Chereads / THE JOURNEY BACK TO HOMETOWN / Chapter 3 - CHAPTER 2 : SYSTEM

Chapter 3 - CHAPTER 2 : SYSTEM

Palu itu jelas terlihat seperti palu yang biasa digunakan oleh tuan Trion, sang blacksmith kota Nadem ketika membuat peralatan sihir seperti tongkat sihir. Namun, palu yang muncul terlihat sangat tua dan gagangnya terbuat dari kayu jika dibandingkan dengan milik tuan Trion.

Palu yang melayang tersebut memancarkan energi sihir listrik yang besar dan terang, hawa yang pancar dari palu itu pun seperti memanggilku untuk mengambilnya. Walaupun aku masih ragu-ragu, tetapi demi mengetahui fakta mengenai para manusia, aku siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi.

Ketika memegang benda tersebut, kepala serta mataku terasa sangat sakit, seperti beberapa ingatan yang berkaitan dengan blacksmith serta kemampuan mengalir masuk kedalam pikiranku dan beberapa ingatan tersebut terkait dengan teknik pembuatan pedang dengan batu.

Muncul sebuah jendela berwarna ungu berbentuk persegi panjang yang bertuliskan beberapa kalimat dan mengatakan "Selamat datang player, silahkan katakan nama anda." Dengan bahasa yang bukan merupakan bahasa Alter. Namun, anehnya aku mengerti dengan apa yang ia katakan.

"N-Nama saya Igris." Aku masih terlihat tidak percaya dengan semua hal yang telah terjadi.

Tulisan di jendela tersebut berubah dan mengatakan "Selamat datang igris, saya adalah system yang akan membantu kehidupan anda."

Aku tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi dan di jendela tersebut tiba-tiba muncul tulisan sedang memproses data pada bagian atas sebuah kotak persegi panjang yang memanjang dan terlihat bergerak di dalamnya. Serta, angka yang berubah-ubah setiap detiknya dan sebuah tanda persen disamping angka tersebut.

Apa aku sedang bermimpi? aku harap hal itu benar, karena hal ini benar-benar diluar nalar ku.

Setelah proses tersebut selesai, jendela berwarna ungu berubah dan mengatakan "Blacksmith Lvl 1. Sisa exp yang dibutuhkan 100." Selain hal tersebut, terdapat beberapa tulisan yang berada di atasnya berjejer seperti tulisan Inventory, Shop, Skill, dan Quest.

Dan lagi, muncul sebuah kotak kayu tua dari buku itu yang memiliki lubang yang bisa menutup dan terbuka dengan sendirinya ketika salah satu tanganku mendekati lubang tersebut.

Terdapat tuas dan tombol-tombol di sisi sebelahnya, serta di bagian belakangnya berbentuk seperti pintu karena terdapat dua gagang disana. Ketika melihat benda itu, tiba-tiba muncul jendela ungu yang bertuliskan informasi dari kedua benda yang aku lihat.

Benda kotak yang berukuran 30 cm sama sisi ini merupakan pandora box, memiliki kemampuan untuk menciptakan berbagai macam hal secara otomatis berdasarkan waktu yang telah ditetapkan dengan jumlah yang kita tentukan sesuai dengan jumlah bahan yang telah dimasukkan. Kotak tersebut juga dapat membesar sesuai dengan hal yang ingin diciptakan.

Palu yang aku pegang merupakan god hammer, memiliki kemampuan

yang sedikit mirip dengan pandora box. Namun, hal yang diciptakan secara manual

atau langsung dengan palu ini akan memiliki ketahanan serta kekuatan lebih dari

hal yang diciptakan oleh pandora box.

Selain kemampuan utamanya, palu ini bisa dijadikan senjata dengan memiliki kekuatan serangan yang kuat dengan elemen petir. Namun, membutuhkan mana untuk mengaktifkan elemen sihir petirnya. Aku merasa seperti menjadi seorang pandai besi dengan benda-benda yang telah aku dapatkan dari buku tersebut.

Sampul buku yang terdapat pada buku yang melayang itu bertuliskan guide book yang merupakan buku panduan. Ketika aku mengambilnya serta membacanya, buku itu hanya menampilkan satu halaman saja dan halaman yang lain tidak bisa dibuka.

Pada halaman awal buku tersebut berisikan tulisan "Katakan sesuatu untuk mencari informasi". Selain tulisan yang besar tersebut, terdapat beberapa kata kunci dibawahnya untuk membantu dan paling besar adalah kata kunci journey yang tepat berada di tengah kata kunci yang lain.

Karena penasaran, aku mencobanya dengan mengatakan "ability." Buku ini memancarkan cahaya setelah aku mengatakan hal tersebut

dan halaman lainnya bisa aku buka. Isi di dalam halaman lainnya sama seperti

pada jendela ungu tersebut ketika menganalisa god hammer dan pandora

box. Namun, ada satu lagi kemampuan yang aku miliki yaitu god eye.

God eye adalah kemampuan mataku yang dapat melihat berbagai informasi dari berbagai mahluk hidup serta benda mati. Kemampuan mata ini dapat melihat kelemahan pada tubuh setiap mahluk hidup, kemampuan yang dimilikinya, serta informasi umum pada mahluk tersebut ketika diaktifkan.

Untuk mengaktifkan god eye, cukup dengan mengatakan on dan off untuk mematikan kemampuan mata ini. Semua ini benar-benar luar biasa, apakah ini kemampuanku

selama ini?

Oh ya, aku sampe lupa untuk mencari tau mengenai kedua orang tua kandungku dan para manusia. Aku mengatakan Human kepada buku tersebut tapi yang tertulis sama seperti yang diajarkan di akademi. Akan tetapi, di dua halaman selanjutnya yang berisikan informasi mengenai tempat tinggal manusia, tulisan pada halaman tersebut tidak ada bahkan setelah aku memeriksa halaman

selanjutnya.

Aku harap ini bukan pertanda yang buruk karena hilangnya tulisan di halaman tersebut. Aku akan mencobanya sekali lagi dengan mengatakan journey, aku harap kata kunci tersebut bisa memberitahuku lebih mengenai para manusia.

Namun ketika hendak mengatakan kata tersebut, terjadi guncangan yang kuat berasal dari pintu masuk kota Nadem. Setelah menaruh benda-benda tersebut ke dalam tasku, aku berlari menuju halaman depan rumah untuk melihat apa yang terjadi di pintu masuk kota.

Di halaman depan terdapat seluruh keluargaku berdiri menatap arah pintu masuk kota, aku bertanya kepada ayah tentang apa yang terjadi.

"Ayah, apa yang telah terjadi disana?"

"M-Mustahil, mereka kan.." Ayah terlihat benar-benar terkejut dan ketakutan melihat yang terjadi disana.

Tidak hanya ayah, ibu beserta kakek dan nenek terkejut dan ketakutan melihat apa yang terjadi. Dari arah pintu masuk yang telah di hancurkan tersebut terlihat sekitar seratusan mahluk mengenakan mantel hitam dan pakaian serba hitam.

Beberapa menunggangi serigala merah dan menunggangi badak, salah satunya menunggangi gajah dan ia berukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya. Jika dilihat baik-baik, mereka merupakan ras demi beast yang sedang menunggangi para binatang hutan.

Salah satu yang berada di barisan depan meraum seperti serigala dengan sangat keras, sehingga membuat telingaku sakit medengar raumannya. Ia pun, mengatakan sesuatu dengan sesuatu yang keras.

"Kami tau disini telah bersembunyi seorang ras manusia, cepat serahkan manusia itu atau kota tercinta kalian akan tenggelam dalam amukan api yang membara." Dengan aksen seperti para demi beast yang lain.

"Nak Igris, cepat ambil barang-barang yang penting dan bisa kau bawa dan ajak Aeris pergi dari sini."

"Apa!? tidak ayah, aku akan tinggal disini dan membantu kalian melindungi kota kita!!" Aeris mengambil busur yang ada di punggungnya.

��Apa yang dikatakan Aeris benar yah, kami akan tetap disini dan melindungi kota ini."

"Dengarkan ayah nak, mereka mengincarmu saat ini, jika mereka berhasil mendapatkanmu dalam keadaan hidup-hidup, maka tidak ada lagi harapan hidup lagi untuk para manusia."

"Apa yang dikatakan ayahmu benar nak, tolong dengarkan apa yang dikatakan orang tuamu, ini tidak hanya untuk melindungi anak kami. Tapi, untuk melindungi kelangsungan para ras manusia yang berada di benua ini."

Ayah dan ibu memelukku dengan Aeris sebagai bentuk perpisahan terakhir. Kakek, nenek, dan ayah mempersiapkan diri dengan mengambil tongkat sihir mereka. Ibu berlari ke dalam rumah dengan cepat dan mengurus barang-barang yang akan kami bawa.

"Cepat pergi nak Igris, kakek dan yang lainnya akan melindungi jalur yang akan kalian lewati."

"Kumohon kalian tetaplah selamat. Ayo Aeris, kita pergi sekarang." Aku menarik tangan Aeris karena ia terlihat masih tidak bisa merelakan mereka.

Saking tidak bisa meninggalkan mereka, Aeris berlari kembali menuju arah mereka hendak ingin ikut bertempur bersama.

"Sepertinya, beberapa orang tidak ada yang ingin menyerahkan si manusia tersebut dan justru ingin melawan kita ya. Ketua!!"

Demi beast yang menunggangi gajah tersebut berdiri dan meluarkan bola energi berwarna hitam pekat. Aku merasakan bahaya yang sangat menakutkan dari benda tersebut.

"Aeris, cepat kembali kesini sekarang, disana sangat berbahaya!!" Aku berteriak dengan keras agar bisa di dengar olehnya

Dia merapalkan sebuah mantra untuk bola energi tersebut, lalu terjadi suara dentuman yang sangat keras serta angin yang bertiup kencang dengan aura hitam menyebar dengan sangat cepat ke seluruh kota.