Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Long Distance Religionships

🇮🇩AmeliaKusumaDewi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
20.3k
Views
Synopsis
Amanda,gadis berusia 25 tahun berasal dari negeri jiran Malaysia harus selalu bersitegang dengan sang ayah prihal hubungan nya dengan sang kekasih Daniel,karena berbeda keyakinan.Sang ayah yang merupakan keturunan dari tetua terpandang di Malaysia bersikukuh menolak hubungan putri semata wayang nya dengan kekasih berbeda agama itu,lalu putra pemilik perusahaan retail terbesar di Malaysia yang juga jatuh hati pada Amanda berusaha mendapatkan dirinya dengan cara yang tidak di duga duga,akan kah perjalanan cinta Amanda berakhir dengan bahagia?atau bahkan sebalik nya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Siasat tuan manager (prolog)

Apapun kekuatan manusia,tidak dapat menandingi kuasa tuhan.

Angin sore bertiup menghembus wajah anggun Amanda, rambutnya melayang indah bagai debur ombak di tepi pantai,tiba tiba saja motor sport putih berhenti di hadapan nya,lalu ia pun mundur beberapa langkah karna terkejut.

"Astaghfirullah Niel,kebiasaan kamu yah" pekik Amanda terkejut tat kala di dapati siapa yang ingin mencoba untuk menabrak diri nya itu,rupa nya si pengendara motor itu adalah Daniel kekasihnya sendiri

"Kamu kenapa akhir akhir ini sering melamun dijalan?bukan kah itu sangat berbahaya?" Ujar Daniel,namun Amanda mengusap tengkuk leher nya merasa tidak nyaman dengan pertanyaan kekasihnya itu.

"Ahh,aku tak apa,mungkin aku kurang beristirahat beberapa hari ini" Amanda mengelak

"Baiklah,jika nanti kamu sedang menunggu ku untuk aku jemput,maka menunggulah di tempat yang cukup aman,dan jangan lagi melamun" titah Daniel mengingatkan

"Aku berjanji ini adalah yang terakhir,maafkan aku" sesal Amanda

"Lupakan,segera lah kau naik,aku akan mengantarmu pulang, sepertinya kau butuh banyak waktu untuk beristirahat" ujar Daniel, Amanda hanya patuh pada perintah kekasihnya itu tanpa perlu menjawab.

***

Setalah selesai shalat isya,di rasa tubuh nya sangat tak bertenaga, Amanda menuruni anak tangga menuju dapur,ia menuangkan satu gelas penuh air isotonic berukuran dua liter kemudian membawa nya menuju ruang keluarga.

Di ruang keluarga sudah ada kedua orang tua nya, tampak sedang asik dengan acara televisi yang di tayangkan, Amanda menghembus nafasnya kasar,dan dapat di dengar oleh sang ayah deru nafas kasar yang dihembuskan nya lagi lunglai tubuh nya terlihat

"Apakah kau baik baik saja putriku?" Ayah nya berkata demikian bukan tanpa sebab,sesungguhnya ia kurang beristirahat dan feeling orang tua sejati nya tidak lah salah.

"Aku baik baik saja ayah,mungkin aku hanya kelelahan beberapa hari ini" sahut Amanda seraya meneguk air isotonic yang ia bawa tadi,pandangan nya lurus lagi kosong menatap layar televisi yang ia sendiri tidak begitu menyukai.

"Syukurlah kalau kau baik baik saja,aku ingin bertanya padamu satu hal" mendengar ucapan sang ayah, Amanda mengalihkan pandangan nya menatap mata sang ayah.

"Bicaralah ayah" jawabnya singkat

"Apakah kau masih bersama Daniel?" Bak di sambar petir mendengar pertanyaan sang ayah, Amanda merubah posisi duduk nya,di rasa tenggang ia mengambil posisi tegap.

"Ya,aku masih bersama Daniel ayah" Amanda tertunduk lesu menjawab pertanyaan itu,ia sudah mengetahui akan seperti apa perbincangan dengan ayah nya jika membahas perkara hubungan nya dengan Daniel.

"Ingat putriku, usiamu sudah 25 tahun,mau sampai kapan kau menjalani suatu hubungan yang kau sendiri pun sudah tahu akan seperti apa akhir nya" ucapan sang ayah benar benar membuat hati nya porak poranda, mengingat bagaimana kejadian beberapa waktu lalu,selalu berakhir dengan perseteruan antara ia dan ayah nya.

"Tapi ayah.." belum juga sempat menjawab,sang ayah menegaskan kepada putri semata wayang nya itu.

"Tapi apa? Kau mengharapkan apa yang kau dapat dari laki laki yang sudah pasti ia tidak mungkin akan menjadi imam mu nanti nya,jangan lah kau membuang buang waktu untuk hal yang tabu putri ku" kalimat penegasan ini begitu menekan,nada ucapan sang ayah begitu kuat bercampur amarah yang tidak dapat diluapkan.

Tak ingin memperkeruh suasana,ia segera beranjak dari sofa dan berjalan menaiki anak tangga dengan kasar,sebagai pertanda kepada sang ayah bahwa ia sangat kecewa dengan penekanan sang ayah.

"Ayah, bagaimana pun juga Amanda itu putri kita,jangan lah kau sekeras itu kepada nya" tegur nyonya Ferdi kepada suami nya,di usapnya lembut bahu tuan Ferdi oleh istri nya itu.

"Biarkan saja,dia harus diperlakukan seperti itu,agar ia sadar apa yang sedang ia lakukan adalah kosong" jawab tuan Ferdi tersungut sungut.Nyonya Ferdi paham betul bagaimana sifat suaminya itu,ia hanya menarik nafas panjang lalu membuang nya dengan kasar, betapa keras kepala nya kedua orang yang ia sayangi itu.

Tuan Ferdi adalah seorang putra dari tetua terpandang di Malaysia,harta kekayaan nya mungkin tidak begitu banyak,hanya saja ayah dari Tuan Ferdi seorang yang amat di segani karna budi pekerti yang luhur juga amat tegas,wajar saja Tuan Ferdi mewarisi sifat dari sang ayah.

***

The Prime tower business

Adalah sebuah gedung perusahaan yang cukup terkenal di negri jiran Malaysia, menduduki peringkat pertama ratting Malaysia,perusahaan yang bergerak di bidang retail terbesar di Malaysia dan memiliki store di setiap pelosok Malaysia.

Hari ini waktu sudah menunjukan pukul 8pagi waktu Kuala Lumpur,nampak Amanda sedang tak bersemangat untuk pagi ini, terasa begitu berat dan membosankan sedang hari baru saja di mulai.

Drrrrttttt..drrrtttt..

Getar panjang ponsel milik Amanda,di liriknya benda yang berbaring manis di atas meja tugas nya,layar ponsel itu menunjuk kan sebuah nama si pemanggil "Mine💞"

"Ya hallo Niel,ada apa?" Ucap Amanda menjawab panggilan masuk ponsel nya,rupa nya itu adalah Daniel kekasihnya

"Bagaimana keadaanmu hari ini, apakah kamu sudah cukup beristirahat semalam" Tanya Daniel dari sebrang telepon

"Aku baik baik saja sayang,semalam tadi aku sudah cukup beristirahat,hari ini semua tenaga ku sudah terkumpul sempurna, apakah kamu akan mengajak ku pergi sore nanti?" terka Amanda menggoda,alih alih is hanya sebatas menerka,rupa nya terkaan itu adalah benar.

"Puji tuhan kalau kamu sudah kembali pulih,benar,aku ingin mengajakmu pergi ke sebuah sungai dekat dengan Victoria Cafe,apakah kamu bisa pergi bersama dengan ku hari ini,jika kamu sangat sibuk maka kita bisa bertemu lusa" sahut Daniel bersemangat,hati nya sangat lega mendapati kabar kekasih nya sudah pulih.

"Oh ya,tidak,aku cukup luang hari ini,baik lah,tugas ku akan selesai pada pukul 4 sore,sampai bertemu nanti" lalu di tutup nya panggilan itu,ia cukup senang mendapati telpon dari Daniel,tapi ia tidak dapat memungkiri hati nya begitu berat mengingat perkataan ayah nya semalam.

"Amanda,kau di panggil untuk menghadap ke ruangan Pak Beni" ujar Clara yang berjalan dari lorong ruang HRD

"Pak Beni memanggil ku? untuk apa?" wajah nya terheran heran, bagaimana bisa HRD butuh dengan staff pajak.

"Ia tidak berkata apapun pada ku,sebaiknya kau temui saja langsung" dengan perasan bingung Amanda tetap memenuhi perintah,ia berjalan menelusuri lorong menuju ruang HRD.

Ruang HRD

*Toktoktok* Amanda mengetuk pintu ruang manager HRD, memberi isyarat pada seseorang di dalam ruangan nya untuk segera di persilahkan masuk.

"Ya,silahkan masuk" sahut seorang pria dari dalam ruangan

"Apakah benar tuan managermemanggil saya?" seseorang yang di tanya belum memandang wajah Amanda,ia tetap fokus menatap layar laptop nya itu.

"Benar,saya memanggil mu untuk kau dapat membantu ku hari ini"

"Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu tuan manager" orang yang di ajak berkomunikasi masih tetap memandang layar laptop nya,sunggu sangat menyebalkan dan tidak lah di rasa sopan.

"Aku meminta mu untuk membantu ku memeriksa cv lamaran calon karyawan baru,dan melakukan sesi interview juga psikotes" titah seorang pria di hadapan nya seraya menutup layar laptop nya Dan meraih beberapa map berwarna cokelat yang sudah di siapkan di meja tugas nya itu.

Amanda terbelalak mendengar ucapan pria di hadapan nya itu,bagaimana bisa seorang staff pajak membantu untuk merecruit karyawan baru sesuai bobot perusahaan, sedangkan ia hanya mengetahui bahwa standart calon karyawan yang bekerja di perusahaan ini adalah minimal pendidikan D3.Ia tertegun sejenak sebelum akhirnya ia tersadar dari macam macam fikiran nya untuk melayangkan pertanyaan yang pada akhir nya ia sendiri pun akan memaksakan perintah itu.

"Baik tuan manager,mohon berikan berkas itu kepadaku" Amanda menjawab dengan pasrah,namun si pria justru tersenyum penuh kemenangan.