Chereads / Long Distance Religionships / Chapter 2 - Hari Buruk Amanda

Chapter 2 - Hari Buruk Amanda

Senyum smirk menghias di wajah si pria tuan manager tat kala mendapati wajah pasrah Amanda menerima tugas dari nya.

"Ini beberapa cv milik mereka,kau dapat memulai nya dengan menginterview mereka satu persatu,setelah nya kau beri mereka lembar kerja psikotes,lalu kau berikan padaku lembar psikotes yang sudah mereka kerjakan dan akan ku periksa sendiri lembar kerja itu" Amanda mengangguk pelan pertanda ia memahami instruksi dari tuan manager,di raih nya berkas yang terletak di atas meja,lalu ia pergi meninggalkan ruang kerja tuan manager,dia papan pintu terdapat papan pengenal bertuliskan "Mr.Beni Pramono" rasa geram menyelimuti, Amanda menghela nafas berat sebelum ia melangkah menuju ruang kerja Miss Friska.

Satu persatu dari 8 lembar cv lamaran yang ia terima telah selesai,tersisa 1 map terakhir,tiba pada akhir lembar map, Amanda menghela nafas sedikit lega.Jujur saja dengan pekerjaan yang bukan bidang biasa ia geluti terasa tidaklah nyaman.

"Baik lah,kau sudah selesai ku wawancarai,silahkan kembali pada kursi tunggu di luar,dan aku minta tolong kepadamu untuk kau dapat memanggil peserta terakhir,ia bernama Wijaya Putra Kusuma" peserta calon karyawan baru pun mengangguk,tak lupa pula ia mengucapkan terimakasih kepada Amanda,lalu ia melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Peserta atas nama Wijaya Putra Kusuma, silahkan masuk untuk anda dapat di wawancarai oleh Miss Amanda" ujar pria itu setelah ia berada di ambang pintu ruang personalia, merasa dirinya di panggil pria yang memiliki postur tubuh seperti atlet basket itu beranjak dari kursi tunggu,ia melangkah mendekati pintu tempat si pria yang memanggil nama nya itu berdiri.

Mata emerald nya menatap wajah Amanda yang sedang membongkar isi map dari cv lamaran terakhir,disusun satu persatu untuk ia cross-check terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara.

"Permisi dengan Miss Amanda,saya adalah Wijaya Putra Kusuma" sahut Wijaya yang masih berdiri di ambang pintu menyapa penghuni ruang personalia

"Ya,silahkan duduk" Amanda menjawab singkat tanpa menoleh pada sumber suara,ia tetap fokus meng cross-check data milik Wijaya.Kendati telah di perintah kan untuk duduk, Wijaya menutup pintu itu rapat lalu berjalan menuju kursi yang sudah tersedia.

"Wijaya Putra Kusuma" Amanda menyebut ulang si pemilik nama itu seraya mendongak kan kepala nya menatap wajah pria yang sudah duduk di depan meja nya.Pandangan nya berhenti pada mata emerald milik Wijaya, Amanda terkejut membeku beberapa detik sebelum akhirnya ia sadar dan melanjutkan pembicaraan setelah Wijaya menjawab"iya" ketika nama nya di sebut ulang oleh Amanda.

"Dari data yang sudah ku periksa, benar kah kau berasal dari negara Indonesia"

"Benar Miss"

"Lalu apakah disini kau menetap dan memiliki rumah?"

"Tidak miss,saya tidak memiliki rumah,di negeri ini saya hanya menetap sementara pada yayasan penyalur ketenaga kerjaan antara Indonesia dan Malaysia" mendengar penjelasan Wijaya, Amanda hanya mengangguk kecil lalu di lanjutkan dengan beberapa pertanyaan formal seperti layaknya wawancara kerja.

"Baik,cukup sampai di sini, silahkan kau bergabung bersama ke 7 rekan mu,lalu perintah kan mereka agar segera berkumpul di ruang serbaguna dan mengambil posisi,karna psikotes akan di lakukan segera" mendengar perintah Amanda, Wijaya pun segera beranjak dari kursi nya,ia juga mengucap kan terimakasih pada Amanda.

***

10 menit setelah wawancara, Amanda melangkah memasuki ruang serbaguna yang terletak di samping ruang kerja nya saat ini,ia berdiri dengan tegas dan berwibawa saat mulai berdiri di depan kandidat calon karyawan.

"Baik,untuk semua peserta siapkan alat tulis di atas meja kalian,saya akan memberikan lembar kerja psikotes secara estafet" seluruh peserta sibuk menyiapkan alat tulis mereka,di tengah Amanda sedang memberikan lembar kerja psikotes,ada sepasang mata memperhatikan nya dengan senyum tipis menuyingging di bibirnya.Para peserta pun sedikit gaduh sahut menyahut berbisik melihat pesona Amanda,rambut panjang nya di kucir bak buntut kuda,dimata nya bertengger kacamata tanpa lensa,tubuh indah seperti model asia di balut stelan blezer panjang berwarna abu abu dengan blouse putih polos ber renda renda tampak elegan dengan riasan makeup natural look.

"Semua harap tenang, silahkan kalian mengerjakan lembar kerja yang ku berikan kepada kalian dengan teliti,dan jangan lupa untuk berdo'a sebelum kalian memulai untuk mengerjakan,akan ku tinggalkan selama 15 menit waktu yang tersedia,kemudian ketika aku kembali semua lembar kerja sudah harus siap di kumpulkan"

"Baik,kami mengerti" sahut ke 8 orang di ruangan itu dengan kompak,setelah nya suasana hening,bunyi sepatu heels yang di kenakan Amanda menggema mengikuti langkah Amanda di ruangan yang akan ia tinggalkan menuju meja kerja nya yang sesungguhnya.

Amanda membuang nafas kasar melewati meja kerja sahabat nya itu,Clara dapat mendengar berat nafas wanita pemilik wajah Oriental berlalu dari hadapan nya,ia bingung mendapati wajah sahabat nya itu tidak menyenangkan di pandang

"Kau kenapa Amanda,apa yang di katakan Pak Beni kepadamu" Clara berbicara dari sebrang meja nya yang hanya terhalang sekat kaca,suara nyaring Clara mengisi ruang kerja staff pajak

"Sstt,kau tidak perlu bertanya dengan suara sekeras itu" tegur Amanda kemudian ia menghampiri Clara,karena penghuni ruang staff pajak menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi.

"Kau ini bagaimana,tidak kah kau memikirkan bagaimana mereka akan bergunjing ketika aku menjelaskan pertanyaan mu itu dengan suara nyari seperti kau itu!" sekali lagi Amanda menegur gadis yang kini di hadapan nya,ia tengah santai memamerkan deretan gigi kecil nya itu menunggu reaksi Amanda

"Haha,sudah kau jangan terus marah seperti ini kepadaku, sekarang coba jelaskan apa yang membuat gadis secantik kau ini begitu melipat wajah setelah memenuhi panggilan tuan manager tampan pagi tadi" antara bertanya atau menggoda sahabat nya, Amanda hanya mendengus kesal pada kedua orang di pagi ini,Pak Beni dan Clara

"Kau ini,ingin bertanya kepadaku atau hanya menggodaku saja heh" Clara terkekeh melihat Amanda tersungut kesal.

"Kedua nya mungkin, sudahlah cepat jelaskan, sebelum aku menggoda kau sampai wajah mu memerah" Amanda hanya mengerucutkan bibir nya bentuk kekesalan nya hari ini

"Dia menyuruhku untuk dapat membantu nya menggantikan tugas Nona Friska"

"Apa!! Dia menyuruhmu untuk melakukan hal itu?memang nya kau bisa mengerjakan nya Amanda?"*tuk* spontan Amanda memukul kepala Clara dengan ballpoint

"Aww,kau ini?mengapa kau memukul kepalaku? seharusnya kau pukul saja kepala Pak Beni,dia yang sudah merubah mood-mu semakin buruk" Clara protes di sertai tangan kanan nya yang mengusap kepala nya karna kesakitan

"Kau ini bertanya atau menghinaku Clara?jelas aku dapat melakukan nya,karna dia mengajariku bagaimana cara nya sampai tahap psikotes, setalah itu dia lah yang meneruskan"

"Mengapa kau tidak mengatakan nya sedari tadi" tutur Clara tanpa rasa bersalah,mata indah milik Amanda membulat

"Kau!! Benar benar menyebalkan Clara,lebih baik aku kembali ke ruang serbaguna saja,dari pada aku berbicara dengan kau,hanya menambah rusak mood ku hari ini" dengan perasaan kesal Amanda melangkah dengan cepat menuju ruang serbaguna,sebelum ia sampai ke ruang serbaguna, Amanda menyimpangkan diri nya ke toilet untuk sekedar menelpon Daniel agar mood nya kembali membaik.

"Hallo Niel, apakah kau sedang sibuk?"

"Tidak,aku tidak begitu sibuk sayang,ada apa? sepertinya kau sedang tidak bersemangat"

"Aku tidak apa apa Daniel,aku baik baik saja,aku hanya rindu" umpat Amanda,namun kekasihnya itu tak dapat di bohongi,2 tahun bersama cukup untuk Daniel mengenal Amanda juga menghafal mood kekasihnya oru.

"Aku tau kau sedang tidak jujur, semangat lah untuk hari ini sayang, sedikit bersabar sampai sore nanti kita bertemu dan kau harus berjanji kepadaku untuk menceritakan semuanya" di balik telepon Amanda tersenyum mendengar kan ucapan Daniel,mood nya sedikit membaik.Memang benar,hanya Daniel lah yang mampu merubah mood Amanda yang sedang tidak baik itu,ya hanya Daniel.

"It's okay,aku menunggu mu sore nanti,sampai bertemu yah,dan kau juga semangat untuk hari ini" kemudian Amanda mematikan sambungan telepon nya lalu berjalan keluar dari toilet menuju ruang serbaguna.