Chereads / Long Distance Religionships / Chapter 9 - Firasat

Chapter 9 - Firasat

Sore ini Daniel sudah sepakat membuat janji dengan Amanda,ia berencana untuk membicarakan sesuatu yang selalu mengganggu hari nya akhir akhir ini.

Dengan rasa berat hati Daniel harus berani mengambil keputusan,ia pun tak ingin karna ke egoisan nya mendekap Amanda dalam genggaman nya membuat Amanda justru tak bahagia,ia lebih sering terlibat perdebatan dengan Ayah nya sampai harus mengasingkan diri,ia juga tak ingin masa depan Amanda bersamanya tak seperti harapan nya.

Daniel paham betul keinginan kekasihnya untuk menikah di National Mosque of Malaysia, bangunan tempat ibadah terbesar di Kuala Lumpur-Malaysia dengan tinggi bangunan 240 kaki,luas tanah mencapai 53.000 meter persegi pun menampung dengan kapasitas hingga 15.000 orang,ya, Amanda selalu membicarakan impian nya itu, sedangkan tidak mungkin Daniel dapat mewujudkan mimpi Amanda yang satu itu.

Bukan karna Daniel tidak mencintainya,justru memikirkan ini sampai pada akhirnya Daniel jatuh sakit, memikirkan penolakan Tuan Ferdi secara terang terangan, perdebatan Amanda dengan Ayah nya kala membela dan mempertahankan hubungan mereka, bagaimana Amanda harus jauh dari hangatnya keluarga karna harus mengasingkan diri kala perdebatan dengan sang Ayah dan hal hal memilukan lain nya.

Mata Daniel menangkap sosok wanita yang ia cintai berada di ambang pintu,dengan senyum yang begitu di sukai Daniel,ia jadi ingat awal kali pertama Daniel bertemu dengan Amanda secara tidak sengaja,kala itu di sebuah mall tepat nya di resto cepat saji, Daniel yang sedang kepayahan membawa tray berisi 8 cup soft drink dan hampir terhuyung jatuh karna tak sengaja tersenggol oleh seseorang yang datang dari arah berlawanan menuju tempat pencuci tangan,secara reflek Amanda membantu Daniel menahan tray agar tidak jatuh berserakan.

"Hey kau!!! tidak bisakah sedikit berhati-hati,karna kecerobohan mu itu kau hampir saja menumpahkan 8 gelas minuman orang lain"

Dengan lantang Amanda memarahi seseorang yang menabrak Daniel padahal orang yang sedang ia marahi itu sama sekali tidak menggubris nya, mendapati Amanda tengah mengomel Daniel melihat dengan seksama pahatan wajah wanita dihadapan nya itu.

"Apakah kau baik-baik saja Tuan?"

Daniel terpesona dengan wajah anggun milik Amanda,apa yang ia lihat dalam bentuk wujud manusia nampak mendekati sempurna,Daniel tersadar ketika petikan jari jemari Amanda bunyi tepat di depan matanya.

"Ahh,a-a-aku baik-baik saja Nona,ahh eum kau tidak perlu memanggil ku Tuan, panggil saja aku Daniel"

"Oh,baiklah kalau begitu,kau bisa memanggil ku Amanda, berhati-hati lah Daniel"

Lagi dan lagi Daniel berpindah dunia nya, kendati menatap garis bibir tipis itu menyungging ke atas, senyum itu,ya senyuman itu begitu memabukkan,ia akan terus mengingat senyuman itu,sampai pada akhirnya sejauh dan sedalam ini.

Tersadar dari lamunan nya, Daniel kembali menatap senyuman itu,kini bukan dengan hati nya berbunga dan perasaan bahagia seperti kala itu dan seperti biasanya, Daniel menatap senyuman itu dengan getir bahkan hati nya begitu pilu.

"Tuhan,jika aku dapat meminta kepadamu,kuat kan hati ini,tegar kan hati ini melihat senyuman nya,tuhan aku mencintai nya sungguh amat sangat mencintai nya,jika benar cinta yang tertanam di dalam hati ini adalah salah,mengapa ia begitu kuat mengakar seperti cinta tulus tanpa noda,aku hanya tidak ingin menyakiti nya,tapi aku juga tidak mampu melihat nya dalam kesedihan seperti saat ini,tuhan salah kah aku dan cintaku ini untuk nya?" lirih Daniel dalam hati,matanya hampir saja berlapis kaca yang terbuat dari air mata.

"Hey sayang,kau sudah lama mengungguku?"

"Ah-he-eum tidak,aku belum lama datang"

Hati Daniel kian melemah ketika manik mata nya bertemu dengan manik mata indah milik Amanda,senyum nya yang masih tersinggung,ahh sungguh Daniel tak sampai hati mengatakan maksudnya saat ini, terlebih sudah seminggu ia tidak bertemu dengan Amanda,ini akan meninggalkan kesan mendalam dalam sejarah hidup Amanda ia tak akan tega mengatakan nya sekarang.

"Apakah kau sudah makan Niel? sepertinya aku sangat lapar"

"Be-be-belum,ah yasudah sekarang mari kita pesan makan,dan setelah ini aku akan mengajak mu pergi kepasar malam,aku rindu waktu bersama mu"

"Ahh, benar kah itu? terimakasih Niel,aku pun sangat rindu waktu bersama mu"

Mata Amanda tampak berbinar mendengar ucapan Daniel,hati nya terasa penuh bunga dan harum semerbak.

Selama keduanya makan,tidak banyak berbicara,namun pikiran Daniel kalut dan sangat kusut, semakin ia mengulur waktu maka akan semakin dalam luka nya,tapi ia pun tak sampai hati untuk mengatakan nya saat ini.

"Niel, apakah kau baik baik saja? sepertinya kau sedang melamun,bukan menikmati makanan nya"

Ternyata benar,cinta yang tulus dan murni dapat merasakan hal di luar sentuhan fisik, Amanda begitu perasa terhadap Daniel,dengan mudah ia menebak tanpa celah salah pikiran juga perasaan Daniel.

"Ah,aku baik baik saja sayang,aku hanya berimajinasi kita bermain di pasar malam nanti,rasa nya sudah tidak sabar"

"Baiklah, sepertinya aku harus lebih cepat menghabiskan makan ku,begitu juga dengan makanan mu Daniel,setelah itu kita dapat pergi kepasar malam secepat mungkin"

Daniel pun tersenyum melihat kekasihnya begitu antusias,ia tak dapat membayangkan jika saat ini ia dengan telak menyampaikan maksud hati nya untuk memilih berpisah dengan nya.Tuhan mengapa cinta seperih ini untuk berkorban.

Setelah dengan setia nya Daniel menemani Amanda shalat maghrib, keduanya melesat menuju pasar malam,hati Amanda begitu damai dalam pelukan Daniel, rasanya tak ingin melepas nya walau sedetik.

"Jika aku dapat menghentikan gerak jarum jam,juga menghentikan waktu,maka saat ini aku akan menghentikan nya,bersama Daniel aku merasa hidup kembali,ya Allah,hamba mohon jangan pisah kan kami" gumam Amanda dalam lirih,di peluknya erat tubuh gempal Daniel.

Bermain semua wahana permainan di pasar malam, keduanya begitu menikmati waktu yang pernah mereka lewati dengan berat tanpa temu,sejenak Daniel dapat melupakan niat nya itu.

"haha,rasa seru sekali,sudah berapa lama kita tidak mengunjungi pasar malam Daniel?"

"Sepertinya sudah 8 bulan ini kita tidak mengunjungi pasar ini,hmm,rupanya banyak yang berubah yah"

"Ohya,cukup lama rupanya,kau benar Daniel,saat ini sudah semakin banyak wahana permainan nya juga banyak penjual dan begitu padat"

"Ya benar,yasudah ini sudah larut,lebih baik aku mengantarkan mu pulang"

Amanda hanya mengangguk pelan,karna waktu sudah menunjukan pukul 8 malam,besok pagi ia sudah harus kembali bekerja, Amanda mengikuti Daniel sampai di tempat parkir motor.

"Aku harap ini bukan dari awal juga akhir pertemuan kita Niel"

Daniel tercenga mendengar ucapan Amanda secara tiba tiba,bukan kah seharusnya ia naik ke atas jok motor lalu Daniel segera mengantarkan nya pulang,mengapa tiba tiba Amanda belum juga naik justru malah berkata seperti itu.Rupa nya feeling Amanda tidak dapat di anggap remeh,ia seperti sudah dapat memahami apa yang aka terjadi.

"Mengapa kau mengatakan demikian sayang?apakah kau sedang merasakan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?"

"Entah Daniel,aku merasa kita semakin diambang arah yang menyakitkan"

Dengan telak Daniel harus menelan saliva nya, benar saja Amanda begitu perasa, Daniel masih hening tak bergeming dan masih mencoba menguruai kata demi kata yang di ucapkan Amanda.

"Daniel"

"Ya,ada apa sayang?"

"Kau tahu?aku tak pernah merasakan di cintai sebaik ini selain denganmu,semua yang kau lakukan dapat membuatku merasa damai,aku berharap ini akan terus kau lakukan hanya untuk ku"

Bagai dentuman petir menyambar membelah bumi, perkataan Amanda seperti menampar keras wajahnya, pandangan Amanda lurus pada satu bingkai pohon palm yang berjajar di pinggir jalan,mata nya mulai berkaca dan itu yang membuat hati Daniel semakin teriris sembilu, sejenak Daniel berfikir bagaimana Amanda mendapati kenyataan bahwa dirinya harus berpisah demi kebaikan semuanya.

"Aku sangat berterimakasih padamu Amanda,karna bersamamu aku dapat melewati hari dengan penuh warna seperti pelangi,aku mengenal apa itu warna merah muda,warna putih,biru juga jingga,bahkan warna indah lain nya selain warna hitam dan kelabu,aku merasa sangat dicintai oleh mu, semoga tuhan memberikan kebaikan atas hubungan kita"

Amanda tersenyum menoleh ke arah Daniel,hati nya seperti terguyur air hujan di saat api khawatir menjalar membakar hati dan juga pikiran nya.

"Hm, sepertinya kita sudah harus segera pulang,ini sudah malam dan kau pun harus beristirahat,maka naiklah segera"

Kediaman Amanda di tengah kota besar di Malaysia,pagar hitam tinggi menjulang keatas

Daniel merasakan feeling sedingin tumpukan es di kutub utara,dalam hati nya bergumam agar tidak lagi ada kejadian perseteruan antara Amanda dan Ayah nya.

"Amanda!!!"

Deg

Deg

Deg

Suara itu, seperti suara beberapa Minggu lalu menghampiri nya,yang membuat nya berfikir sampai sejauh ia harus mengakhiri semua yang sudah terjalin, Amanda dan Daniel menoleh kepada sumber suara.