Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lady's Choice

K0414
--
chs / week
--
NOT RATINGS
45.7k
Views
Synopsis
Lily, seorang gadis yang cantik, ceria dan terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan membuat orang-orang iri akan kehidupannya yang sangat indah tapi di balik semua itu kehidupan Lily sangat menyedihkan. Hingga dimana dia merasa putus asa dan memutuskan untuk bunuh diri, dengan cara meminum racun. Aneh tapi nyata, Lily reincarnasi sebagai tokoh utama dari novel kesukaannya. Sebagai Lilybeth Calesta yang akan mati di tangan ketujuh pangeran berdarah dingin di kerajaan itu. Apakah Lily bisa menyesuaikan diri sebagai Lilybeth Calesta? Apakah dia bisa merubah takdir agar tidak terbunuh? "ingat kau hanya milikku!, siapapun yang berani menyentumu, nyawa mereka taruhannya" -Jhon. "aku akan menyimpanmu hanya untuku seorang" -Tedh. "ingat kata-kataku jangan berdekatan dengan pria manapun, perkataanku adalah muthlak!" -Jimmy. "jika aku sudah mengklaim sesuatu itu adalah milikku maka akan selalu jadi milikku, begitupun juga dengan dirimu!" -Radolf. "jangan tunjukkan senyum itu di depan pria lain selain diriku!, itu hanya untukku" -Hobert. "kau harus bertanggung jawab karena sudah menggangu pikiranku setiap malam, jadilah milikku selamanya" -Maxen. "aku akan membuatmu menjadi ratuku selamanya, kau tidak tergantikan. Jangan menolaknya!, karena itu semua percuma" - Jeron. "aku bisa gila jika mereka seperti ini" -Lily.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1.

Aku masih ingat kejadian malam itu, dimana aku mengakhiri hidupku sendiri.

Aku tidak peduli jika ini adalah keputusan yang salah, tetapi aku hanya manusia biasa yang lelah dengan kehidupan menyedihkanku.

Terlahir dari keluarga kaya bukan berarti hidupku bahagia, sebaliknya hidupku sangat menderita.

Orang tua ku selalu melukaiku jika melakukan kesalahan atau mereka akan mengurungku di gudang yang gelap.

Kenapa mereka melakukan itu? Jawabannya mereka menikah bukan karena saling mencintai, mereka menikah karena di jodohkan dan untuk mendapat keuntungan bisnis keluarga.

Menurut mereka kehadiranku adalah sebuah kesialan yang sangat mereka sesali, ibuku sering berkata, "Jika bukan karena orang tuaku, aku sudah menggugurkanmu!!!", dia selalu berkata seperti itu ketika sedang mabuk.

Seorang ayah yang harusnya melindungi anaknya tapi tidak dengan ayahku, dia tidak pernah memandangku sebagai anaknya.

Kata-kata yang sering keluar dari mulutnya hanya "Enyahlah dari hadapanku, sampah". Lalu dia akan mendorongku hingga terjatuh.

Kenapa mereka tidak membunuhku saja? Karena nenek dan kakek sangat menyayangiku, mereka menganggapku ada, mereka selalu melindungiku dari kekejaman kedua orang tuaku.

Tapi sejak kepergian mereka orang tuaku mengambil alih semua kekayaan perusahaan.

Mereka semakin menindasku dan membuatku tidak tahan lagi dengan semua itu.

Aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku dengan meminum racun.

Tetapi sebuah keajaiban terjadi padaku..

***

Di sebuah rumah yang luas dan bergaya klasik eropa terlihat gadis cantik sedang tertidur.

Beberapa pelayan mulai masuk, mereka melakukan aktivitas sehari-hari seperti membuka horden dan jendela kamar.

Merasa terganggu karena sinar matahari yang menyilaukan, membuat sang putri tidur terbangun.

Kejadian itu membuat para pelayan terkejut dan tersenyum bahagia.

"Lady Lily sudah siuman! Panggil Tuan dan Nyonya. Cepat cepat!!!" suruh salah satu pelayan ke pelayan lainnya.

Gadis itu belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi dan dimana dia sekarang.

"Kamar siapa ini? Kenapa banyak sekali pelayan? Apa aku di surga?" gumamnya.

Salah satu pelayan memegang tangannya dan menangis, "Nona syukurlah Anda bangun setelah tiga bulan tidak sadarkan diri."

Tiba-tiba mata gadis itu membulat sempurna, ia bingung harus berkata apa.

Gadis itu terdiam, dia masih berusaha memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengannya.

Ketika dia menoleh ke kanan, ia melihat pantulan dirinya dicermin.

Karena masih tidak percaya, ia turun dari kasur dan menghampiri kaca yang berukuran besar itu.

"Kenapa aku masih hidup? Kenapa aku di panggil Nona? Apa yang sebenarnya terjadi?!" gumamnya frustasi.

Dia menepuk-nepuk pipinya, dan ia merasakan sakit. "Jadi aku hidup kembali? Tapi bagaimana bisa?".

"Nona Lilybeth Anda baik-baik saja? " tanya seorang pelayan.

Gadis itu terdiam. Memang benar namanya adalah Lily tapi tidak ada penambahan 'beth' dinamanya.

"Sepertinya aku tidak asing dengan nama ini." gumamnya.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kencang lalu terlihat seorang pria dan wanita yang sudah cukup tua menghampirinya.

"Lily akhirnya kamu sudah sadar. Ibu sangat khawatir denganmu", wanita yang menyebut dirinya seorang Ibu memeluk dia dengan erat.

Dan pria disampingnya mengelus kepalanya dengan senyum hangat, "Ayah sangat bahagia kamu telah sadar Lily".

Karena tidak pernah merasakan kehangatan keluarga, tanpa sadar membuat Lily menangis dan membalas pelukan wanita di hadapannya.

Setelah acara mengharukan itu, seorang dokter datang untuk memeriksa keadaan Lily.

"Keadaan Nona sudah baik-baik saja, tapi karena baru siuman dia harus lebih banyak istirahat." jelas sang dokter.

"Terima kasih dokter." balas pria dan wanita itu.

Lalu setelah dokter pergi.

"Baiklah Lily, Ayah dan Ibu akan membiarkanmu istirahat dan kamu harus istirahat yang cukup agar pulih sepenuhnya." kata wanita itu.

Lily hanya bisa tersenyum canggung dan mereka pergi.

Ia baru sadar dan ingat, kalau ini adalah dunia di dalam novel kesukaan dirinya dulu, yang berjudul 'Lady's Choice'.

Dia menyadari ketika melihat lambang yang berada di ukiran pintu kamarnya, itu adalah lambang keluarga Lilybeth Calesta.

Ya, sekarang dia reinkarnasi menjadi tokoh penjahat yang bernama Lilybeth Calesta.

Di kisahkan dalam novel itu, Lilybeth adalah gadis yang pendiam, pemalu dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

Walaupun begitu, Lilybeth diadopsi oleh keluarga Chester yang berstatus bangsawan kelas atas.

Lilybeth di temukan oleh Nyonya Chester di sebuah pinggir kota terpencil dan karena Nyonya Chester tidak bisa mempunyai anak karena suatu penyakit, akhirnya dia memutuskan untuk mengadopsi Lilybeth.

Tapi hukum yang berlaku di kerajaan ini adalah jika golongan bangsawan mengadopsi seorang anak, maka anak itu tidak mendapat nama belakang dari keluarga itu tetapi anak yang mereka adopsi akan tetap mendapatkan haknya sebagai seorang anak, seperti warisan keluarganya dll.

Memang cukup aneh, tetapi memang begitu hukum yang berlaku di Kerajaan Grissham ini.

Akhirnya Tuan dan Nyonya Chester sendiri yang memilih nama belakang Lilybeth, yaitu 'Calesta' yang artinya 'surga'.

Karena menurut mereka Lilybeth adalah sebuah anugerah dari surga.

Lalu kehidupan Lilybeth di dalam novel tidak begitu bahagia, karena ketika dia berumur 18 tahun, dia akan dihukum mati oleh ketujuh Pangeran di kerajaan itu

Alasannya, karena Lilybeth di tuduh telah berusaha berkerja sama dengan Banner Christopher, dia adalah Putra Mahkota Kerajaan Delton yang tidak lain adalah musuh kerajaan ini.

Setelah mengingat kejadian novel itu Lily menghela nafas.

Sungguh tragis akhir hidup dari Lilybeth Calesta.

"Tidak! Aku tidak boleh mati di tangan ketujuh Pangeran berdarah dingin itu!"

"Walaupun dulu aku ingin mengakhiri hidupku, tetapi melihat keluarga Chester yang begitu menyayangi Lilybeth, aku tidak bisa membuat mereka sedih."

"Baiklah aku harus menyusun rencana agar tidak terbunuh oleh ketujuh Pangeran itu." ucap Lily.

Setelah berpikir seperti itu dia memanggil pelayan pribadi Lilybeth yang bernama Marie.

"Marie tolong bantu aku membersihkan diriku, lalu bawakan aku buku dan alat tulis." perintah Lily dengan ramah.

Marie sedikit terkejut dengan nada berbicara Lily, ia masih ingat bagaimana suara pelan Lilybeth jika memberi perintah.

Tapi yang dia lihat sekarang adalah Lily dengan suara ramah dan lembut, layaknya seorang putri bangsawan.

Setelah selesai membantu Nonanya membersihkan diri, Marie sudah meyediakan buku dan alat tulis di meja.

"Marie sekarang tahun berapa dan bulan berapa?" tanya Lily.

"Saat ini tahun 510, bulan pertama Nona." jawab Marie.

Lily tersenyum kecil, waktu di dunia ini dan dunia dia sangat berbeda. Dia merasa berada di dimensi lain.

"Tahun 510 artinya tahun ini aku akan berumur tujuhbelas tahun." gumamnya.

Di dalam novel, cerita Lilybeth di mulai ketika dia berumur tujuhbelas dan di situlah dia akan bertemu Banner Christopher.

"Kalau tidak salah aku akan berulang tahun di bulan keenam. Jadi apa yang harus kulakukan terlebih dahulu?" gumamnya lagi.

Tiba-tiba terlintas sebuah pertanyaan di benaknya. "Marie, apakah aku pernah datang ke perjamuan minum teh di kalangan bangsawan?" tanya Lily.

"Tidak Nona." jawab Marie pelan.

Sebuah ide pun muncul, "Marie apakah ada undangn perjamuan minum teh untukku?" tanya Lily lagi.

"Em... tidak ada Nona." jawab Marie gugup, ia takut melukai hati nonanya.

"Kalau begitu kita bikin undangan acara minum teh di sini!" ujar Lily dengan semangat.

"N-nona? Apakah Anda yakin dengan keputusan itu?" tanya Marie terlihat bingung sekaligus terkejut.

"Tentu saja! Marie tolong beritahu hal ini kepada kepala pelayan untuk menyiapkan segalanya dengan sempurna." kata Lily.

"B-baik Nona akan saya sampaikan sekarang. Saya permisi" pamit Marie.

Marie sangat terkejut dengan keputusan Nona mudanya itu, padahal dulu dia selalu menolak jika ada acara sosial seperti itu. Karena sifatnya yang sangat penutup dan takut dengan keramaian.

Tapi sekarang Nona mudanya malah ingin mengundang bangsawan-bangsawan untuk datang dalam acara minum teh yang di buatnya.

"Nona sebenarnya apa yang Anda pikirkan? " gumam Marie.

Seperti yang di perintahkan oleh Lily, Marie memberitahu rencana untuk membuat acara minum teh.

Keputusan itu membuat semua orang di mansion terkejut tidak terkecuali Tuan dan Nyonya Chester.

"Lily, apa kamu serius dengan keputusan ini? " tanya Nyonya Chester kepada Lily.

Lily yang sedang menyantap makanannya, mengalihkan pandangannya ke Nyonya Chester yang sekarang menjadi Ibunya.

"Iya Ibu, aku serius dengan ini." jawab Lily.

"Tapi bukankah kamu tidak suka dengan acara sosial?" tanya tuan Chester.

"Aku memang tidak suka tapi aku tidak boleh terus seperti ini, bagaimanapun juga aku harus bisa bersoisialisasi dengan bangsawan lain." jawab Lily serius.

Mendengar jawaban Lily, Tuan dan Nyonya Chester merasa bangga. Lily mereka sudah tumbuh besar.

"Tapi siapa yang ingin kamu undang?" tanya nyonya Chester penasaran.

Untuk semua itu Lily sudah merencanakannya. Dia akan mengundang tiga Putri bangsawan yang akan sangat berpengaruh di kerajaan ini dan kerajaan sebelah. Menurut di novel, di masa depan kekuatan keluarga mereka hampir setara dengan keluarga kerajaan.

Jadi mungkin dengan kekuatan keluarga Chester dan keluarga mereka bertiga dapat menghentikan perang dingin antara kerajaan Grissham dan kerajaan Delton.

Dan itu bisa mencegah Lily untuk tidak di bunuh oleh ketujuh pangeran itu.

"Aku ingin mengundang keluarga Deana, Chastine dan Fidela." jawab Lily sambil tersenyum.

Semua yang ada di ruangan makan itu terdiam.

Seolah mereka bertanya 'bagaimana Lily bisa mengetahui nama keluarga yang sangat berpengaruh itu?'.

Tentu saja mengundang mereka cukup sulit. "Lily kamu tahu bukan kalau mengundang mereka cukup sulit." kata Tuan Chester.

"Iya Ayah aku tahu itu, tapi aku mempunyai rencana agar mereka mau datang ke perjamuan minum teh ku." kata Lily menatap kedua orang tuanya itu.

Tuan dan Nyonya Chester saling bertukar pandang.

"Baiklah kita menyerahkan masalah itu kepadamu Lily." kata Tuan Chester yang percaya kepada putrinya.

"Terima kasih Ayah." balas Lily senang.

Beberapa hari kemudian.

Para pelayan sibuk menyiapkan semuanya untuk acara perjamuan minum teh.

"Nona Lily maaf jika saya lancang bertanya seperti ini, tetapi bagaimana Anda bisa membujuk ketiga keluarga bangsawan itu untuk datang ke sini?" tanya Marie yang sedang menata rambut Lily.

Lily tersenyum kecil. "Aku hanya memberikan mereka beberapa penawaran yang mungkin akan menguntungkan bagi mereka."

Marie tersenyum, Nona mudanya ini semakin hari semakin cantik dan cerdas.

Marie selalu berpikir kalau ini mungkin adalah efek samping dari koma selama tiga bulan.

Sebuah ketukan pintu terdengar. "Masuk" jawab Lily.

Pintu terbuka dan terlihat kepala pelayan yang bernama Thomas sedang memberi hormat kepada Lily.

"Nona maaf menggangu aktivitas Anda, saya mendapat balasan surat dari bangsawan yang Anda undang. Mereka ingin acara minum teh di majukan menjadi hari ini." kata Thomas dengan nada yang pelan dan sopan.

Lily tersenyum kecil, ternyata tawarannya membuahkan hasil.

"Baiklah acara minum teh akan di adakan hari ini jam satu siang. Thomas tolong sampaikan kepada mereka dan Marie tolong percepat persiapannya."

Marie dan Thomas menjawab bersamaan "Baik Nona."

Tanpa Lily sadari keputusannya telah membuat roda takdir berputar ke arah yang berbeda.

***

Sedang di sisi lain, terlihat ketujuh Pangeran yang sedang berkumpul di sebuah ruangan yang luas dan mewah.

"Apa ada kabar terbaru tentang kerajaan Delton?" tanya Pangeran kedua.

"Tidak ada. Hanya saja aku mendengar sebuah kabar yang cukup menari." jawab Pangeran keempat.

Semua pangeran menoleh ke arahnya.

"Seorang Putri bangsawan kelas atas mengundang keluarga Deana, Fidela dan Chastine." lanjut Pangeran keempat.

"Ck! Itu tidak penting. Memangnya apa yang menarik dari berita itu?" tanya Pangeran yang paling muda itu.

"Hei kau ini bodoh atau apa?! Tentu saja menarik, jika saja mereka bekerja sama dan menyatukan kekuatan keluarga mereka. Kerajaan ini bisa saja kalah." jawab Pangeran yang kelima.

Pangeran yang paling muda itu hanya menatap jengkel kakaknya itu.

"Tinggal kita bunuh mereka saja sebelum kejadian itu terjadi." sahut Pangeran keenam.

"Ah! kau benar itu bukan ide yang buruk." balas Pangeran ketiga.

Pangeran pertama atau Putra Mahkota yang sejak tadi hanya bisa mendengar percakapan adik-adiknya, akhirnya membuka suara.

"Kalian semua dengarkan aku. Kita tidak akan membunuh siapapun karena itu sangat beresiko dan berdampak buruk bagi keluarga kerajaan, apalagi yang kita bunuh adalah keluarga Deana, Chastine dan Fidela yang cukup dekat dengan kerajaan Delton, bisa-bisa perang besar akan terjadi. Pikiran nasip rakyat kita juga." jelas Pangeran pertama.

Jika Pangeran pertama membuka suara, maka Pangeran lainnya tidak akan bisa berbuat apa-apa, karena kekuasaan Putra Mahkota lebih tinggi dari mereka.

"Kalau begitu bunuh saja anak semata wayang keluarga Chester itu." kata Pangeran kelima tiba-tiba.

Tiba-tiba sebuah buku yang sangat tebal mendarat di atas kepala pangeran kelima.

"Akh! Hei kau ingin mengajaku berkelahi?!Kemarilah! Aku akan penggal kepalamu itu!" kata Pangeran kelima yang kesal telah di lempar buku oleh Putra Mahkota.

"Ck! Diamlah, kau berisik sekali" sahut Pangeran kedua.

"Baiklah aku terima tantanganmu, tapi jangan salahkan aku jika besok kau bukan bagian dari keluarga ini lagi." ancam Putra Mahkota sambil tersenyum.

Akhirnya Pangeran kelima terdiam dan mulai duduk dengan tenang setelah mendengar ancaman itu.

"Jika kalian membunuh anak keluarga Chester, secara tidak langsung akan menghancurkan kerajaan ini hingga tidak tersisa." jelas Pangeran keempat dengan tenang.

Akhirnya semua Pangeran itu terdiam dan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Tapi Pangeran kedua menarik sudut bibirnya.

"Sepertinya akan terjadi sesutau yang menarik." gumamnya yang tidak terdengar siapapun.

To be continue...