"Sebelum kita pergi, apakah paman melupakan sesuatu?" Sambil menunjuk ke arah rekannya yang pingsan akibat serangan dariku.
"Ah, aku sampai lupa dengannya. Si bodoh ini, membuatku jadi tambah repot saja." Sambil mengangkat rekannya di pundak dan dia menarik Aeris dengan tali yang agak panjang sesuai dengan kesepakatan kami.
Aku memberikan signal kepada Aeris dengan menganggukkan kepala, untuk memberitahunya menuruti apa yang dikatakan si keparat ini. Aeris mengerti dengan signal yang aku berikan dan dia membalasnya dengan menganggukkan kepala juga sebagai tanda mengerti dengan signalku.
"Apa paman tidak marah denganku? aku membuatnya pingsan sampai seperti itu loh."
"Untuk apa? lagi pula, dia seperti itu karena kesalahannya sendiri yang kurang waspada terhadap musuh. Ditambah lagi, musuh yang ia hadapi sangat jenius dan cerdik."
"Bagaimana jika tadi, dia terkena seranganku hingga mati ditanganku? apa paman akan membunuhku?"
"Aku membenci tindakan yang telah kau lakukan padanya bocah. Akan tetapi, kami mempunyai prinsip untuk selalu memprioritaskan tugas, dibandingkan nyawa rekan kami. Rekan dan anggota bisa digantikan, tapi tidak untuk misi. Sekalinya gagal, misi tidak akan bisa diulangi dan akan berakhir dengan kerugian terhadap kelompok kami."
Aku berasumsi, kelompok mereka merupakan bagian dari pasukan kerajaan yang menganut sebuah paham yang bernama Hana Nui. Paham Hana Nui merupakan paham yang diterapkan sebuah kerajaan pada pasukan mereka, dengan memprioritaskan sebuah keberhasilan tugas dibandingkan dengan hal lainnya seperti harta, kedudukan, bahkan nyawa seseorang sekalipun.
Paham Hana Nui, biasanya dipakai pada kerajaan yang memfokuskan diri pada sektor pertahanan dan perang antar kerajaan. Sejauh yangku tau, ada 3 kerajaan yang menerapkan kuat paham Hana Nui pada pasukan mereka dan salah satunya adalah kerajaan Amer. Kerajaan yang memiliki seorang algojo perang, menganut paham Hana Nui, dan memiliki kemampuan bertarung yang mengerikan dengan sebuah kapak kecil. Kemungkinan, ia merupakan seorang algojo perang pada kerajaan Amer.
"Paman, apakah paman seorang algojo perang kerajaan?"
"Hebat sekali kau bocah, bisa cepat mengetahui jika aku adalah seorang algojo perang kerajaan. Ya, aku dulu merupakan seorang algojo perang di kerajaan bagian selatan yang bernama kerajaan Amer."
Bingo, tepat seperti yang telahku duga. Akan tetapi, aku merasakan ada yang aneh dengan ucapannya. Ia baru saja mengatakan, jika dia adalah mantan algojo perang kerajaan kan? sejauh yang aku pelajari di akademi. Algojo perang kerajaan adalah seorang pengeksekusi mati yang memiliki tugas untuk mengeksekusi mati para musuh yang telah menjadi tawanan perang kerajaan.
Ada perbedaan antara algojo biasa dan algojo perang pada sebuah kerajaan. Algojo biasa bertugas untuk mengeksekusi penduduk kerajaan saja, sedangkan algojo perang bertugas untuk mengeksekusi tawanan perang dan bahkan ikut dalam sebuah perang. Algojo perang kerajaan memiliki kedudukan yang sejajar dengan para pasukan elit kerajaan, alogo perang memiliki tugas lain sebagai hakim tinggi pada sebuah kerajaan. Algojo perang kerajaan memiliki kesetiaan yang sangat tinggi terhadap kerajaannya sendiri.
Dan juga, algojo perang kerajaan biasanya akan digantikan setelah ia meninggal, baik itu karena usia maupun meninggal di medan pertempuran. Akan tetapi, Ia baru saja mengatakan jika dia adalah seorang mantan algojo perang kerajaan di kerajaan Amer? aku harus menggali informasi lebih dalam lagi.
"Kerajaan Amer!? kerajaan yang dijuluki kerajaan bulan merah dan penghasil anggur merah terbesar di benua itu?"
"Tepat sekali, aku telah lama pensiun sebagai seorang algojo perang di kerajaan itu. Mereka mengkhianati dan menggantikanku dengan seorang dari klan demi human rendahan. Aku bersumpah, akan membalas perbuatan mereka dan membunuh mereka satu persatu dengan tanganku."
"Bukankah itu terlalu berlebihan? mengingat, raja mereka saat ini adalah Govinda Junior II merupakan raja termuda serta terkejam menurut rumor yang beredar dalam benua Alteria. Ia telah berhasil membawa kemenangan sempurna saat berperang melawan seluruh kerajaan di bagian selatan, serta menyatukan seluruh kerajaan yang ditaklukkan dibawah pemerintahan kerajaan Amer. Melawan kerajaan Amer saat ini yang telah menguasai seluruh kerajaan bagian selatan, sama saja seperti seekor ular mendatangi kandang yang dipenuhi dengan binatang luak."
"Tidak, hal itu tidak akan pernah terjadi, jika kami berhasil membawa kalian hidup-hidup dan tanpa terluka."
"Kenapa?"
"Akanku beritahu ketika kita telah sampai di kediaman kelompok kami. Jadi, pertanyaan untuk saat ini kau simpan saja sampai kita sampai bocah."
Sepertinya, aku tidak bisa menggali lebih banyak informasi lagi tentang kelompoknya. Sekarang lah saat yang tepat untuk melancarkan bagian akhir dari rencanaku.
"Tapi, ceritakan sesuatu padaku, agar aku tidak mudah bosan dalam perjalanan paman."
"Baiklah, aku akan menceritakan cerita horror kepadamu."
************
Bagus, aku berhasil mengenai tepat di titik lemahnya yang berada pada bagian punggung. Mengaktifkan kemampuan god hammer benar-benar menguras manaku, hingga membuatku menjadi selelah ini. Setiap penggunaan kemampuan listrik god hammer bisa menguras 40 hingga 50% dari jumlah mana ku. Setidaknya, aku menyisahkan sedikit mana yang akanku gunakan untuk berlari. Aku dengan sigap, langsung berlari menghampiri Aeris dan membantunya untuk melepaskan ikatan dan penutup mulutnya.
"Apa dia mati kak?"
"Kakak tidak tau, tapi itu akan membuatnya pingsan dalam jangka waktu yang lama. Ayo kita lari secepat mungkin dari sini terlebih dahulu."
Kami pun berlari secepat tenaga, tapi aku tidak bisa berlari secepat Aeris dengan kondisi yang selelah ini. Namun, perasaan apa yang sedangku rasakan saat ini? perasaan ini, sama seperti saat pasukan klan H akan mengaktifkan bola sihir di kota Nadem. Saking gelisahnya, aku ingin memastikan kembali keadaan si keparat itu dengan god eye.
M-Mustahil, bagaimana ia bisa langsung sadar, setelah menerima serangan listrik dari god hammer? sekuat-kuatnya dia itu, dia tidak akan bisa sadar dalam jangka waktu secepat ini!!
"B-BOCAHHHH LAKNATTTT!!! AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!!!" Ia melemparkan kapaknya yang berisi sihir dengan kecepatan tinggi tepat kearah Aeris.
Jika saja aku tidak ceroboh dan memastikannya lagi dengan god eye, hal ini tidak akan pernah terjadi. Aeris tidak akan mampu menahan serangan kapak itu, tanpa mana dan kemampuan sihirnya. Aku tidak punya pilihan lagi, aku akan mengorbankan diri dengan meloncat ke arah kapak itu di lemparkan ke Aeris dan melindunginya dengan tubuhku.
************
Aku terkena serangan kapaknya yang kuat di area dada, hingga menciptakan luka yang sangat dalam menancap di dadaku. Ini benar-benar sakit, membuatku mengalami pendarahan yang banyak dan kemungkinan aku akan mati sebentar lagi. Aeris yang memeluk ku saat ini berteriak-teriak seperti memanggil nama ku sambil menangis.
Tidak lama berselang, aku melihat sekelompok yang terlihat seperti pasukan kerajaan serta wanita datang menghampiri ku dan akhirnya aku tidak sadarkan diri.
Ini mungkin akan menjadi akhir dari hidupku, maafkan aku ayah, ibu, kakek, nenek, Aeris, dan para warga kota Nadem karena tidak bisa menjaga janji dan membalas pengorbanan kalian. Setidaknya aku bersyukur, karena Aeris akhirnya masih tetap hidup.
Aku melihat sebuah cahaya kuning yang sangat terang dan datang menghampiriku dan mengatakan sesuatu kepadaku.
"Bangunlah monyet, jangan bermalas-malasan disebuah pohon."
Aku merasa begitu familiar mendengar suaranya yang cempreng itu. Aku kenal suara orang ini, tapi siapa ya.