia kaya, terkenal dan .... seorang putri mafia !

Bersambung ....