Hawa dingin menjalar pada setiap inch tubuh keduanya,seolah membeku kaki keduanya tak mampu bergerak untuk sekedar saling meninggalkan dalam keadaan terhimpit seperti ini.
Langkah besar itu sudah hampir mendekat, Amanda juga Daniel menelan saliva nya bersiap untuk semua yang akan terjadi.
"Selamat malam Pakcik"
Bermula Daniel menyapa kepada calon Ayah mertua nya itu,namun kali ini (lagi) ia harus menahan setiap respond dingin dari pria paruh baya itu,sorot mata nya seperti api yang menyala di tengah terik matahari namun sikap nya dingin seperti gunung es yang menjulang tinggi di kutub utara.Daniel jadi salah tingkah menghadapi situasi seperti ini,tak dapat banyak berbuat sesuatu untuk menyelamatkan kedua nya dari terkaman slinderman Amanda menggigit bibir bawah nya,pikiran nya hampir menerobos yang tidak seharus nya ia pikirkan sampai sejauh ini, sepersekian detik kemudian suara dingin itu berhembus menerpa Amanda dan Daniel.
"Sudah ku katakan jauhi anak gadis ku,tapi mengapa kau malah membangkang"
Sorot mata elang itu sangat menusuk pupil mata Daniel meskipun terhalang oleh lensa kaca mata yang dikenakan nya.
"Ayah,tolong jangan terus bersikap seperti ini Ayah,aku dan Daniel..."
"Diaaaam kau Amanda!!!!"
"Jangaaaaaaannnnn!!!!! tolong jangan pukul Amanda Pakcik,tolong jangan lakukan itu"
Daniel merasa begitu gemetar,suara nya nyaris menghilang karna ia berusaha teriak menahan tangan Tuan Ferdi untuk tidak menampar putri kesayangan nya,di satu sisi Amanda masih merasa ketakutan menerjang dirinya,mata nya sudah berkaca kaca merespond kejadian hari ini,di hadapan nya kedua lelaki yang sangat ia cintai sedang berbicara melalui batin yang tersalur dari sorot mata keduanya,tangan Tuan Ferdi perlahan turun dan sedikit melunak,ia masih tidak menyangka pada diri nya sendiri hampir saja ia menyakiti putri kesayangan nya itu.
"Maafkan aku Pakcik atas semua amarah mu kala itu sampai hari ini,bahkan sampai anda sendiri nyaris melakukan kekerasan pada putrimu sendiri,aku tidak akan mungkin tega sampai hati untuk membuat wanita baik hati yang teramat aku cintai merasa dirinya menderita setiap ia memperjuangkan hubungan kami,aku akan memenuhi semua keinginan mu untuk pergi dari kehidupan Amanda"
Amanda membelalakan mata nya mendengar ucapan yang keluar dari mulut Daniel, bagaimana bisa ketika dirinya sudah sejauh ini,sudah semenderita ini untuk mempertahankan hubungan nya, tapi justru Daniel sendiri yang mundur bukan satu atau dua langkah ke belakang,tapi mundur jauh dan sangat jauh.
"Tidak,tolong jangan berbicara seperti itu Daniel,kita masih harus bersama sama bertahan, tolong kau tarik kembali perkataan mu itu"
Dengan langkah gontai Daniel menghampiri Amanda,dirinya merasa seperti tanpa tulang juga tanpa tenaga saat ini, Daniel meraba dengan lembut wajah Amanda dengan tangan yang bergetar,sekuat tenaga ia menatap manik mata Amanda yang sudah mengalir air mata kesedihan,ia merasa bersalah telah melanggar janji nya untuk tidak membuat Amanda menangis sedih,namun kini di hadapan nya selain ia membuat Amanda menangis ia juga telah membuat sakit hati Amanda dengan telak,menyerah dengan semua perjuangan yang sudah sejauh ini di tempuh kedua nya.
"Hey hey hey Amanda please listen to me,aku cuma mau kamu bahagia,kamu kembali lagi dengan keluarga mu,kamu berhak bahagia sayang,aku tidak bisa seegois ini bahwa jika kamu tetap bersamaku, kau tidaklah bahagia"
Daniel terpaksa tersenyum,sekuat tenaga ia menyungging kan garis bibir nya agar tetap terlihat kuat di pandang Amanda meski air mata nya tak mampu ia tahan karna kepiluan ini
"Bohong! kau berbohong Daniel,jangan tersenyum seperti itu! aku tahu kau berbicara tidak dengan hati kecil mu,cepat tarik kembali perkataan mu,kita akan tetap berjuang bersama sama"
Daniel tak bergeming, pandangan nya lurus menerobos lorong waktu yang pernah ia lewati bersama dengan Amanda.
"Ayah, tolong jangan sekeras ini Ayah aku mohon,aku dan Daniel saling mencintai, tolong jangan seperti ini"
Seperti anak perempuan kecil sedang meringik meminta di belikan mainan kesukaan nya, Amanda terus memohon pada Tuan Ferdi, tubuhnya merosot sampai di ujung kaki sang Ayah,dengan lemah ia memeluk kaki kanan sang Ayah, Tuan Ferdi pun tak bergeming,wajah angkuh nya masih tergambar sangat jelas.
Beberapa detik kemudian Amanda menghampiri Daniel dengan langkah gontai,wajah nya sudah memerah karna menangis,mata indah itu pun hampir sembab karna terus dipaksa mengeluarkan air mata.
"Daniel,aku mohon,aku mohon padamu Daniel, tarik semua ucapanmu,jangan seperti ini Daniel aku mohon"
Suara Amanda terdengar kian melemah,terasa pilu hati Daniel mendengar Amanda memohon seperti itu,rasanya ingin sekali ia menarik semua perkataan nya pada Tuan Ferdi,tapi ia juga tidak bisa egois menahan kebahagiaan Amanda, kekasihnya itu berhak bahagia dengan keluarga nya bukan hanya dengan dirinya sendiri,dan ini pula sebuah pertanda bahwa bersama dengan dirinya Amanda tidaklah bahagia.
"Amanda,dengar baik-baik sayang,pepatah mengatakan cinta butuh pengorbanan juga cinta tak meski memiliki,kita masih tetap bisa bersama sebagai teman,ya! aku yakin kau pasti bisa melalui ini semua,aku ingin hidupmu kembali seperti sebelum kau mengenal ku Amanda,kau akan baik-baik saja tanpa aku, percayalah"
Untuk terakhir kali nya Daniel memeluk Amanda dengan penuh cinta,memeluk nya erat seolah ia tarik kembali seluruh cinta yang pernah ia berikan untuk Amanda agar Amanda dapat hidup normal seperti saat sebelum mengenal dirinya,tangis Amanda semakin menjadi, tubuh nya terkoyak hampir saja jatuh tersungkur terlepas dari dekapan Daniel,namun Tuan Ferdi masih saja tak bergeming atas kejadian ini,dan untuk yang terakhir kali nya Daniel menggenggam erat kedua tangan Amanda kemudian mencium kening gadis itu lalu tersenyum (lagi) membelai lembut wajah Amanda.
Daniel berjalan menghampiri Tuan Ferdi yang sejak tadi tak bergerak juga tak memberikan respon apapun pasca dirinya hampir saja menampar putri kesayangan nya itu,ada penyesalan yang teramat dalam kini di rasa oleh Tuan Ferdi.
"Pakcik, Amanda sudah ku lepaskan dari hubungan yang memang akan berakhir tidak indah ini,maafkan aku jika karna diriku lah semua ini terjadi,aku pamit permisi"
Setelah berbicara dengan Tuan Ferdi meskipun sama sekali tidak di gubris, Daniel berjalan menuju tempat dimana motor nya terparkir.
"Jangaaaaannn!!! tidak,aku mohon Daniel"
Mendengar Amanda berteriak spontan Daniel memutar balik tubuh nya, Daniel tersenyum mengisyaratkan bahwa Amanda mampu melalui semua ini,setelah itu Daniel menghidupkan mesin motornya dan melaju meninggalkan kediaman Amanda.
__________________________________
Di dalam kamar yang cukup besar dan luas untuk di tempati seorang diri,Wajah tampan dengan aura yang menakutkan tersirat,ya benar! itu adalah wajah Beni yang setiap saat menghiasi.
"Kau!!! Amanda,berani sekali kau membuat diriku menjadi seperti orang yang tidak waras seperti ini karna memikirkan mu!"
Beni tampak gusar di atas sisi king bed miliknya,kemudian ia berdiri berjalan memutar dan berulang ulang melakukan nya, pikiran nya kacau saat ia mendapati hari ini Amanda pergi bertemu dengan Daniel, dirinya memergoki kebahagiaan Amanda dan Daniel dari kejauhan dan itu cukup merusak pikiran nya.
"Aaaaarrrrrggggghhhhhhh"
Demi melampiaskan kekecewaan nya,Beni berteriak cukup keras di dalam kamar besarnya,tangan nya tak berhenti beraksi membanting segala benda yang dekat dengan dirinya, menghancurkan kasur rapih nya,dan sampai akhirnya Beni lelah dan terlelap dengan memanggil nama Amanda sebelum dirinya benar benar tertidur.
Pagi hari,masih dengan aktifitas yang sama, menghindari kontak langsung dengan sang Ayah,karna itu saat ini Amanda tengah duduk di sebuah meja dengan hot choco juga beberapa buah croissant yang sudah ia pesan,makanan dan juga minuman itu belum di sentuh sedikit pun oleh Amanda padahal pagi ini udara cukup dingin karna langit menghitam tanda mendung akan turun hujan.
Sorot mata nya kosong,ia seperti sedang menjelajahi ruang dan waktu, dirinya ingin sekali menyangkal kejadian malam tadi dan semua keputusan Daniel,tapi apa boleh buat karna semua nya sudah terjadi dan berakhir.
"Aku sangat mencintai mu Daniel"
Suara parau Amanda terdengar lirih menyesap sampai ke telinga,air mata nya turun secara perlahan dari pelupuk mata indah itu.
"Amanda"
Tiba tiba saja seseorang memanggil namanya,sontak Amanda tersadar dari lamunan nya dengan segera ia menoleh untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.