Pintu ruang serbaguna perlahan di buka oleh Amanda agar tidak terdengar begitu gaduh,berjalan anggun menyisakan suara ketukan heels yang ia kenakan hari ini untuk kemudian berdiri di hadapan semua peserta.
"Baik,waktu yang tersedia sudah cukup, silahkan kumpul kan secara estafet,di mulai dari arah kebelah kiri"
Peserta calon karyawan baru pun mengikuti instruksi,setelah semua lembar kerja psikotes terkumpul kemudian di seragakan kepada Amanda.
"Dan untuk info selanjutnya akan di beri kabar secara langsung oleh tuan manager Pak Beni,dan hari ini kalian sudah di perbolehkan untuk kembali kerumah masing masing"
Semua peserta membuyarkan dirinya setelah mendengar kan penjelasan Amanda.
Kemudian Amanda berjalan menuju ruang manager HRD untuk dapat menyerahkan hasil psikotes.
*Toktoktok*
"Permisi tuan manager,seluruh peserta sudah ku bubarkan,ini lembar psikotes mereka" Amanda mendekat menuju meja kerja Beni, kemudian meletakan seluruh nya di atas meja lagi Beni belum menoleh menatap Amanda.
"Kalau begitu aku permisi tuan manager" Amanda mudur beberapa langkah memutar balik tubuh nya menuju ambang pintu
"Tunggu sebentar" sedetik kemudian langkah Amanda terhenti,menoleh dengan perasaan bingung juga kesal,pft! Ia membuang nafas kasar menatap Beni dari ambang pintu.
"Terimakasih atas bantuanmu" sedetik kemudian lagi Amanda menghembus kan nafas lega,melebarkan senyum terpaksa nya itu tanpa terlihat seperti paksaan.
"Kembali kasih tuan manager"
***
Untung saja riancian laporan pajak seluruh cabang sudah Amanda input sekitar 80% data yang sudah ia selesai kan.
"Kau sudah kembali Amanda"
Dengan penuh rasa keingin tahuan Clara,ia mendatangi meja kerja Amanda, mendapati sahabat seperti ember bocor Amanda menata Clara malas
"Seperti yang kau lihat,aku sudah duduk di meja kerja kesayangan ku ini"
Amanda mengelus pinggir meja yang terbuat dari kayu jati berlapis dengan kaca tebal, beberapa foto dirinya dengan Clara dan juga foto Daniel tercinta nya itu.
"Kau ini,sengit sekali menjawab pertanyaan ku"
"Dan kau terlalu terbawa perasaan Clara, sudahlah kembali selesaikan tugas mu,aku sedikit sibuk"
"Sungguh menyebalkan kau hari ini"
Berat hati Clara kembali pada meja kerja nya,sedang Amanda tersenyum puas mendapati wanita bertubuh mungil yang tinggi nya hanya sekitar 155cm,rambut model bob seperti mangkuk memantul seperti sebuah tanda kaki menghentak kesal.
***
Dengan hati berbunga, Amanda menunggu kedatangan Daniel untuk menjemput nya sesuai kesepakatan pagi tadi yang tidak jauh posisi nya dari pos keamanan di bawah pohon rindang
*Drrrrttttt*
Panjang bunyi getar ponsel Amanda *mine 💞* pada layar nampak sebuah nama, Amanda tersenyum sumringah.
"Ya, Hallo Niel"
Penuh dengan semangat Amanda menjawab panggilan telpon kekasihnya, sebentar lagi Daniel akan sampai menuju kantor dimana Amanda bekerja.
Dari jarak yang tidak begitu jauh, sepasang mata emerald dari pria berparas tampan di hiasi dengan senyuman smirk melihat juga mendengar kam perbincangan kedua pasangan yang begitu mesra
Degup jantung nya berpacu tak berirama,jari jemari nya menyatu membentuk kepalan dengan erat,tampak seperti iblis yang siap membunuh siapapun di hadapan nya.
"Aku akan mendapatkan mu dari nya dengan cara ku sendiri"
Pria itu berjalan dengan wajah dingin dan percaya diri,tangan nya dimasuk kan kedalam saku bak model pada majalah,ia menghampiri seseorang yang ia maksud tadi.
Amanda beranjak dari tempat duduk nya di bawah pepohonan rindang menuju gerbang,langkah nya berhenti kendati nama nya di panggil seseorang,ya seseorang yang telah membuat hari ini terasa menyebalkan.
"Amanda, tunggu sebentar"
"Tuan manager,kau memanggil ku?"
Dengan posisi jantung nya yang berdebar ia sembunyikan di balik wajah dingin nya,ia terlihat lebih angkuh dari pagi hari Amanda lihat
"Kemungkinan besok pagi akuvakan kembali meminta bantuan mu,untuk dapat menggantikan tugas Miss Friska selama ia belum dapat hadir dari istirahat sakit nya"
Amanda kembali menghirup panjang udara agar lebih banyak mendapatkan oksigen,kemudian di buang secara kasar oleh nya,lalu tersenyum
"Baik lah tuan manager,tugas apakah yang dapat aku lakukan untuk dapat kembali membantu mu"
Setelah panjang detail tugas yang di berikan oleh Beni, Amanda hanya menerima dengan pasrah juga berat hati.
*Drrrrttttt*
Kembali ponsel Amanda berdering,dengan nama tertera pada layar sama seperti yang biasa dapat membuat hari hari nya terasa lebih baik
"Aku izin menerima panggilan sejenak tuan manager"
Belum sempat di berikan persetujuan, Amanda sedkiti menjauh dari Beni,dengan penuh cinta perbincangan antara Amanda dan Daniel dari balik ponsel.
Daniel mengatakan bahwa dirinya sudah tiba dekat dengan gerbang kantor,dari arah berlawanan pria yang berusaha merebut seseorang dari kekasihnya menatap penuh kebencian.
Setelah selesai Amanda berbicara denang Daniel,ia memutar balik tubuh nya lalu melangkah mendekati tuan manager tampan yang dingin.
"Tuan manager,apakah pembicaraan kita sudah selesai?"
Pria yang di tak bersuara,namun anggukan dari kepala nya sudah cukup menjadi sebuah jawaban.
Si tuan manager mengakat tangan nya serupa A5 clap hand,pertanda mempersilahkan Amanda untuk pergi menjumpai kekasih nya yang sudah tiba di depan gerbang.
Langkah Amanda mendekati kekasih nya,menenggelamkan sudut bahu nya dari pandangan Beni.
Beni terus bergumam dalam hati nya penuh ambisi, sering dengan tenggelam nya Amanda, menghilang dari pandangan nya di bawa oleh kekasih yang begitu di cintai oleh wanita yang ia cintai juga
***
Di tepi sungai dekat cafe ternama.
"Nah,sudah sampai, sekarang ceritakan kepadaku apa yang membuat hari hari mu begitu buruk"
Dengan menggenggam dua botol orange juice,satu botol di berikan Daniel untuk Amanda,di luruskan dan di sejajar kan kaki kekar Daniel yang tengah duduk bertemu dengan rumput yang menghias sisi tepi sungai dengan anggun.
Wajah Amanda sedikit mendung mengingat perdebatan antara diri nya dan sang ayah,juga ke kesalan diri nya kepada Clara juga Beni yang membuat hari ini semakin membuat diri nya merasa terkutuk.
Senyuman Daniel menyimpul pada sisi ujung bibir tipis nya,ia mengelus puncak kepala Amana penuh kehangatan setelah mendengar panjang penjelasan manja kekasih nya.
Walau panjang Amanda bercerita tentang betapa buruk nya hari ini,ia tetap menyembunyikan berita perdebatan yang menyisakan kesedihan dalam relung hati nya.
Amanda merasa ini belum saat nya untuk membicarakan hal ini kepada Daniel,suasana hati nya yang buruk saat ini sudah membaik berkat Daniel.
Matahari sudah bergelincir ke arah barat,siap berganti dengan cahaya redup remang sang rembulan.
Perasaan Amanda kini menjadi kalut kendati Daniel akan mengantarkan diri nya pulang kerumah, sesungguhnya nya Amanda masih ingin bersama Daniel sampai suasana hati nya benar benar damai.
Rasa kalut Amanda hadir ketika dirinya dan Daniel tiba di depan gerbang rumah nya,ia takut ayah nya melihat kehadiran Daniel yang kemudian akan terjadi lagi perdebatan dua kubu yang berbeda.
"Sebaiknya kau segera masuk kedalam rumah,hari sudah mulai gelap, bersihkan tubuh mu,makan lah dan beristirahat lah dengan cukup"
Amanda menatap getir wajah Daniel yang begitu teduh,ia belum ingin beranjak masuk kedalam,apalagi bertemu dengan ayah nya yang begitu keras hati,juga sikap nya.
"Amanda,sudah pukul berapa ini?"
Lengking suara pria paruh baya dari arah pintu utama dengan langkah besar menghampiri kedua insan berdiri di depan pagar.