Seseorang yang memanggil nama Amanda pun perlahan mendekat, dengan segera Amanda memperbaiki posisi duduk nya juga tatanan rambut nya.
"Clara?"
"Astaga Amanda,are you okay?what happen Amanda,kau terlihat sangat berantakan"
Wajah cantik Clara terlihat sangat panik kendati melihat kondisi Amanda seperti itu,mata nya nampak sembab dengan wajah yang amat kusut,senyum nya pias seperti jiwa nya pergi dari raga nya.
Sekilas Amanda menatap wajah panik Clara sebelum akhirnya ia menghamburkan pelukan nya pada sahabat cerewet nya itu,kembali tumpah air mata yang sejak tadi di tahan oleh nya. Clara hanya terdiam membiarkan Amanda menuangkan segala rasa yang berkecamuk pada diri nya dengan sesekali Clara mengusap puncak kepala dan punggung Amanda,suara parau terdengar begitu lemah namun Clara masih mampu untuk menangkap apa yang di ucap Amanda.
"Daniel...Daniel..."
Saat sudah sedikit tenang, Clara melepas perlahan dekapan Amanda agar ia dapat menatap manik mata sahabat nya itu,bak dermaga air mata,cairan transparan itu mengalir tanpa penghalang menelusiri pipi ranum Amanda.
"Hey,hey,Amanda,sayang,ada apa dengan Daniel?aku rasa kau lebih baik cerita dari pada kau terus menerus menangis seperti ini"
Dengan jari jemari lentik nya Clara menyeka air mata di pipi ranum Amanda,ia pun merapihkan rambut Amanda yang nampak sedikit berantakan,lalu Clara meraih dagu Amanda agar ia dapat melihat si cantik sahabat nya itu.
"Kau sudah terlihat lebih baik sekarang, berceritalah sayang"
Sambil mengusap bahu Amanda agar menularkan energi,Clara tak lupa meminta Amanda untuk menyesap hot choco yang sudah tidak lagi panas agar Amanda merasa lebih relax dari kondisi sebelumnya. Tak lama setelah Amanda menyesap minuman coklat itu, perlahan ia menarik panjang nafas nya untuk kemudian ia hempaskan kembali agar ia merasa lebih baik lagi.
"Daniel, Ra"
"Iya,ada apa dengan Daniel"
"Daniel mengakhiri hubungan kita"
"Apa! bagaimana bisa?"
Pekikan suara Clara begitu menggema di telinga,namun tak juga merubah mood Amanda yang memang hancur sejak tadi. Wajah bingung Clara membuat nya terlihat konyol,jika saja tidak dalam kondisi seperti ini mungkin Amanda sudah terbahak-bahak menertawakan wajah konyol Clara. Kedua tangan Clara mencengkram bahu Amanda untuk segera di beri penjelasan apa maksud dari ucapan nya barusan,namun sekarang waktu sudah menunjukan jam kerja akan di mulai 10 menit lagi.
"Baiklah,kau berhutang penjelasan padaku Amanda, sekarang rapihkan keadaan mu sebelum kau kembali bekerja,jam makan siang nanti kau harus menjelaskan semua nya padaku apa yang sebenarnya terjadi"
Tanpa banyak suara, Amanda hanya mengangguk menjawab titah Clara,ia berjalan ke arah toilet fasilitas minimarket convenient itu,selagi Amanda berjalan menuju toilet dengan cekatan jemari Clara merapihkan makanan dan minuman pesanan Amanda,sedangkan di dalam toilet Amanda berkaca pada cermin besar di atas wastafel,ia memperhatikan tiap inch lekuk wajah nya yang tampak lusuh,ya memang sejak semalam Amanda tidak memejamkan matanya karna kejadian Daniel,sang Ayah dan dirinya malam itu.
Amanda tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri untuk lebih kuat dengan keadaan yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan akan terjadi, Amanda mulai merapihkan rambutnya untuk kemudian ia ikat membuntal lalu menyelipkan nya di sela-sela rambutnya,hair style Amanda kali ini a la pramugari yang membuat ia terlihat tegas namun anggun, Amanda pun membubuhi wajah nya dengan make-up natural dan mengaplikasikan liptint agar ia terlihat lebih fresh,5menit di dalam toilet Amanda keluar dengan dirinya yang baru dan sangat berbeda dengan Amanda di beberapa menit yang lalu.
"Ayo Ra"
Setibanya di meja yang ia duduki Amanda menghampiri Clara yang masih terduduk manis menunggu dirinya seraya memainkan ponsel nya.
Alih alih menjawab panggilan sahabat nya,Clara terpana memandang Amanda yang tampil berbeda kali ini,Clara tersenyum melihat semangat Amanda, meskipun hati nya tak dapat di ibaratkan rasanya tapi ia masih tetap menjalankan hidup nya,dan masih mau bekerja.
"Kau terlihat memesona Amanda,pantas saja Tuan Beni begitu tergila-gila dengan mu"
Perkataan Clara itu tidak sama sekali di gubris oleh Amanda,sebab ia hanya menganggap ucapan Clara adalah berupa gurauan saja,karna Clara tipikal orang yang senang bergurau.
Pada satu sisi lain nya, Beni merasa dirinya sedang tidak fit di karenakan beberapa hari belakangan ini ia terlambat untuk sarapan pagi juga makan siang, sedangkan waktu tidurnya semakin tidak terkontrol semenjak ia menaruh harap pada seseorang.
Beni berjalan memasuki pintu utama perusahaan milik Ayah nya,bertepatan dengan kedatangan Amanda dan Clara dari arah yang berlawanan, seperti karyawan lain nya kedua nya menyapa sebagai bentuk hormat.
"Selamat pagi Tuan Manager Beni"
Amanda dan Clara nampak kompak menyapa Beni,kemudian Beni tersenyum ramah pada Clara dan menjawab sapaan nya dengan penuh wibawa,tapi lain hal nya dengan Amanda,ia seperti tidak di anggap ada kehadiran nya oleh Beni,ya Amanda di acuhkan bagai udara pagi yang berhembus.
Seperti itu memang cinta,seorang yang dingin juga acuh seperti Beni dapat melakukan tindakan seperti seorang di usia 15 tahun yang kesal pada teman lain nya.
Setalah menjawab sapaan Clara,Beni pun melenggang memasuki pintu utama lebih dulu,melihat respond Beni yang pilih kasih membuat Amanda kesal dan mengumpat.
"Dasar tua dingin menyebalkan!"
Belum selesai gulana di hati Amanda karna percintaan nya dengan Daniel harus usai,kini Amanda di buat kesal oleh Manager HRD itu,Clara yang menyaksikan hanya terkekeh melihat Beni dan Amanda.
"Sudahlah kau tidak perlu memusingkan hal itu,bukan kan Tuan Manager Beni memang seperti itu?"
"Huh! aku merasa kasihan pada wanita yang nanti akan menjadi kekasihnya,atau kelak menjadi istri nya,harus menghadapi manusia menyebalkan dimuka bumi ini"
Rutukan Amanda berlanjut sampai membuat Clara tertawa mendengar umpatan Amanda untuk Beni,seraya berjalan menuju meja kerja rutukan Amanda berhenti ketika dirinya disapa oleh seseorang dari meja kerja nya.
"Selamat pagi Nona Amanda,Nona Clara"
Pria tampan dengan mata hitam kecokelatan itu menyapa, seketika mampu menghentikan langkah kaki Amanda dan Clara.
Clara mendengar nama nya ikut di sapa pun menjawab kembali sapaan pria itu,namun lain hal nya dengan Amanda,tiba tiba saja ia merasa dirinya membeku menatap manik mata sosok pria yang menyapa nya itu perlahan menghampiri posisi dirinya berhenti.
"Amanda,kau tahu tidak?ketika seseorang menyapa kita kemudian kita tidak kembali menyapa nya itu sama arti nya dengan sombong"
Clara berbisik di telinga Amanda upaya menyadarkan sahabat nya yang seketika mematung tanpa sebab, seolah tubuhnya menerima respond dari Clara akhirnya Amanda tersadar dari dunia nya sendiri.