Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

THE JOURNEY BACK TO HOMETOWN

🇮🇩RYAN_JP
--
chs / week
--
NOT RATINGS
27.5k
Views
Synopsis
Manusia merupakan ras tertua serta terancam punah yang hidup di benua Alteria. Hal tersebut terjadi dikarenakan insiden pembantaian masal 250 tahun yang lalu yang dilakukan oleh kelompok supremasi ras demi beast yang masih hidup hingga saat ini dibawah bayangan yang bernama HHH atau biasa disebut clan H yang merupakan singkatan dari Human are Harsh and Harmful. Tidak banyak ras yang mengetahui apakah manusia saat ini telah punah atau tidak. Tapi yang pasti, disebuah kota elf yang bernama Nadem memiliki seorang bocah manusia yang telah hidup dan tumbuh di kota tersebut yang bernama Igris dan ia telah mengetahui fakta dari kakeknya bahwa ia merupakan seorang manusia dan berniat ingin pergi menemukan manusia lainnya yang masih hidup. Perjalanannya tidaklah mudah dan dipenuh rintangan yang hampir merenggut nyawa, emosi, dan segala yang ia miliki. Namun, ia tetap berjuang dan berharap suatu hari nanti akan bertemu para ras manusia lainnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

Suara teriakan penuh kegembiraan dari para murid yang sedang bermain menyelimuti lapangan latihan akademi pada saat ini, seakan menambahkan keceriaan pada musim bermekarannya bunga-bunga tulip ini.

Namun, hal tersebut tidak berdampak padaku, aku hanya duduk dipinggir lapangan sembari memandangi mereka yang sedang bermain, tidak ada seorang pun yang mau mengajakku bermain.

Aku merupakan seorang elf yang cacat karena memiliki penampilan yang berbeda dibandingkan mereka dan seorang elf terlemah di akademi, yang tidak bisa melakukan sihir karena kapasitas mana atau energy sihir yang aku punya didalam tubuhku sangat sedikit dibandingkan yang lain.

Aku selalu saja mendapatkan perlakuan diskriminasi dan pembullyan karena kekuranganku itu, dimulai dari mengerjakan piket sendirian setiap hari hingga orang orang dikelas selalu mengejekku setiap melewati mereka.

Namun yang lebih buruk dari itu semua adalah....

"Aduh.." Aku terkena sebuah sihir spirit missile dipunggungku dan orang brengsek yang melakukan itu adalah Yazna, teman sekelas ku dan dia bersama dengan kedua temannya yang jelek dan penjilat itu.

Dia adalah seorang elf jenius di akademi ini karena menjadi satu-satunya murid dalam dekade ini yang seumuran denganku mampu mencapai tingkat 4 dari 8 tingkatan sihir serta memiliki paras yang rupawan.

Namun kejeniusannya itu membuatnya menjadi seorang yang angkuh terutama terhadapku. Ia selama ini menjadikan ku objek serangan sihirnya dengan selalu mengarahkan sihir tingkat 1 seperti spirit missile ketubuh ku.

"Hey orang cacat!! cepat lakukan pekerjaan mu sekarang sebentar lagi kelas akan dimulai."

"Aku sudah selesai membersihkan semuanya 10 menit yang lalu, kenapa aku harus membersihkannya lagi?"

"Barusan aku tidak sengaja menumpahkan air ke lantai saat melakukan latihan sihir elemen air dan aku malas melakukannya karena kami semua tau bahwa ini pekerjaanmu, benarkan kawan kawan ?"

"Tentu saja bos." Sambil menertawaiku.

"Kenapa tidak membersihkannya sendiri? kan dirimu sendiri yang menjatuhkannya? lagi pula hanya mengepel sedikit saja kan?"

"Oh, jadi kau membantahku ya? mau aku lemparkan spirit missile lagi kearah mu dalam jumlah yang banyak hah?" Sambil mengeluarkan sihir spirit missile disekitarnya yang akan dia akan arahkan kepada ku.

"O-Oke oke, aku akan melakukannya sekarang." Aku pun menuruti perintahnya karena aku tidak memiliki pilihan lain lagi karena aku tidak bisa melawannya dan tidak ingin terluka lebih banyak lagi agar ibuku tidak semakin mencemaskanku.

Aku selalu marah dan kesal karena aku dilahirkan seperti, seorang yang lemah dan tampak berbeda dari teman temanku. Namun aku tidak akan menyerah dan pasrah dengan keadaan ini, aku ingin berusaha sekuat tenaga agar menjadi orang yang kuat, bahkan melebihi si brengsek itu.

Setelah membersihkan kelas dan pelajaran terkahir aku mampir ke ruang kesehatan akademi untuk mengobati luka dipunggungku. Di ruangan tersebut terdapat adikku yang bernama Aeris dan guru kesehatan ku yang bernama Nary yang sedang saling berbicara satu sama lain.

Adikku yang melihatku memasuki ruang kesehatan pun merasa khawatir dan langsung menghampiri ku.

"Kak, kakak diperlakukan seperti apa sekarang dengannya? ini sudah yang kesekian kalinya, kita harus mengurusnya agar tidak menjadi kebiasaan!" Aeris menarik tanganku dan hendak mengajakku keluar ruangan untuk menemui kepala akademi.

"Tidak semudah itu nak Aeris, si Yazna itu adalah anak dari kepala akademi ini, jika kita melawan Yazna itu sama saja melawan kepala akademi dan beresiko akan dikeluarkan dari sekolah. Kedudukan Pak kepala akademi itu setara dengan bangsawan tertinggi yang memerintah ras elf, para guru pun tidak bisa melakukan apapun untuk melawan Yazna karena kedudukannya itu."

"T-Tapi bu.."

"Sudah-sudah Aeris, apa yang dikatakan bu Nary itu benar, lagi pula tidak begitu sakit kok, lebih baik mengobati lukaku dari pada berhadapan dengan keluarga Yazna, kakak hanya ingin menghilangkan bekas yang ada pada punggung kakak dan memperbaiki pakaian kakak agar tidak ketahuan oleh ibu saat pulang." sambil mengelus kepalanya.

"Kamu anak yang kuat Igris, maaf ibu tidak bisa membantu lebih menangani masalahmu dan untuk pakaianmu, ibu akan memperbaikinya sekarang."

"Tidak apa-apa bu, saya mengerti alasan ibu tidak membantu saya." Aku pun disuruh duduk di kasur dan yang menyembuhkanku kali ini adalah Aeris.

Adik perempuanku yang berambut pendek ini memiliki kemampuan yang hebat dalam sihir dan menjadi salah satu dari 8 murid jenius di akademi yang mencapai tingkat 3.

Walaupun sihir penyembuhan bukanlah sihir utamanya, namun ia tetap menekuninya sejak 6 bulan terakhir dengan ikut menjadi bagian di kelompok kesehatan akademi demi bisa melindungi teman dan juga diriku sebagai seorang penyembuh. Adikku sebenarnya merupakan seorang magic archer atau pemanah dengan kemampuan sihir, sekaligus mempunyai sihir elemen angin tingkat 3.

Keakuratan memanah adikku ini sangat tinggi dan selalu tepat sasaran walaupun dalam jarak yang cukup jauh ditambah dengan sihir angin yang bisa membentuk sebuah panah, sehingga ia memanah hanya dengan kekuatan sihirnya menggantikan anak panah.

Tidak terbayang betapa kuatnya adikku ini. Selain itu, dia memiliki hobi senam akrobatik dan menjadikannya gerakan bela diri untuk melindunginya ketika musuh berada dalam jarang yang dekat. Dia mempunyai kepribadian yang penyayang, walaupun ia sedikit pemarah dan seorang penggila benda benda antik.

Adikku ini setahun lebih muda dariku dan lebih hebat, aku merasa antara senang dan sedih karena dia adalah murid yang hebat di akademi sedangkan aku hanyalah elf terlemah di akademi. Seharusnya sebagai kakak, aku lah yang melindunginya namun selama ini justru dia lah yang melindungi serta membelaku dari perlakuan buruk Yazna dan teman teman.

"Oh iya kak, hari ini adalah ulang tahun kakak yang ke 12, dirumah ada kejutan spesial jadi kakak diminta untuk pulang secepatnya oleh ibu dan ayah."

"Benarkah? kakak lupa hari ini adalah ulang tahun kakak"

"Bisa bisanya ada orang yang lupa akan ulang tahunnya sendiri, ulang tahun itu seharusnya diingat karena ini merupakan hari spesial dan membahagiakan untukmu kak, dan jangan bilang kalau kakak juga lupa dengan janji kakak ke aku?"

"Errm, janji apa ya? kakak lupa juga, kan Aeris tau kakak agak pikun gitu orangnya."

"Geez, bodo amat ah!!" dengan nada kesal.

"Hahaha, nanti ketika sudah dirumah beritahu kakak mengenai janji itu dan kakak pasti akan tepati janjinya."

"Huft.. baiklah."

Setelah Aeris mengobatiku dan pakaianku diperbaiki oleh bu Nary, kami pun pulang bersama. Setelah dilihat-lihat, kota Nadem ini yang merupakan salah satu kota ras elf yang benar benar indah dan paling subur dibanding kota ras elf yang lain. Kota Nadem terletak di sebelah barat laut di benua terbesar dan terluas yang disebut benua Alteria.

Kota Nadem ini benar benar indah dan subur karena diselimuti oleh banyaknya tumbuh-tumbuhan dan banyaknya kupu-kupu terutama bunga tulip yang menjadi simbol kota ini serta pedagang-pedagang yang berada di pusat kota berjualan dengan tertib dan bersih, entah betapa indahnya kota ini jika dilihat dari berbagai sudut.

Namun, aku selalu menyimpan tanda tanya mengenai perlakuan beberapa warga kota disini kepadaku. Entah kenapa, sebagian warga kota disini tidak menerimaku dengan baik saat aku berada disekitar mereka dan terkadang, mereka menyuruhku untuk segera pergi dan menjauh.

Seolah-olah, mereka menghindariku tanpa sebab dan itu membuatku merasa tidak nyaman. Namun, ketika aku bertanya alasan mereka mengusirku, mereka tidak pernah mau menjawabnya dan sebagian lainnya hanya mengatakan, bahwa aku akan menjadi sumber masalah untuk kota ini dikemudian hari.

Akan tetapi, sebagian orang lainnya menyambutku dengan sangat baik dan aku merasa diperlakukan seperti baknya seorang raja. Kebanyakan dari mereka yang memperlakukan aku seperti itu, merupakan para orang tua atau tetua kota ini dan orang yang sudah berumur.

Aku sempat bertanya kepada mereka alasan kenapa memperlakukanku dengan sangat baik, dan mereka selalu menjawab dengan jawaban yang sama dan salah satunya hanya menjawab.

"Ketika saatnya sudah tiba, kau akan diberitahukan sendiri oleh orang tuamu mengenai sebagian orang tidak menginginkanmu berada dekat dengan mereka. Untuk saat ini, hanya itu yang bisa saya katakan nak Igris." Saat itu, aku sedang meminjam toilet disalah satu rumah warga di pusat kota, karena sedang kebelet untuk buang air besar dan aku tidak bisa menggunakan sihir teleportasi untuk kembali pulang ke rumah.

Ketika kami pulang dan membuka pintu, kami disambut oleh orang tua kami beserta kakek dan nenek yang juga mampir ke kota ini lagi setelah setahun yang lalu.

"KEJUTAN, SELAMAT ULANG TAHUN IGRIS" ucapan dari keluargaku secara serentak dan kakekku memberikan pertunjukan sihir air dengan membentuk kalimat selamat ulang tahun untukku dalam bahasa Alter.

Kami memiliki rumah yang sederhana, tidak semewah rumah bangsawan yang ada di kota ini. Namun, rumah kami memiliki halaman yang luas dan memiliki berbagai tumbuhan dan bunga pada halaman rumah kami.

Kami merayakan ulang tahunku yang ke 12 tahun dengan sederhana di meja makan yang sudah disiapkan cemilan dan minuman dingin.

Ayahku yang tampan dan mengenakan seragam putih ini bernama Reign. Ia merupakan kapten dari divisi Mage 5 atau disingkat M-5. Ia memimpin sebuah pasukan para penyihir muda pada organisasi yang bernama The Guardian, dan dia adalah seorang Wizard Anomali dengan memiliki afinitas terhadap 5 elemen. Walaupun begitu, ayah memiliki kekurangan sangat besar, dia hanya bisa menggunakan sihir tingkat 3 saja pada setiap elemen.

The Guardian juga merupakan pasukan organisasi milik benua Alteria dan terdiri dari berbagai ras dengan kemampuan bertempur yang bahkan lebih kuat dari berbagai kerajaan di selatan. The Guardian memiliki pedoman dan tujuan untuk melindungi dan menumpas kejahatan yang ada pada benua Alteria ini.

The Guardian pada setiap divisinya, memiliki tim yang berjumlah 5 dan tim yang ke 5 merupakan team yang memiliki sangat banyak pasukan dibanding team yang lain, karena dihuni oleh banyaknya junior-junior yang baru saja bergabung ke organisasi.

Ayah telah berjuang keras untuk mencapai posisi ini ketika masih berumur 25 tahun dan mengabdikan dirinya untuk The Guardian dan perdamaian di benua Alteria ini. Ayah ku mungkin tidak segila Yazna dalam urusan sihir dan terkadang, dia suka menyombongkan dirinya. Akan tetapi, ia adalah seorang yang setia, pekerja keras, dan giat berlatih sihir disela sela kesibukannya bertugas. Ia dulu merupakan seorang pemburu ketika masih sangat muda dan disana pula adalah awal dari kisah pertemuan ayah dengan ibu ku.

Ibuku yang memiliki rambut hitam dan cantik ini bernama Adelia. Ia adalah seorang elf druid terkenal, karena memiliki kemampuan penyembuhan yang instan, bisa menyembuhkan luka bahkan anggota tubuh yang terlepas dalam sekejap.

Dia dijuluki Goddess of Blossom, karena kemampuan penyembuhannya seperti bunga yang bermekaran. Aku sendiri tidak mengetahui seperti apa kemampuan ibu, selama ini ibu menunjukkan sihir penyembuhan tingkat 1 dan hanya kemampuan penyembuhan melalui obat-obatan. Ibu sebelumnya telah berhenti menjadi seorang pemburu karena mengalami insiden yang mengerikan 15 tahun yang lalu dan memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga saja.

Walaupun begitu, ia masih mengasah kemampuannya penyembuhannya dengan tekun. Ibu adalah seorang maniak buku dan ilmu pengetahuan serta penyayang alam, namun sisi buruk dari ibu adalah ia terlalu protektif dan cepat cemas dengan keluarganya terutama aku dan Aeris.

Kakek dan nenek merupakan penasehat dari kota Rogob. Kakek dan nenek sangat menyayangi kami berdua terutama kakek sangat senang bermain sihir-sihiran dengan ku dulu.

Aku memiliki berbagai pertanyaan dibenakku, dan ingin aku tanyakan kepada mereka. Tapi, untuk saat ini aku ingin menikmati moment kebersamaan kami terlebih dahulu.

Aeris membawakan kue besar dengan rasa buah-buahan yang banyak. Kue yang ia buat bersama dengan ibu, benar benar enak ketikaku coba, Aeris memang pandai juga dalam memasak, sama seperti ibuku.

"Igris, sekarang kamu sudah menjadi seorang remaja dan bukan anak-anak lagi. Ayah harap, mulai sekarang kamu sudah harus memiliki tujuan hidup, serta mulai melangkah untuk meraih hal tersebut. Sebelum itu, ayah ingin memberikan hadiah ini untukmu." Ayah mengeluarkan sebuah kotak kayu kecil dari tasnya dan memberikannya padaku. Karena rasa penasaranku benar-benar besar. Jadi, aku langsung membukanya.

"I-Ini kan..." aku benar benar terkejut dengan isinya. Ayah memberikan hadiah sebuah kalung, yang bernama Emerald Neackle.

Hadiah yang diberikan ayahku ini adalah kalung yang sangat mahal, karena bisa meningkatkan mana dalam tubuh pemakai sebanyak 30% dan harganya pun 3000 gold.

"Bagaimana menurutmu nak?"

"Ini terlalu mahal ayah, sebagai hadiah ulang tahunku. Harusnya ayah simpan saja gold sebanyak itu, siapa tau kita membutuhkannya untuk keperluan keluarga kita kedepannya."

"Tidak apa-apa nak, itu uang yang ayah tabung selama setahun dan itu hanya setengahnya saja dari total tabungan yang tersisa. Kamu kan tau, kalau ayah sekarang sudah jadi seorang kapten serta menjadi salah satu yang paling disegani dan hebat. Gaji ayah yang sekarang juga lebih banyak dari sebelumnya, dan tabungan kita juga masih cukup untuk keperluan keluarga. Yang terpenting, kalung itu ayah berikan padamu agar bisa berguna untukmu dikemudian hari, walaupun kamu mungkin tidak ditakdirkan menjadi seorang penyihir."

"Baiklah kalau begitu yah, terima kasih banyak." Aku langsung memakai kalung tersebut dan ingin tau seperti apa rasanya ketika dipakai.

Ketika aku pakai, rasanya seperti tubuhku menyerap energy dengan jumlah yang lumayan besar dari kalung itu. Dibandingkan dengan sebelum memakai kalung ini, aku merasa lebih bugar dari sebelumnya.

"Sekarang adalah giliran ibu." Menyerahkan sebuah pakaian dan tas ransel besar.

"Ibu membelikanmu sebuah pakaian dan tas petualangan untukmu nak, lengkap berisi peralatan petualangan. Ibu tau jika kamu sangat ingin menjadi seorang petualang ketika umurmu sudah cukup, jadi ibu membelikanmu benda-benda ini sebagai hadiah. Ketika kamu jadi seorang petualang, ibu ingin agar kamu tidak berpetualang jauh dari rumah dan selalu membawa semua perlengkapan ini. Jangan lupa, untuk selalu kembali kerumah setiap 3 bulan sekali disela petualanganmu, agar ibu tidak bertambah khawatir padamu."

Ibu memberikan sebuah pakaian petualang yang keren lengkap dengan tas besar dan peralatan kamping di dalamnya.

"Terima Kasih banyak bu." Sambil memeluk ibu dan pergi ke kamar untuk mencoba apa yang diberikan oleh ibuku. Saking senangnya dengan pemberian oleh kedua orang tuaku, aku ingin tetap mengenakannya untuk saat ini.

Ketika aku kembali ke pesta, aku melihat suasana yang benar benar harmonis dan penuh canda tawa disetiap obrolan mereka.

Ini membuatku ikut merasa bahagia. Namun, disisi lain seperti ada hal yang mengganjal bagiku ketika melihat kakek yang hanya terdiam dan sedang memikirkan sesuatu yang berat.

"Ada sesuatu yang menganjal dipikiran kakek?"

"Tidak nak, kakek hanya kepikiran sesuatu."

Ketika mendengar apa yang dikatakan oleh kakek. Pertanyaan yang ada dibenakku sebelumnya, muncul kembali. Mungkin saat ini adalah saat yang tepat, untuk menanyakan hal itu kepada mereka.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepada kalian?"

"Boleh nak, silahkan, bertanya apapun kepada kami terutama kepada nenekmu ini."

"Kenapa aku selama ini merasa diriku ini berbeda dari kalian, dan sebagian orang memperlakukanku dengan buruk di kota ini. Aku selalu beranggapan bahwa diriku adalah seorang elf yang memiliki tubuh yang cacat, seperti yang kalian katakan kepadaku. Namun, saat ini aku mulai merasa berasa, seperti bukanlah bagian dari kaum elf. Lalu, apa aku ini ?" Ketika mendengarkan pertanyaanku tersebut, mereka langsung terdiam. Kecuali adikku yang kebingungan dengan situasi yang sedang terjadi saat ini.

"Mungkin sudah saatnya kita..."

"Tunggu Reign, biarkan ayah saja yang menjawab pertanyaan nak Igris." beranjak dari kursinya serta mengambil sesuatu dari tasnya.

"Nak Igris, bisa ikut kakek sebentar ke halaman belakang rumah? ada yang ingin kakek katakan kepadamu." Kakek membawa sebuah buku besar dari dalam tasnya dengan cover yang aneh.

Entah kenapa, aku merasa sedih melihat respond mereka. Aku seperti, akan mendengar kenyataan pahit dari kakekku.

"Kakek tadi sedang memikirkan tentang hal ini sejak kedatangan kakek ke rumah. Apakah sudah saatnya atau belum mengatakan hal ini kepadamu. Mengingat usia nak Igris masih 12 tahun dan masih belum dewasa. Namun, karena kamu sudah bertanya langsung kepada kami, jadi biar kakek saja yang akan menjawabnya langsung, mengenai identitasmu yang sebenarnya."

"Jadi apa aku ini kek jika bukan seorang elf?"

"Kau adalah seorang manusia."