Waktu terus berlalu, Setahun sudah Marina menjelma menjadi wanita pebisnis. Dia begitu sibuknya sehingga tidak punya waktu mengurus Susanto suaminya, tak ada sarapan, sapaan atau obrolan malam yang sering mereka lakukan. Susanto dan Marina sudah berjarak. Bahkan kini Susanto memilih tinggal bersama dengan wanita lainnya. Tapi Marina tidak mau bercerai dengan suaminya.
"Dengar mas, aku tidak akan bercerai denganmu sampai kapanpun !" ujarnya kepada Susanto.
"Oke itu tidak masalah !" jawab Susanto tenang, ia akan meladeni perang dengan istrinya.
"Sampai aku menghancurkan 'Ratu' mu yang baru !" Marina tersenyum sinis kepada suaminya, Susanto menatap istrinya.
"Kenapa kamu menatap tajam kepadaku ? aku bisa sepertimu, menyingkirkan orang yang menghalangi atau merusak rencanamu ! dan perempuan itu adalah hal yang sama bagiku !" Marina dingin.
"Satu hal lagi, aku ingin kamu memohon ampun kepadaku !" Marina pun pergi.
Susanto hanya tersenyum dengan gertakan Marina, apa yang dia tahu tentang dirinya. Susanto berpikir itu hanya kecemburuan seorang istri kepada suaminya. Dan dianggap main-main saja.
Sampai suatu ketika terjadilah pertengkaran hebat antara Karina dan Marina di sebuah acara, keduanya perang kata-kata yang seru dan membuat heboh, berita pun menyebar di dunia internet dan televisi dan menjadi viral.
"Kurang ajar sekali istrimu itu mas ! dia telah mempermalukan aku di muka umum !" Adu Karina kepada Susanto, dia pun terkejut dengan kejadian itu bahkan disiarkan di berbagai berita gosip.
"Apa yang terjadi sayang ?" tanya Susanto tidak mengerti.
"Mas tahu kan kemarin itu pembukaan cafe aku yang baru ! tanpa diduga dia datang kesana ! padahal tak ku undang ! dan dia mempermalukanku dengan mengatakan makanannya tidak enak ! aku tak terima dong ! dan disana dia mengancamku dan membuka semua aibku !" jelasnya. Susanto terdiam dan akhirnya dia tahu Marina tidak main-main.
"Mas harus memberi dia tindakan ! kalau tidak nama baikku dan mas bisa tercoreng !" Karina marah. Susanto tidak tahu harus berbuat apa.
-----------
Keesokan harinya dalam sebuah acara, Marina dan Susanto bertemu tapi tidak saling sapa. Sementara media sudah menunggu untuk mendapat berita tentang pertengkaran pada waktu lalu yang viral.
"Marina kamu harus hentikan ini sebelum nama kita tercoreng !" Susanto berhasil meminta mereka berbicara.
"Tercoreng ? siapa yang lebih dahulu memulai, maka dialah yang harus mau bertanggung jawab !" jawab Marina.
"Oke, aku minta maaf, aku hilaf ! tolong hentikan ini ! kamu hanya cemburu !" Rayu Susanto. Marina menatap sinis.
"Jadi kamu anggap ini main-main ! salah besar ! baik, aku ingin kamu ceraikan dia dan umumkan di media massa ! setelah itu aku akan memikirkannya ! tapi bila tidak, jangan salahkan aku ! aku tidak perduli soal nama baik ! semua orang pasti tahu antara aku dan dia !" jelas Marina setelah itu ia pun pergi meninggalkan Susanto.
"Sialan !" maki Susanto kepada dirinya, dulu hanya sekedar main-main dengan Karina lama kelamaan semua terasa berbeda, jatuh cinta dan mau saja menikah. Kini ia mulai kena dampaknya. Dia harus mengambil keputusan sebelum semua terlambat.
Secara mengejutkan Susanto Mahardika akhirnya mengumumkan di media masa tentang berpisahnya ia dengan Karina. Tentu saja Karina menangis tak percaya akan semua itu , ia tapi tak bisa berbuat apa-apa. Sepertinya semuanya sudah mencapnya sebagai 'Pelakor' dan memutuskan untuk menghilang dari publik, Begitu pun Susanto dengan berat hati melakukan hal itu, tanpa di ketahui oleh siapapun ternyata sebelum berpisah dia memberikan banyak uang kepada Karina.
Tentu saja semua terkejut atas berita itu, selama dua minggu keduanya menjadi selebrity dadakan yang disorot mata kamera, dan kehidupan mereka pun sudah menjadi bagian publik. Sementara Marina puas dengan apa yang sudah dilakukannya. Tapi semua tak sama lagi seperti dulu walau dia telah berpisah dengan Karina.
-----------
Di depan publik Susanto dan Marina terlihat mesra tapi tidak dengan di belakang mereka, Marina tetap menjadi pemimpin sejumlah perusahaannya yang dulu di ambil alih, tentu saja sekarang di Perusahaan Mahardika group ada dua kepemimpinan.
Hal ini sedikit menjadi perbincangan di kalangan para pemegang saham, walau mereka tahu ada konflik di antara keduanya. Tapi itu bukan masalah bisnis is bisnis. Dan itu pula yang dibicarakan oleh Susanto kepada Marina istrinya.
"Memangnya kenapa ? sejauh ini baik-baik saja ! mereka juga tak mengatakah apapun kepadaku ! kenapa menjadi masalah ? atau jangan kamu tidak suka aku seperti ini ?" tanya Marina menatap suaminya, Susanto tertegun, rupanya kecemburuannya sudah merubah pribadi istrinya itu.
"Bukan begitu, aku tak tahu apa-apa semuanya itu dari para pemegang saham !" jelas Susanto Mahardika kepada istrinya.
"Baik, selenggarakan rapat luar biasa pemegang saham dan akan kujelaskan semuanya ! apa mereka keberatan atau tidak !" perintah Marina kepada suaminya. Tentu saja hal itu mengejutkan Susanto, karena kini Marina berani memerintah dirinya.
"Kenapa ? kamu tidak suka ? itulah akibat kamu menyepelekan aku ! kamu pikir aku istri yang mangut, diam lalu nangis ketika ada orang ketiga merebut suaminya ? aku bukan seperti itu mas ! dan aku tidak mau kamu seenaknya menghambur-hamburkan harta kita kepada orang lain ! padahal kita mendapatkannya dengan susah payah bahkan apapun kita tempuh untuk semua itu ! sebaik kamu berfikir sebelum bertidak !" jawab Marina tegas dan langsung pergi meninggalkan Susanto begitu saja.
Bukan Susanto namanya kalau belum menyerah, dia merasa marah akan sindiran istrinya tapi harus diakui. Sekarang tingkat kepercayaan dirinya di mata publik sudah jatuh ke titik nol, dulu dia disegani kini semua berubah. Bahkan beberapa waktu lalu di sebuah acara beberapa rekannya berani menyindirnya.
Akhirnya Susanto memutuskan untuk menahan semua emosinya dan akan menuruti semua perintah Marina sampai waktunya tiba kelak. Rapat pemegang saham luar biasa pun di gelar tapi keputusannya hanya satu menerima kepemimpinan dualisme ini karena mereka masing-masing mimpin perusahaan yang berbeda, dan mereka mengakui Marina bisa menjalankan bisnisnya dengan baik. Untuk saat ini keluarga Mahardika kembali tenang setelah mendapat gejolak yang akhirnya mereda.
--------------
Kini kita beralih ke keluarga kecil bahagia Bram, Ayu dan putra mereka Bagas yang sudah Setahun lebih tingga di Milan Italia. Mereka tinggal di pinggiran kota Milan di daerah perbukitan yang indah, Rumah cukup besar dengan halaman yang cukup luas.
Keduanya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, terutama Bram setelah dua minggu di sana Alberto pun menyusul. Dia pun memperkenalkan Bram kepada para staf kantor perusahaannya dan semua yang menyangkut pekerjaannya. Bukan hanya itu Alberto pun mengumpulkan semuanya dan kemudian upacara pengambil alihan kepemimpinan dari Alberto kepada Bram pun dilakukan dan sedikit demi sedikit semuanya nanti akan menjadi milik Bram sepenuhnya. Bram sangat berterima kasih kepada Alberto atas semua kepercayaan yang telah diberikan.
Pada kesempatan itu pula untuk pertama kalinya Alberto Mancini akhirnya memperkenalkan Bram dan Ayu kepada seluruh anggota keluarga besarnya. Ternyata kakek dan nenek Alberto masih ada. Benarkah mereka keluarga Mafia Italia ? tak ada yang berani mengatakan hal itu. Yang jelas Kakek dan Neneknya Alberto Mancini berasal dari pulau Sisilia yang identik dengan sejarah mafia dunia. Entah di sadari atau tidak Bram dan Ayu akan terkait dengan itu ...
Bersambung ....