Akhirnya pesta pembukaan hotel pun akhirnya dimulai, pesta itu di gelar area kolam renang dan pantai. Semua disulap menjadi tempat pesta nuansa pantai tapi mewah, lampu lampion terpasang diatasnya. Meja dan kursi sudah tersedia, home band, dj dan para penari juga sudah dipersiapkan. Dan tentu saja hidangan dan minuman, walau mewah tapi tetap santai para tamu undangan datang tidak menggunakan dress dan pakaian khusus dan formal.
Bram kelihatan puas dengan hasil kerja semua pegawai hotel, dia pun berkeliling mengecek semua persiapan yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu sudah terlihat. Para tamu undangan akan hadir tepat pukul 20 malam dan akan selesai pada tiga pagi. Makanan dan minuman sudah siap semuanya.
Begitu pun dengan Jessica sejak sore ia merendam tubuhnya dengan taburan bunga mawar yang diminta khusus di tambah lilin aroma terapi yang di bawanya sendiri. Julia masuk ke kamar mandi Jessica karena tidak terkunci bahkan terbuka, dia melihatnya sedang berbaring di bathtube yang memperlihatkan sebagian tubun telanjangnya dan tersenyum.
"Akhirnya waktunya tiba sayang !" kemudian duduk di dudukan toilet yang sudah di tutup, di ambilnya gelas anggur yang juga tersedia di samping bathtube tempat Jessica berendam.
"Ya, aku akan tampil cantik malam ini !" jawabnya sambil tersenyum dan sambil mendetingkan gelas anggur dengan sahabat terbaiknya.
"Aku rasa dia memang lelaki yang patut di perebutkan Jessica ! aku kini tahu kenapa kamu begitu terobsesi dengannya ! wow, dia pria paling seksi dan hot sayang !" puji Julia. Jessica hanya tertawa saja. Hatinya berbunga-bunga.
-----------
Sementara itu Bram pun sedang bersiap dengan acara pesta ini, dia baru saja selesai mandi dan hanya menggunakan handuk saja yang melilit tubuh kekar berototnya. Dia pun hanya mencukur kasar kumis dan janggutnya sehingga terkesan jantan dan macho, siapa pun perempuan yang melihat akan bertekuk lutut dihadapannya.
Dia mengambil kemeja abu-abunya dan membiarkan satu serta dua kancing kemejanya terbuka, memakai celana putih dan jas membuatnya semakin tampan dan gagah. Disemprotnya minyak wangi menambah kesan romantis karena baunya tidak terlalu menyengat cenderung lembut.
Di pakainya jam tangan rolex berlapis emas putih dan melirik ternyata sudah pukul setengah tujuh malam. Bram keluar dari kamar peibadinya dan menuju tempat acara. Lampu-lampu lampion sudah dinyalakan serta obor di tepi pantai dan kolam renang tempat pesta berlangsung, makanan ringan, minuman dan tercium bau daging, ikan yang dipanggang menambah suasana semakin meriah. Satu persatu para tamu undangan hadir, mereka menggunakan baju santai tapi tetap elegan dan mewah.
Bramantyo sudah tiba disana, semua tamu menatapnya tak berkedip terutama kaum hawa dan membuat para kaum pria iri hati. Lelaki tampan itu menyapa para tamu yang hadir dengan senyum ramahnya dan sesekali mengobrol dari satu tamu ke lainnya.
Sementara itu Jessica dan Julia pun sudah hadir disana, kini para tamu pria yang teralihkan kepada kedua perempuan cantik itu, mereka menggunakan gaun yang sangat seksi sekali. Keduanya menggunakan gaun sutra beda warna satu hitam dan yang lain putih. Persamaannya hanya di belahah dada yang terbuka dan gaun tipis menerawang.
Mereka tidak perduli dengan tatapan para tamu lain, musik tradisional pun terdengar, karnaval dan tarian pun muncul mengawali pembukaan pesta peresmian hotel Akhirnya Bramantyo pun memberikan pidatonya di hadapan para tamu undangan.
"Selamat datang, para tamu undangan yang telah sudi hadir di pembukaan hotel yang telah mengalami renovasi besar-besaran sehingga terlihat seperti yang anda sekarang ini ! aku berharap kalian malam ini bersenang-senang dan berpesta !" ucap pidato Bram yang diiringi dengan tepuk tangan gemuruh dari para tamu undangan Dan pesta pun dimulai.
------------------
Para tamu memuji konsep acara dan makanan yang disajikan, Bram pun tersenyum puas. Musik IDM pun mulai terdengar membuat kaki dan tubuh mulai bergoyang. Dan semua pun mulai berjoget dan berdangsa baik berpasangan atau sendiri. Para tamu undangan larut dalam kemeriahan pesta.
Begitupun dengan Jessica dan Julia, beberapa pria mulai datang mendekati mereka berdua untuk mengajak berdangsa, tapi hanya Julia saja yang merespon sedang Jessica tidak perduli dan cuek. Sesekali ia meminum champange di tamgannya dan memperhatikan semua para tamu undangan berdangsa dan berjoget.
"Maaf !" terdengar olehnya sebuah sapaan, Jessica pun menoleh matanya terbelalak karena lelaki pujaan hatinya kini berdiri tepat di depannya.
"Apa anda menikmati pestanya ?" tanya Bram sambil tersenyum, dia bersikap ramah sama dengan para tamu lainnya termasuk kepada Jessica.
"Eh, iya ... tentu saja ! pestanya luar biasa !" jawab Jessica gugup.
"Oh, syukurlah ! dimana teman anda ?" tanya Bram. Jessica berhasil menguasai dirinya dan menunjuk ke arah Julia yang sedang berdangsa dengan seorang pria tampan yang bertelanjang dada.
"Apa anda tidak ikut ?" tanya Bram.
"Tidak, maksudku belum ! bagaimana dengan kamu ?" Jessica balik bertanya. "Ayolah sebagai tuan rumah harus ikut bergembira juga kan ?" lanjutnya. Bram hanya tertawa.
"Aku tidak bisa menari seperti itu !" jawabnya.
"Benarkah ? aku rasa anda sedang berbohong !" goda Jessica.
"Sungguh !" Bram meyakinkan, Jessica menatap lelaki itu, tanpa diduga dia pun menarik tangan Bram.
"Kalau begitu, temani aku berdangsa !" ujarnya. Bram tertegun, di satu sisi dia ingin menolaknya tapi semua tamu menatapnya dan akhirnya tidak keberatan.
"Ayolah, Bram ! bukankah menurutmu kita harus bersenang-senang ? jangan ragu nikmati malam ini !" bisik Jessica yang sudah mulai berani merayu lelaki gagah itu dan perlahan menggerakan tubuhnya dengan gaya menggoda. Bram terdiam, sebenarnya kepalanya sedikit pusing karena terlalu banyak minum hanya untuk beramah tamah dengan para tamu undangan.
"Come on Bram ! gerakan tubuhmu !" bisiknya tubuh Jessica mulai merapat ke badan kekar milik Bram, perlahan lelaki itu pun ikut bergoyang mengikuti irama musik, Jessica tersenyum penuh kemenangan, satu langkah untuk menggoda Bram sudah di lakukannya, Julia melirik ke arah sahabatnya itu hanya tersenyum dan menggeleng. Sementara para tamu yang lain tidak perduli.
Malam kian larut, Bram pun menghentikan acara berdangsa dengan Jessica yang sudah mulai terlena dan terbawa suasana yang cukup panas.
"Maafkan nona, aku ... lapar ! permisi !" dengan tetap ramah dan tersenyum dia melepas pelukan Jeasica yang sudah menyatu dengan tubuhnya dan beranjak pergi. Sementara perempuan itu berusaha mengendalikan sesuatu yang panas dalam dirinya.
"Jessica kamu tidak apa-apa !" Julia mendekat.
"Oh Julia, tolong aku ! aku sepertinya akan meleleh !" serunya lebay.
"Begitu ?, kendalikan perasanmu sayang ! dia benar, waktu masih panjang ! ayo kita makan !" ajak Julia menarik tangan Jessica.
Sementara Bram dadanya berdebar keras, harus diakui dia mulai terpesona oleh perempuan itu. Dia menyadari aura pesona Jessica tidak bisa di anggap remeh.Untunglah dia kini masih tersadarkan tapi entah nanti, dia merasa Jessica sedang mengejarnya dan menurut info bila dia sudah menyukai seseorang tak akan melepasnya sampai ia dapat. Bram mengira itu cuman lelucon saja tapi pada kenyataannya benar adanya. Bram melihat mata Jessica yang memperlihatkan hal itu. Dan dia tidak perduli dengan statusnya sudah menikah. Parahnya Bram sudah tahu scandal yang di lakukan perempuan cantik itu.
Dia tidak bisa menolak, tamu adalah raja dan harus dilayani serta di sapa sama dengan yang lainnya. Perutnya terasa lapar dan ia pun menuju tempat makanan yang tersaji. Bukan hanya sang tuan rumah yang seperti itu, para tamu pun merasakan hal yang sama mereka menyerbu hidangan yang sudah di sediakan. Dan semua sejenak beristirahat.
Bersambung ....