Chereads / THE JOURNEY BACK TO HOMETOWN / Chapter 12 - CHAPTER 11 : BASA BASI

Chapter 12 - CHAPTER 11 : BASA BASI

"Aeris, apa kamu memiliki seseorang yang kamu sukai di akademi?"

"Hehh!? Kenapa tiba-tiba bertanya hal seperti itu?" Wajahnya terlihat memerah dan tersipu malu.

"Hahaha, kakak sedang bosan saat ini, jadi kakak membuka topik pembicaraan seperti ini."

"A-Aku tidak punya kak."

"Huh? Kamu serius? Akademi kita memiliki banyak laki-laki yang tampan dan menjadi primadona." Aku tidak begitu suka mengakui ini, tapi Yazna merupakan salah satu laki-laki yang menjadi primadona di akademi karena ketampanannya.

"Penampilan bukanlah yang aku pentingkan, tapi hal yang lainnya."

"Lalu, hal lain yang seperti apa yang menjadi tipe laki-lakimu?"

"Aku menginginkan laki-laki yang jenius dan punya senyum yang manis, seperti..."

"Yazna bukan?" Aku menyela permbicaraan Aeris.

"B-BUKAN!? BAGAIMANA BISA AKU SUKA DENGAN LAKI-LAKI YANG MENYAKITI KAKAKKU BERULANG KALI!!" Aeris berteriak ke arahku.

"Baik-baik, kakak mengerti, kakak hanya sedang menggodamu saja, kecilkan suaramu Aeris, kita sedang berada di lorong bawah tanah."

"Jangan sebut-sebut namanya kak, aku tidak menyukai orang itu."

"Lagian, kamu hanya mengatakan tipe laki-lakimu itu seorang jenius dan punya senyum yang manis. Jadi, yang terpikirkan olehku hanyalah laki-laki seperti Yazna."

"Bukan dia, tapi seperti..." Aku tidak begitu mendengar jelas bagian akhirnya karena Aeris sengaja mengecilkan suaranya, tapi aku merasa kalau dia sedang membicarakan diriku. Entahlah, mungkin saja aku salah dengar tadi.

Terlihat sebuah portal ilusi berjarak sekitar 200 meter dari posisi ku saat ini. Kemungkinan besar, itu merupakan akses keluar dari tempat ini.

"Aeris, sepertinya kita akan segera keluar dari tempat ini gelap ini. Apa kamu siap Aeris?"

"Iya, aku siap kak."

Tiba-tiba aku teringat akan kekuatan guide book yang bisa melihat masa depan. Aku terlalu fokus untuk mempersiapkan diri, sehingga melupakan tentang kekuatan mengerikan yang ada pada guide book.

"Hmm? Kenapa kakak berhenti?"

"Aeris, kita beristirahat sebentar, ada hal yang ingin kakak lakukan terlebih dahulu." Aku mengeluarkan guide book dari dalam tas ku.

"Hmm? Bukankah itu buku antik yang waktu itu kakek bawa saat berbicara dengan kakak?"

"Iya, ini adalah buku yang waktu itu kakek bawa dan dia memberikannya padaku."

"Benarkah?? Boleh aku melihatnya kak?" Aeris memohon kepadaku dengan antusias.

"I-Iya kau boleh melihatnya, itu pun jika kau bisa mengerti dan membaca isi di dalamnya."

"Baiklah, tidak masalah untukku." Aeris terlihat antusias dengan buku ini. Ya aku tidak bisa memprotesnya bertingkah seperti itu, diakan memang seorang penggila barang-barang antik.

"Bawa obor kakak terlebih dahulu."

"Baik kak." Aku memberikkan obor ku kepada Aeris.

Aku mengaktifkan kekuatan guide book dengan mengucapkan kata kunci journey. Benar saja, cahaya terang yang sebelum sempat muncul saat aku mengaktifkan kata kunci journey kembali terjadi.

"Silaunya, cahaya apa barusan itu kak?"

"Cahaya itu berasal dari buku ini. Ketika kakak menggunakan kekuatannya, maka cahaya terang akan keluar dari buku ini yang menandakan kalau kekuatannya telah aktif."

"Wahh kerennya, omong-omong, kekuatan dari buku ini apa?" Aeris terlihat semakin antusias.

"Nanti akan kakak beritahu, jadi untuk sementara biarkan kakak membacanya dengan tenang." Aku mulai membuka guide book dan menuju ke halaman kedua.

"Aku sama sekali tidak paham dan bisa membaca tulisan-tulisan ini." Aeris telihat kebingungan saat membaca isi di dalamnya.

"Sudah kakak bilang, kamu ga akan mengerti dan tidak akan bisa membacanya. Lebih baik Aeris memeriksa barang bawaan kita terlebih dahulu sambil menunggu kakak selesai membaca buku ini." Aku mengeluarkan semua barang-barang yang berada di dalam inventory.

"Huft...baiklah kak." Aeris terlihat kecewa karena tidak bisa mengerti dan membaca isi dari guide book.

"Sebelum itu, aku ingin bertanya satu pertanyaan kepada kakak."

"Apa itu?"

"Aku tadi melihat kakak mengeluarkan buku itu dari tas kakak, kenapa tidak menaruhnya saja ke dalam sihir spatial kakak? Kenapa malah ditaruh ke tas?"

"Buku ini tidak bisa kakak taruh ke dalam sihir spatial milik kakak."

"Kenapa tidak bisa?"

"Entahlah, kakak pun tidak tau kenapa. Setiap kali kakak memasukkan buku ini ke dalam inventory, pasti buku ini akan langsung tertembus dan jatuh."

"Inventory? Tertembus dan jatuh?"

"Inventory itu nama dari sihir spatial milik kakak."

"Kalau tertembus dan jatuh itu bagaimana maksudnya kak?"

"Ya begitu lah yang terjadi, kakak pun sulit untuk menjelaskannya. Sudah-sudah, lakukanlah tugasmu sekarang, kakak ingin fokus dan berkonsentrasi membaca buku ini, jangan ganggu kakak lagi."

"Huft...oke kak."

Aku berharap masa depan yang akan terjadi, sesuai dengan apa yang telah aku prediksi dan rencanakan.

**********

HUHH!!??

"Ada apa kak? Kenapa kakak terlihat terkejut begitu? Apa isinya?"

"Tidak ada apa-apa Aeris, kakak hanya sedikit terkejut saja dengan isi yang ada di dalam halaman buku ini."

"Apa isi di dalamnya?"

"Di buku ini tertulis, bahwa perjalanan kita akan tetap berjalan dengan aman jika tetap pada rencana awal."

"J-Jangan bilang padaku, buku itu bisa meramal masa depan!?"

"Bisa dikatakan begitu."

"Ini untuk pertama kalinya aku bisa melihat kekuatan meramal masa depan, aku kira kemampuan atau benda seperti itu tidak pernah ada di benua ini."

"Ya, kakak pun terkejut dengan hal itu pada awalnya." Sebenarnya, kekuatan guide book melebihi itu.

"Bisa kakak katakan isinya padaku dengan detail?" Lagi-lagi, Aeris menunjukkan wajah yang penuh antusias.

"Maaf kakak tidak bisa mengatakannya padamu. Yang terpenting, kamu harus mengikuti semua intruksi dari kakak tanpa terkecuali, maka kita bisa selamat dan lancer hingga mencapai kota Nadem."

"Huft...kakak selalu saja pelit dalam memberikan informasi-informasi apapun kepadaku." Aeris terlihat kurang senang dengan perkataanku barusan.

"Aeris, ada kalanya kita tidak perlu tau banyak hal, supaya kita bisa terhindar dari suatu masalah. Salah satu contohnya adalah informasi yang berada di dalam buku ini. Kakak janji akan memberitahukan isinya setelah kita sampai ke kota Nadem." Sambil mengelus kepala Aeris.

"Baiklah kalau begitu, kakak harus menepati janji kakak kepadaku nanti."

"Ya, kakak pasti akan menepatinya." Sambil memberikan senyuman yang lebar dan Aeris terlihat tersipu malu.

"Bagaimana dengan semua barang-barang kita? Apa ada yang kurang dan ketinggalan?"

"Tidak ada kak, semuanya lengkap dan sepertinya ini sudah cukup untuk diri kita dan beberapa untuk kota Nadem."

"Bagus kalau begitu, kita berangkat sekarang." Aku memasukkan kembali semua barang ke dalam inventory dan melanjutkan perjalanan menuju akses keluar dari tempat gelap ini.

Kami keluar melalui sebuah pohon besar di sebelah utara kota Rogob, informasi yang aku terima ternyata tepat dan sesuai dengan rencanaku. Seperti yang tertulis pada guide book, akan terlihat beberapa pasukan pertahanan kota Rogob sedang melakukan patrol yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kami berada sekarang. Ternyata buku ini bisa melihat masa depan dengan sangat akurat, tetapi dikemas dengan sebuah cerita yang aneh dan ga masuk akal.

"Ada beberapa pasukan kota yang sedang melakukan patroli malam, aku khawatir kita akan segera ketahuan."

"Ssst...jangan berbicara seperti itu, kakak yakin kita tidak akan ketahuan, selama Aeris mengikuti instruksi yang kakak berikan."

"B-Baik, aku pasti akan mengikuti seluruh instruksi kakak." Aeris terlihat sedikit khawatir karena melihat beberapa pasukan yang sedang berpatroli.

"Ikuti aku dengan tenang Aeris." Aeris langsung mengikuti instruksi ku.

Jika yang tertulis pada guide book benar-benar akan terjadi, maka sebentar lagi kita pasti akan bertemu kembali.