Preetttt
Bunyi peluit itu menandakan berkahirnya sebuah permainan. Semua orang yang menonton pertandingan basket itu bersorak ria ketika permainan berkahir dan sekolah merekalah yang menjadi pemenangnya.
Diantara banyak penonton itu ada dua orang gadis yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu saling berpelukan dengan gembira.
Lalu tak lama kemudian keduanya melepaskan pelukannya dan berlari kebawah lapangan menemui seorang laki-laki menggunkan stelan basketnya yang sedang bertos ria dengan teman-temannya.
"Galeennnnn!"
Laki-laki bernama lengkap Galen Keola Frezee itu mengalihkan pandangannya kearah dua gadis yang berdiri tak jauh dari posisinya.
Galen tersenyum kearah kedua sahabatnya itu lalu setelah itu berlari kecil kearah mereka.
"Wah lo tetap hebat!" Kata Gadis dengan rambut ombre berwarna merah maroon dan seragam yang sengaja dikeluarkan lalu bertos ria dengan Galen ketika laki-laki itu sudah berdiri dihadapannya.
"Thank's Mel"
Gadis bernama lengkap Imelda Cika Putri itu menganggukan kepalanya. Lalu setelah itu tatapan Galen berlaih kepada gadis yang berdiri disebelah Imelda.
"Selamat yah, Galen hebat banget mainnya" Kata Gadis yang berkepang satu dengan pakaian rapi itu. Baju segamnya dimasukan, memakai dasi dan sabuk. Tidak seperti Imelda yang berdandan urakan.
Galen menjawir kedua pipi gadis itu "Makasihhh Ratuu" Gemasnya.
"Aww Galen sakit" Gadis bernama lengkap Ratu Anisa itu mengaduh kesakitan ketika Galen menjawir pipinya yang sedikit gembul itu.
Galen dan Imelda tertawa ketika melihat pipi Ratu yang merah akibat ulah Galen. Sedangkan Ratu mendengus kesal dan mengusap-usap pipinya yang merah.
"Jahat!" Kesal Ratu lalu membalikan badannya dan melangkah pergi meninggalkan Imelda dan Galen yang masih menertawainya.
Keduanya menghentikan tawanya ketika melihat Ratu pergi sambil menghentak-hentakan kakinya.
"Yah, elo sih Len. Si Ratu jadi ngabek tuh!" Kata Imelda.
Galen terkekeh "Udah biarin aja, nanti juga baik sendiri kok" Kata Galen dengan santainya.
Imelda meninju lengan Galen "Gak boleh gitu! Ayo susul dia" Kata Imelda lalu berjalan menadahului Galen.
Galen mendengus kesal, lalu dengan malas berjalan mengikuti Imelda.
Keduanya melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolahnya karena mereka tahu Ratu pasti pergi kesana. Taman belakang sekolah adalah tempat yang selalu Ratu kunjungi saat sedih. Tenpat itu teduh, sunyi, dan jarang didatangi siswa siswi disekolahnya.
Sesampainya ditaman belakang sekolah, mereka langsung menemukan sosok Ratu yang sedang duduk kursi taman dengan punggung yang bergerak naik turun.
Gadis itu menangis!
Galen menghela nafas panjang, lalu berjalan mendekati Ratu yang duduk sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Laki-laki itu berjongkok dihadapan Ratu, lalu tangan Galen menarik tangan Ratu yan menutupi wajahnya itu.
"Cengeng." Ledeknya sambil sedikit terkekeh.
"Ishh! Abis Galen jahat, masa pipi Ratu dicubit. Kamu fikir gak sakit apa" Kata Ratu sambil sedikit terisak.
"Abis pipi kamu ngemesin sih"
"Tapii sakitt Galen!" Teriak Ratu
Lagi-lagi Galen terkekeh "Iyah, iyah! Aku minta maaf yah. Janji deh gak akan ngulangin lagi" Kata Galen lalu mengangkat kelingkingnya.
"Janji!"
Galen menganggukan kepalanya sambil tersenyum sedangkan Ratu menghapus air matanya lalu menyatukan kelingking Galen dengan kelingkingnya.
Imelda yang berdiri tak jauh dari posisi mereka tersenyum lalu akhirnya memilih untuk mendekati keduanya dan berdiri dibelakang tubuh Ratu.
"Nah, Galen kan abis manangin pertandingan, gimana kalo dia suruh telaktir kita aja Ra, itung-itung sebagai ucapan permintaan maaf ke elo juga" Imelda manik turunkan alisnya kearah Galen.
Ratu yang mendengar suara Imelda pun memutar kepalanya kebelakang "Iyan bener tuh kata kamu mel" Jawab Ratu lalu berlaih menatap Galen "Galen harus telaktir es krim yang banyak buat Ratu"
Galen mengacak rambutnya frustasi lalu berdiri "Elo mah Mel doyan amat bikin dompet gue menipis" Katanya.
Imelda dan Ratu tertawa "Itu resiko elo yang punya sahabat cewek" Kata Imelda.
"Iyah untung sahabat, nanti kalo misalkan gue punya pacar semoga aja gak kaya lo. Matre" Kesal Galen.
"Jadi cewek emang harus matre lah. Kalo gak matre kita makan apa coba? Makan cinta? Emang kenyang? Gue sih ogah" Imleda memutar bola matanya lalu melipat tangannya didepan dada.
"Aku setuju sama Imelda" Kata Ratu.
Galen mengalihkan pandangannya kearah Ratu "Kamu jangan ikut-ikutan Imelda. Dia bukan panutan yang bener. Liat! Gayanya aja urakan kaya laki-laki gitu"
Tangan Imelda rasanya tak tahan untuk tidak memeberi hadiah untuk teman laki-lakinya itu hingga pada akhirnya dia mendaratkan pukulan dikepala Galen.
"Awww" Ringis Galen ketika Imelda memukul kepalanya.
"Rasain! Makannya kalo ngomong dijaga. Gue gini-gini juga cewek kali"
"Jadi cewek kok gak ada sisi lembutnya sama sekali" Kata Galen sambil mengelus kepalanya yang sontak membuat Ratu terkekeh melihat perdebatan keduanya.
"Karena yang lembut hanya adonan kue saja" Kata Imelda.
"Udah, udah!" Lerai Ratu sambil bangkit dari duduknya "Mending kita kekantin aja yuk, Ratu mau beli es krim yang banyak" Ratu merentangan kedua tangannya.
"NO! RATU!" Ucap Galen dan Imelda secara bersamaan dan membuat raut wajah Ratu seketika berubah lesu lalu menurunkan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Ratu dengan melas.
"Nanti asma lo kambuh lagi" Kata Imelda.
"Iyah, nanti kalo kamu makan es banyak-banyak kamu bisa sesek Ratu" Kata Galen.
"Terus Ratu harus beli apa?"
"Makanan yang lain aja, dikantin kan banyak yang jual makanan" Jawab Imelda.
Ratu mengercutkan bibirnya "Gak mau, Ratu pengen makan es krim. Gak mau tau, bodo" Ratu menghentak-henatkan kakinya.
Imelda berdecak kesal "Ck! Keras kepala banget sih kalo dibilangin. Nanti kalo lo sesek yang sakit itu elo, emang lo mau hah! Emang sesek nafas enak? Enggak kan. Kita gak mau lo kenapa-napa" Kata Imelda.
"Satu" Ratu mengangkat jari telunjuknya "Janji satu doang deh yah" Ratu tersenyum kearah Ilemda.
"Gak!" Jawab Imelda.
"Yah, ayolah Mel, janji deh abis itu Ratu langsung minum obat" Ratu menyentuh tangan Imelda.
Galen menghela nafas kasar "Ratu, walaupun kamu makan satu tapi nanti efeknya sangat besar buat kamu. Kamu harus inget kalo asma kamu itu idah kronis banget" Kata Galen dengan lembut mencoba memberi penjelasan untuk Ratu.
"Tapi nanti Ratu minum obat kok, janji" Kata Ratu dengan raut wajah yang memelas.
"Sama aja, obat hanya pereda rasa nyeri sementara. Nanti kalo kambuh kan kamu juga yang ngerasa gak enak, gak nyaman. Nanti kamu gak bisa nafas loh"
Ratu menghela nafas pasrah "Ayolah! Ratu udah lama gak makan es krim. Satu ini aja, abis itu Ratu janji gak akan makan lagi" Ratu menundukan kepalanya dan tangannya memainkan rok sekolahnya.
Galen mengalihkan pandangannya kearah Imelda seolah meminta jawaban.
Bukannya apa-apa, hanya saja Ratu mempunyai asma yang sudah kronis. Dia tidak boleh makan sebarangan apa lagi es krim. Jika tidak, maka asma'nya akan kambuh saat itu juga.
Imelda menghela nafas gusar sebelum akhirnya menganggukan kepalanya kearah Galen.
Galen tersenyum lalu tatapannya kembali beralih kepada Ratu "Yaudah, tapi kamu harus janji kali ini aja"
Wajah Ratu yang semula murung kini berubah menjadi bersinar dan berseri-seri. Gadis itu menganggukan kepalanya dengan semangat.
"Iyah Ratu Janji" Kata Ratu.
"Ya udah yuk, kita kekantin" Ajak Galen.
Ratu menganggukan kepalanya, lalu setelah itu ketiganya melangkahkan kakinya meninggalkan taman belakang sekolah.