Jessica sangat senang sekaligus kecewa, karena Bram tidak jadi pergi ke Amerika, padahal ia sudah berada di New York, tapi kekecewaannya berhasil ia tutupi dengan foto yang membuatnya semakin tergila-gila.
"Bagaimana menurutmu Julia ?" tanyan sambil melihat foto Bram bertelanjang dada yang memang sangat seksi.
"Lumayan, sayang dia sudah beristri coba kalau masih bujangan !" jawab Julia yang mempunyai selera yang berbeda sejak dulu.
"Kamu harus menghentikan ini Jessica ! kamu tahu dia sahabat Alberto !" Julia kembali memperingatkan sahabatnya itu, harus diakui keluarga mereka sudah sejak lama bermusuhan. walau tidak berperang secara terbuka, tapi semua orang tahu sudah sejak lama dan turun temurun.
Keluarga Lombardo menguasai daerah barat, sedang Mancini mengusai timur Italia ternasuk kawasan Amerika, terutama New york sampai Las Vegas. Keluarga Lombardo secara terang-terangan sebagai pemasok Mariyuana dan sejenisnya, klub malam, perjudian dari Las Vegas bahkan Meksiko, Sementara Mancini lebih tersembunyi di balik layar. Walau begitu dia menguasai daerah elit perusahaan, perumahan dengan jasa keamanannya.
Walau tidak perang secara terbuka seperti di tahun 1940 an sampai 1980 an tapi permusuhan itu tetap ada, Alberto tahu siapa Jessica karena ia pernah bertemu beberapa kali di waktu yang berbeda. Keduanya memang tidak memperlihatkan siapa mereka. Sampai Jessica mengumumkan hal itu. Sementara Alberto tidak terlalu mementingkan hal itu. Satu lagi perbedaan mereka berdua , Jessica akan frontal bila tidak menyukai seseorang, dan bila ada seseorang yang menyakiti atau menyenggolnya, pada saat itu juga akah mendapat balasan. berbeda dengan Alberto ia akan secara lewat belakang menghantam musuh yang coba-coba menentangnya. Seperti yang di lakukan Susanto kepadanya, dialah pengirim foto mesra Susanto dan Karina kepada Marina karena ia tahu masa lalu Susanto. Dan dengan mudah menggoyangnya dan itu sudah cukup memberi pelajaran kepadanya untuk saat ini.
Jessica sudah pernah melakukan itu kepada siapa pun yang ia benci, seperti seorang fotografer yang melecehkannya dan mengatakan hal buruk tentangnya, tak lama setelah pemotretan dan fotonya terpanjang di sebuah majalah dan menjadikannya seperti sekarang ini, justru sang fotografer ditemukan mati ! begitupun dengan seorang sutradara terkenal yang menghinanya, kariernya langsung hancur dengan seketika secara pelan-pelan dan studio besar menutup kariernya rapat-rapat hingga mati bunuh diri.
----------
Marina datang ke Milan dalam rangka bisnis, Susanto tahu tentang hal itu dan juga seringnya istrinya berhubungan dengan putra serta menantunya, bukannya tidak tahu juga mereka telah sukses di sana. Karena media Indonesia juga memberitakan mereka. Hal itu membuat hatinya marah tapi tidak bisa berbuat banyak karena saat ini dia masih terguncang dan berusaha bangkit.
Marina di sambut oleh Bram dan Ayu serta Bagas di bandara, dan sekarang sedang berada di mobil milik Bram. Marina sangat senang apalagi bertemu dengan cucunya Bagas, Marina sudah berubah tidak seperti dulu lagi. Ia memberitahu kepada Bram kalau warisannya sudah dipulihkan, Bram meminta hal itu diberikan kepada Bagas sebagai warisannya nanti.
Selama di Milan Marina di temani oleh Ayu dan Bagas kemanapun mereka pergi, bahkan Ayu mengajak mertuanya itu menonton peragaan busana karya perancang kelas dunia, itu menandakan kedekatan keduanya semakin akrab. Bram memberikan ibunya kartu khusus untuk menginap di jaringan hotelnya di seluruh dunia, semuanya akan dilayani secara VIP dari kedatangan sampai kepulangannya.
"Bram, kamu harus hati-hati !" ujar Marina kepada putranya itu.
"Hati-hati kenapa mah ?" tanyanya tidak mengerti.
"Kamu itu sudah sukses dan ada di puncak karier, kamu tahu selalu saja rintangan yang di hadapi olehmu ! mungkin saja dari pesaingmu, yang iri dan tidak suka serta yang paling penting dari wanita !" nasehat Mamanya kepada Bram, Bram terdiam.
"Jangan sepelekan tentang hal yang satu itu ! karena itu adalah sumber bencana kehancuran utama bukan saja kariermu tapi juga keluargamu sendiri !" Marina menatap putranya.
"Aku tahu kamu sangat mencintai istrimu ! teruslah seperti itu, jangan terlena oleh kecantikan dan kebaikan semu dari wanita lain yang mungkin akan lebih baik dari istrimu sendiri, karena itu kekuatan mereka untuk merebut lelaki yang diicarnya !" lanjut Marina.
"Mama mengatakan ini bukan karena kejadian kemarin dengan papamu ! tapi mama merasa masih menjadi yang terpenting dalam hidup papamu, sehingga mama lupa dengan kewaspadaan diri, sehingga pada akhirnya ada seseorang yang papa cintai lebih dari diri mama hadir, mama hancur ! bahkan itu hampir menggantikan posisi mama di mata papamu ! kurang apa mama terhadap papamu, semuanya mama turuti tapi semua itu hancur dalam sekejap ! mama benar-benar dikhiati semuanya, apa yang dilakukan mama tak ada artinya lagi ! mama harus bertindak tegas, dan tak mau diperlakukan seenaknya seperti itu !" Marina pun menjadi curhat kepada Bram dan Ayu yang hanya diam tak berkata apa-apa.
"Asal tahu saja, papamu dulu bukan apa-apa ! mama bukan mengejek, tapi pada kenyataannya papamu bukan dari keluarga berada ! tapi mama jatuh cinta karena dia pekerja keras dan pantang menyerah dalam hidupnya ! sejak sd sudah bekerja untuk membantu keluarganya ! pernikahan kami di tentang oleh kakekmu yang sudah menjodohkan aku dengan lelaki yang lebih baik hidupnya dibanding papamu ! tapi aku tetap pada pendirianku ! dan akhirnya mereka setuju dan memberi modal besar kepada papamu ! dan terbukti sukses ! pada dasarnya papamu orang baik, sayang dia selalu dikecewakan sehingga mengambil jalan lain dan membuatnya seperti sekarang !" lanjut Marina sambil menghela nafas.
"Iya, mah ! Bram mengerti, terima kasih atas nasehatnya !" jawab Bram dan memeluk mamanya.
-----------------
Beberapa hari kemudia mereka pergi ke New York Amerika, untuk menghadiri sebuah pesta yang di adakan seorang pengusaha terkenal, semuanya pergi menggunakan pesawat pribadi milik Bram. Tentu saja Marina bangga dengan semuanya yang di capai putranya.
Pesawat itu kini dirubah sedikit oleh Bram kalau dulu satu kamar tidur kini ada dua kamar masing-masing ada kamar mandinya di pesawat dan ruangan khusus entertaimen untuk Bagas yang suka main game atau menonton film. Jadi selama penerbangan mereka bisa beristirahat dengan tenang walau perjalanan mereka sangat jauh.
Ketika sampai mereka bisa segar bugar dan fresh, dan langsung menuju Pentahouse milik Bram yang menyatu dengan hotel di New York. Pentahouse milik Bram ada 3 kamar terletak di lantai paling atas, lengkap dengan kolam renang pribadi dan lift khusus dan pelayanan no 1.
Sementara Bram ada urusan bisnis. Marina, Ayu dan Bagas berkeliling dan berbelanja di berbagai toko brand ternama, dan Ayu sendiri mempunyai akses khusus karena dikenal di New York juga sebagai sosilita. Marina merasa dirinya bukan apa-apa dibandingkan putra dan menantunya itu. Di Indonesia ia terkenal dan diakui, disini ia bukan siapa-siapa. Mereka dilayani eksklusif dan barang-barang pun baru semua.
Ayu sendiri diketahui mempunyai penghasilan, setiap dia hadir di peragaan busana sebenarnya dia di endorse oleh sang perancang pakaiannya, karena Ayu menjadi pusat perhatian di media sosial, apa pun yang digunakan Ayu orang tertarik. Dan itu berhasil setidaknya Ayu mempunyai brand masing-masing di setiap negara bila menghadiri berbagai acara formal. Jadi uangnya bukan semata dari suaminya saja tapi juga punya penghasilan sendiri.
Bersambung ....