Bram dan Ayu saling pandang, mereka tidak mengerti apa yang dilakukan Marina sekarang.
"Mas, sudah kuduga ! sepertinya mama marah karena aku telah merebut kamu darinya !" Ayu menatap Bram, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Bram. Melawan atau bernegosiasi bahkan menurut kepada mamanya.
"Mang Ujang kemari !" perintah Bram.
"Mas aku ingin ikut !"
"Tidak, kamu tuh ! lagi hamil ! aku tidak mau nanti terjadi apa-apa dengan kehamilanmu !" jawab Bram tetap pada pendiriannya.
"Biar aku yang menyelesaikan ini semua !" lanjut Bram, sebuah mobil terparkir di Lobby dan Bram meminta Ayu untuk masuk. Akhirnya Ayu masuk dan mobil pun pergi.
Sementara Bran terdiam dan berpikir siapa perempuan yang bersama mamanya, dalam pikiran hanya ada satu. Akhirnya dia bertanya kepada pak Satpam dan dijawab, itu makin meyakinkan dirinya, dia bukan tak lain Clara dari keluarga Yuda Prawira Kusumo teman dekat papanya yang dulu mengejar-ngejar dia tapi selalu di tolak olehnya.
"Mama ? tumben kemari ada apa ?" tanya Bram pura-pura terkejut, dia melirik ke arah perempuan cantik, anggun sayang sedikit angkuh. Setelah tiba di ruangan kantornya yang besar dan mewah.
"Emang kenapa tidak boleh ?" tanya Marina sambil tersenyum.
"Ya boleh dong ! hai Clara apa kabar ?" tanya Bram dengan santai.
"Baik Bram sudah lama tidak bertemu !" Clara tersenyum menggoda, pakaiannya sedikit seksi padahal bermerek mahal, dengan warna yang cukup mencolok.
"Begini, Bram ! mama ingin berbicara serius sama kamu !" Marina sepertinya tidak mau berbasa-basi kepada putranya Bram.
"Apa itu mah ?" tanya Bram penasaran.
"Mama ingin kamu menikahi Clara !" Jawab Marina. Bram menatap mamanya.
"Serius mah ?" tanyanya lagi.
"Ya serius lah !" jawab mamanya, "Apa salahnya punya dua istri ?" lanjut Marina. Tiba-tiba Bram tertawa terbahak-bahak, tentu saja Marina dan Clara saling pandang.
"Apannya yang lucu Bram ?" tanya Marina heran.
"Engga kok, mama sepertinya terlalu banyak nonton sinetron ! lagi pula aku dan Ayu baru 4 bulan ini menikah !" jawab Bram sambil tersenyum.
"Jadi kamu menolak pernikahan ini ?" tanya Marina dengan tatapan marah.
"Iya ma, aku menolaknya !" Bram menatap mamanya.
"Asal tahu saja ya Bram ! aku sedang hamil !" Clara menyela pembicaraan Bram dan Marina.
"Oh selamat, siapa bapaknya ?" tanya Bram sambil menatap Clara dan menatap perutnya untuk meyakinkan semuanya bohong, karena terakhir bertemu 10 bulan lalu, kalau benar hamil olehnya tentu sekarang sudah besar perutnya.
"Ya kamulah !" Bram menghela nafas.
"Benarkah, aku rasa kita terakhir ketemu 10 bulan lalu deh ! harusnya sudah gede tuh perut ! istriku aja sudah begini besarnya !" jawab Bram memperagakan kehamilan Ayu.
"Cukup Bram, kamu mau menikahi Clara atau semua harta warisan dan semuanya akan mama dan papa ambil !" bentak Marina.
"Tidak bisa mah !" Bram tetap kepada pendiriannya.
"Katakan alasannya Bram !" Marina menatap Bram yang sudah berubah total.
"Tak ada alasan lain !" jawab Bram.
"Jadi kamu sudah siap dengan semua resikonya ?" tanya Marina kepada Bram dan dianggukinya.
"Baik, apa salahnya sih ! hanya menikahi Clara dan menjadi istri kedua ?" tanya mamanya kesal dalam hatinya tidak tega karena Bram anak kesayangannya. Bram berdiri dan menatap jedela kaca didepannya.
"Tidak mah, karena aku telah berbuat kesalahan besar terhadap Ayu !" jawab Bram
"Apa itu Bram, mama enggak ngerti !" Bram menunduk.
"Aku memperkosanya dan hampir membunuhnya !" Bram menatap tajam kepada mamanya Marina. Keduanya terkejut bukan main.
"Aku mabuk berat, dan hasratku tak tertahankan ! dia melawan, aku memukul dan menamparnya dan akhirnya memperkosanya sampai 2 kali ! Ayu pingsan dan kehilangan banyak darah ! dia hampir meninggal ! tapi dia masih menerimaku sebagai suaminya dan dia hamil anakku sendiri !" jelas Bram.
"Itu tidak benar Bram !" teriak mamanya, tak menyangka putranya akan berbuat seperti itu.
"Bagaimana Clara ? apa masih mau menikah dengan ku ? mungkin saja aku berbuat yang sama, karena aku tak mau di kontrol oleh siapa pun ! Ayu membebaskanku untuk berbuat apa pun yang kusuka !" Bram tersenyum dan kemudian tertawa. Clara bergidik ngeri apa dia seorang psikopat ?
"Baiklah mama pergi !" Marina langsung pergi bersama Clara. Bram menghela nafas, dia sudah belajat banyak tentang semuanya. Walaupun akhirnya dia diusir dia mempunyai kartu as buat keluarganya.
"Mama-mama ! semua aku sudah tahu ! aku kan anak kalian masa segitu aja mau menggertak !" Bram tersenyum sambil mengambil foto keluarganya.
"Oke kalau itu mau kalian ! aku ladeni !" dan meletakan foto iru di atas meja sebagai hiasan semata.
---------
Bram sudah sampai rumah diapun disambut oleh Ayu. Bram tahu apa yang diinginkan Ayu. Ayu pun melakukan apa yang selayaknya sebagai istri yaitu melayani suami. Walau keadaan hamil Ayu tetap sigap mengambilkan Bram baju tidur, minuman kesukaannya dan bertanya mau makan atau tidak.
Bram menarik tubuh Ayu ke dalam pelukannya, dan mencium bibirnya dengan lembut. Tubuh Ayu menegang dan tak menolak ciuman dari Bram.
"Mas !" Ayu melepas ciumannya.
"Maaf !" jawab Bram, Ayu menggeleng kepala tanda tak perlu meminta maaf.
"Mama pengen aku menikah lagi !" akhirnya Bram memberitahu kejadian yang tadi.
"Lalu ?" tanya Ayu penasaran. "Ya aku tolak, tapi mama memberi ultimatum kalau tidak aku kehilangan segalanya ! akhirnya mau tidak mau aku ceritakan semua dengan versiku yang lebih menyeramkan !" jelas Bram sambil tertawa, begitu juga Ayu.
"Dasar kamu mas !" Ayu mencubit pinggang Bram.
"Habisnya tuh cewek ngaku hamil padahal sudah lama tidak bertemu !" cerita Bram.
"Mungkin kali ini bisa seperti itu, tapi lain kali kalau benaran gimana ?" tanya Ayu.
"Maksud kamu apa sayang ?" tanya Bram sambil mencium Ayu.
"Aku tanu semua tentang kamu yang playboy !" jawab Ayu, Bram tertawa.
"Enak aja, aku juga punya tipe sendiri tahu ! emangmya setiap wanita aku gituin ? ih takut penyakit kali !" jawab Bram seperti anak kecil. Ayu tertawa.
"Boong !" jawab Ayu.
"Kamu engga percaya ?" tanya Bram, Ayu menggeleng dan kembali menarik pinggang Ayu.
"Mas !" teriak Ayu.
------------
"Aku gagal pah !" ujar Marina malam itu, ia sedang membersihkan mikeupnya sedang suaminya duduk menyadar di tempat tidur.
"Gagal gimana ?" tanya Susanto.
"Aku tahu alasan dia membela perempuan itu !" jawab Marina.
"Emang kenapa ?"
"Bram telah memperkosa Ayu dalam keadaan mabuk !" jawab Marina.
"Ah itu hanya akting dia saja !"
"Tadinya mama pikir begitu !" Marina bangun dan menyerahkan sebuah amplop kepada suaminya.
"Apa ini ? Susanto menatap istrinya.
"Baca saja, termasuk disana ada laporan polisi ! tapi sudah dicabut !" jawab Marina duduk disebelah suaminya, sedang Susanto membuka amplop disana ada hasil visum, keterangan Ayu dan Bram di kepolisian dan bukti-bukti foto semua lengkap, Susanto terdiam. Marina menatap suaminya.
"Apa yang kita lakukan ?" tanya Marina.
"Aku akan mengeluarkan dia dari hak warisan termasuk semuanya !" ujar Susanto tegas.
"Pah !" Marina terkejut atas tindakan suaminya, tadi di kantor dia hanya menggertak saja. "Kenapa papa melakukan itu ?" tanya Marina,
"Karena dia telah mencoreng dan mempermalukan kita !" jawab Susanto marah. "Coba kalau ini sampai terdengar dimedia !". Marina terdiam.
Bersambung ...
"Nanti aku ubah judulnya, ternyata banyak yang sama ! tapi ini untuk sementara saja, sampai aku menemukan judul buku yang pas ! maaf para reader dan author lain yang sama judulnya ...