Chereads / Long Distance Religionships / Chapter 7 - Sentuhan Bilah Pisau Yang Tajam

Chapter 7 - Sentuhan Bilah Pisau Yang Tajam

Beberapa detik Amanda menunggu respond Clara untuk melanjutkan perkataan nya itu, sedetik kemudian Amanda mulai geram,ia menyadari bahwa Clara sedang menggoda nya.

"Cepat katakan Clara,kau memiliki firasat apa,jangan membuat ku mati dalam rasa penasaran!"

Lagi dan lagi Clara tertawa melihat ekspresi Amanda yang begitu penasaran,belum sempat Clara menjelaskan maksud dari firasat nya itu,ponsel Amanda berdering seketika perdebatan Clara dan Amanda terhenti, kemudian Amanda tersenyum melihat panggilan pada layar ponsel nya itu

"urusan kita belum selesai Clara,kau harus meneruskan perkataan mu yang menggantung itu"

Clara melengos pergi kembali ke meja kerja nya, membiarkan Amanda dalam buaian perhatian Daniel.

"Ya,hallo sayang, bagaimana kabar mu hari ini"

"Apa? bagaimana bisa?"

"Aku rasa kau terlambat beristirahat kemarin hari"

"Sepulang aku bekerja nanti aku akan mengunjungi mu, beristirahat lah yang cukup,usahakan hari ini ada makan yang masuk kedalam tubuhmu agar kau dapat minum obat"

"Sudahlah kau tidak perlu memikirkan keadaan ku sayang,aku baik baik saja"

"Yasudah, berjanji lah kepadaku kau harus segera membaik"

Selama jam kerja berlangsung Amanda sedikit gelisah,siapa yang akan menjaga Daniel saat ia sakit seperti ini,kedua orang tua nya seminggu yang lalu terbang ke Indonesia untuk keperluan tertentu.

Bahkan tiba saat makan siang,makanan yang ia pesan untuk makan siang hanya di lahap sebagian saja, Clara yang menangkap sikap gelisah sahabat nya pun mulai angkat bicara.

"Apakah ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran mu Amanda?"

"Daniel sedang sakit hari ini,aku mencemaskan nya"

Lesu tampak jelas tersirat pada wajah cantik Amanda,seperti itu kah pengaruh Daniel dalam kehidupan Amanda? bagaimana jika dirinya benar tidak dapat bersatu dengan Daniel.

Secepat mungkin Clara membuang pikiran yang tidak baik itu, Clara mengetuk ketuk kepalanya seperti sedang mengeluarkan isi kotoran dalam sebuah lubang, Amanda mengernyitkan keningnya melihat Clara mengetuk kepala nya sendiri.

"Clara,apa yang kau lakukan? apakah kau sedang sakit kepala?"

"Ahh,tidak Amanda,hmm bagaimana jika selepas kerja aku dan Anton mengantarkan mu untuk menjenguk Daniel?"

Amanda hanya mengangguk kan kepala nya menjawab usulan Clara,mungkin memang sebaiknya Amanda di temani mereka agar terasa lebih mudah jika ada sesuatu yang mendadak urgent.

***

Dalam perjalanan menuju rumah Daniel,mereka bertiga melipir sejenak untuk membeli bubur nasi juga teh manis hangat dan beberapa jenis buah segar.

Kediaman Daniel di Malaysia tidak begitu mewah dan juga tidak begitu megah hanya ada 2 orang asisten rumah tangga yang bekerja disana,tapi rumah kediaman nya di Sumatra-Indonesia cukup dapat di bilang mewah,kedua orang tua nya merupakan pengusaha karet dan juga pemilik kedai durian yang cukup terkenal di negara nya, Amanda menyukai kesederhanaan Daniel,sikap nya yang lembut,hangat,perhatian dan penuh cinta.

Tuan Manager Anton mengemudi mobil nya dengan serius,tapi Amanda menyadari suatu kejanggalan pada keduanya.

"Sejak kapan kalian kembali dekat?"

Clara mau pun Anton saling melempar pandangan,kedua nya tersenyum kemudian.

"Mengapa kau tega tidak memberitahu ku soal ini Clara,kau sungguh menyebalkan"

"Kami baru saja kembali untuk bersama hari ini, sudahlah lupakan masalah ku dengan Anton,lebih baik kau fokus kepada kesehatan Daniel"

Sedetik kemudian Amanda diam dalam hening, setelah 10 menit perjalanan menuju rumah Daniel, Anton menuruni kedua wanita itu untuk segera masuk kedalam,karna Anton harus kembali ke kantor mengambil barang milik nya yang tertinggal.

Kediaman Daniel

Amanda memencet bel rumah Daniel yang tersambung,tak lama kemudian di buka kan pintu oleh seorang wanita paruh baya, wanita itu bernama Miss Noor yang biasa merawat rumah Daniel,Miss Noor mempersilahkan Amanda Dan Clara untuk masuk.

"Nona Amanda,Nona Clara,mari silahkan masuk, Tuan Daniel sedang istirahat di kamarnya"

"Terimakasih Miss Noor"

Amanda menaiki anak tangga dengan cepat, sedangkan Clara tengah berbincang dengan Miss Noor di dapur seraya menyiapkan buah segar yang sudah di bersihkan untuk di antar ke kamar Daniel.

Hati Amanda merasa perih seperti tersayat bilah pisau tajam melihat Daniel tak berdaya berbaring di atas kasur besar itu,wajah nya sangat pucat terlihat, perlahan Amanda berjalan mendekati Daniel dan duduk pada sisi kasur dimana posisi Daniel sedang berbaring.

"Sayang,ini aku,bangun lah"

Parau suara Amanda membangunkan Daniel, tubuh nya terasa hangat cenderung panas,mungkin demam nya sudah sedikit turun, Daniel membuka mata nya lalu tersenyum melihat Amanda sudah berada di sisi nya saat ini,dengan susah payah Daniel berusaha bangun untuk duduk.

"Ahh,tunggu sebentar,biar ku bantu menyanggah tubuhmu agar kau tidak merasa payah"

Setelah Daniel dapat duduk dan bersandar pada bantal sebagai penyanggah, Amanda membuka mangkuk kertas yang berisikan bubur nasi

"Lebih baik kau minum terlebih dahulu teh manis hangat ini,agar perutmu sedikit relax dan dapat menerima makanan yang masuk"

Amanda menyodorkan teh hangat dalam Tumblr miliknya yang ia beli bersamaan dengan bubur nasi,Daniel menyesap teh hangat itu, kemudian Amanda mulai menyuapi Daniel bubur nasi.

"Apakah kau sedang memikirkan sesuatu dengan keras,karna jika hanya dari terlambat makan saja itu tidak mungkin"

Mendengar pertanyaan Amanda Daniel terdiam,mengapa wanita di hadapan nya ini selain cantik ia juga cerdas dan cekatan, seperti nya Daniel tidak pandai menyembunyikan masalah di hadapan Amanda.

"Maafkan aku,benar kata mu tadi,aku sedang memikirkan sesuatu yang selalu membuatku resah juga dalam posisi yang serba salah"

Wajah Amanda berubah kelam,ia sudah menduga bahwa yang mengganggu pikiran Daniel adalah perkataan ayah nya, Amanda menelan saliva nya perlahan ia mulai merasakan sedikit tegang.

"Apakah ini ada hubungan nya dengan ayah dan Kita?"

Daniel mengangguk kecil,wajah Amanda semakin kelam melihat jawaban Daniel tentang benar prasangka nya itu.

"Ku mohon,segera lah pulih sayang,setelah itu kita akan bahas ini bersama sama"

Tak ingin merasa semakin keruh, Amanda harus menahan rasa penasaran tentang apa saja isi dari pikiran kekasihnya itu,tak lama berselang beberapa menit dalam hening, Clara datang membawa buah segar yang di beli Amanda saat dalam perjalanan tadi.

"Makanlah buah buahan ini agar tubuh mu segera membaik"

Setelah semua urusan selesai, Amanda melirik arloji pada pergelangan tangan kiri nya yang sudah menunjukan pukul 7 malam,segera ia mengumpulkan beberapa barang milik nya yang tercecer untuk segera pamit pulang

"Aku harap esok hari kau sudah dapat menikmati kembali hari hari mu,aku pamit pulang sayang"

Amanda mengecup hangat kening Daniel,meski tak rela harus meninggalkan nya dalam keadaan lemah seperti ini, Amanda sadar masih ada jarak yang harus tetap terjaga antara Daniel dan dirinya.

Satu persatu Amanda menuruni anak tangga menuju pintu utama,dimana Clara dan Anton sudah menunggu di dalam mobil.

"Kami akan mengantarkan mu pulang sampai dapat ku pastikan kau tidak bersitegang dengan ayah mu Amanda"

Tak menjawab, Amanda hanya mengangguk dan melempar senyum yang terasa lemah di pandang.

Ya, Clara memang paham betul selama hampir satu setengah tahun belakangan ini hubungan Amanda dengan sang ayah tidaklah baik,hal ini di seebabkan penolakan secara terang terangan sang ayah pada hubungan Amanda dan Daniel yang sudah jelas jurang perbedaan antara mereka membentang luas.

Clara adalah satu satu nya orang yang mengetahui jika Amanda sering menemani kegiatan keagamaan Daniel,begitu pula Daniel,ia sampai rela ikut berpuasa, merayakan buka puasa bersama lengkap dengan baju muslim kokoh, keduanya sama saling melengkapi,Akan tetapi jelas ada benteng yang menjulang tinggi menghalangi, keduanya sama sama memegang teguh keimanan yang sudah sejak lahir di anut nya,melekat dalam hati dan jiwa nya.

Seharus nya Amanda juga Daniel menyadari kesemuan pada hubungan mereka sejak lama di awal terjalin nya cinta yang belum sedalam saat ini,mungkin semua tidak akan seperih dan sesakit ini,jika mereka merasakan sakit perpisahan di awal,tapi tidak lah sedalam saat ini.

Entah,mengapa cinta menjadi serumit ini terasa untuk keduanya,mungkin jika hanya sekedar restu satu dari kedua orang tua masing masing dapat di perjuangan kan apapun yang harus di lakukan,tapi hal ini terasa menyentil kepada yang terlalu sensitive di belahan bumi mana pun.

Tanpa terasa mobil yang di kemudikan oleh Anton sudah tiba di depan pagar hitam yang menjulang tinggi di rumah Amanda,pikiran Amanda masih bergelut dengan hati nya,hingga tanpa sadar bahwa ia sudah tiba di depan rumah nya.

"Apakah kau ingin menginap di dalam mobil Tuan Manager mu sendiri?tidak kah kau rindu kasur empuk mu itu Amanda"

Terperanjat dari lamunan, Amanda mengusap kasar wajah nya untuk menstabilkan semua yang sudah lusuh, Amanda tak menjawab sepatah katapun,hanya tersenyum kemudian membuka pintu mobil dan keluar menuju pintu utama di dampingi Anton juga Clara.

"Assalamualaikum,Ayah,Amah"

"Wa'alaikumsalam, kami di ruang makan sayang"

Ketiga nya menuju ruang makan dengan langkah pasti,mereka sudah menata kata tiap kata untuk menjawab setiap pertanyaan Tuan Ferdi, setibanya mereka bertiga di ruang makan langsung di suguhkan tatapan mengintimidasi dari Tuan Ferdi, kemudian ketiga nya menelah besar besar saliva yang ada di pangkal kerongkongan nya.