"Kelompok revolusioner kerajaan?"
"Benar, mereka bisa jadi adalah kelompok tersebut. Kelompok supremasi ras demi human yang beranggotakan mantan prajurit kerajaan di bagian selatan yang menginginkan perubahaan serta penyatuan seluruh kerajaan di benua Alteria, di bawah kekuasaan dan aturan ras demi human?"
"Mereka terdengar seperti organisasi klan H menurutku."
"Tidak nak Igris, mereka memang sama-sama terdengar memiliki ideologi supremasi untuk ras mereka. Namun, mereka memiliki perbedaan yang signifikan diantara mereka."
"Apa itu?"
"Sejauh yang bibi tau mengenai mereka, klan H hanya memfokuskan diri mereka dalam pembantaian ras, sedangkan kelompok Slava pada perbudakan ras. Selain itu, klan H hanya memfokuskan diri mereka kepada satu ras dan dendam leluhur mereka, sedangkan kelompok Slava pada seluruh ras benua Alteria serta politik kerajaan."
"Mereka seperti sabun cuci piring dan bensin dalam jumlah yang sama rata pada sebuah gelas."
"Yap, tepat sekali nak Igris." Bibi memberikanku sebuah jempol.
"Lalu, kenapa para bangsawan internal ras elf membicarakan mereka? apa ini ada kaitannya dengan ras elf?"
"Mereka sering melakukan penculikkan terhadap ras elf, terutama yang bergender pria dan berada diluar wilayah mereka atau diluar dari kerajaan utama benua ini yaitu Alter. Kami dan seluruh dewan perwakilan setiap kota elf beserta para bangsawan telah mengerahkan pasukan kami dan berusaha untuk menangkap mereka, tetapi mereka sangat sulit untuk dilacak dan setiap elf yang kami kirim ke beberapa tempat persembunyian mereka selalu menghilang dan tidak pernah kembali ke kota masing-masing."
Jadi itu alasan mereka lebih mengincarku dari pada Aeris. Saat itu, aku kira mereka ingin mengincarku karena telah mengetahui bahwa aku ini manusia dan mereka adalah para bandit sewaan. Dari sini, aku bisa tau seperti apa mereka dan rencana mereka kedepannya.
"Apakah bibi mengetahui seperti apa kemampuan serta kekuatan klan H dan Slava?"
"Untuk apa nak Igris menanyakan hal tersebut?"
"Yah, aku hanya ingin tau saja, hehehe."
"Maaf nak Igris, kemampuan beserta informasi yang lainnya selain yang bibi jelaskan merupakan rahasia pemerintahan ras elf dan kerajaan Alter."
"Ayolah bibi, aku ga bisa tenang jika tidak bisa mengetahui hal yang ingin aku ketahui, aku benar-benar penasaran dengan kemampuan yang mereka miliki."
"Bibi tau apa yang ada di dalam pikiran nak Igris, nak Igris ingin melakukan tindakan konyol terhadap mereka. Bibi tidak akan mengijinkannya, hampir selamat saat melawan 2 orang dari kelompok Slava saja sudah sebuah keberuntungan yang amat besar."
"Ayolah bibiku yang cantik, aku ini kan keponakan mu. Lagi pula, aku tidak ingin melakukan tindakan konyol kok, aku hanya ingin tau saja tentang mereka lebih dalam." Memperlihatkan wajah bocah polos yang sedang memohon sesuatu.
"Maaf, bibi tidak akan terpengaruh oleh rayuan nak Igris. Sekalinya tidak, maka tidak akan pernah sama se..." Terdengar suara ketukan pintu dan seorang wanita yang meminta ijin untuk masuk ke ruangan.
"Permisi nyonya Yasmin, saya ingin menyampaikan beberapa berita penting."
"Masuk ke dalam ruangan." Wanita yang merupakan bawahan dari bibi Yasmin masuk ke dalam ruang Kesehatan.
"Ada berita penting apa saat ini?"
"Beberapa warga kita telah mengusir 2 orang ras demi-human yang diduga menebang pohon di hutan sebelah barat wilayah kita tadi pagi dan ingin menyampaikan ciri-ciri kedua penebang pohon tersebut."
"Lah, untuk apa kamu menyampaikan berita ini kepadaku? seharusnya ini kamu sampaikan saja ke dewan pasukan pertahanan agar warga tersebut diberi imbalan dan perintah untuk menangkap mereka."
"Anu nyonya, permasalahannya adalah para penebang pohon tersebut bukan penebang pohon biasa, mereka memiliki kemampuan sihir tingkat 3. Salah satu warga yang mengusir mereka terkena sihir tersebut dan kami tidak bisa mengatasinya, jadi kami meminta bantuan nyonya."
Tunggu sebentar, aku merasa percakapan tersebut terdengar familiar bagiku.
Oh aku ingat sekarang, percakapan mereka mirip seperti yang ada pada guide book. Entah kenapa aku merasa ada yang janggal, mungkin aku perlu untuk membacanya lagi.
"Sebelum saya pergi, apakah sudah ada info terbaru mengenai pasukan yang telah kita kirim ke kota Nadem?"
"Sejauh ini, pihak keamanan kota masih belum mendapatkan informasi apapun dari para pasukan yang kita kirim ke kota Nadem. Kemungkinan besar jika kita kehilangan kontak dengan mereka."
"Huh...Banyak hal buruk yang terjadi kurang dari sehari. Nak Igris, bibi ada panggilan tugas, jadi bibi pergi dulu ya. Istirahatlah dengan penuh, agar kondisi nak Igris menjadi jadi lebih baik. Tolong juga awasi si Nita agar tetap diam di pojokan sana ya." Bibi hendak pergi meninggalkan ruang kesehatan dengan anak buahnya.
"Baiklah bibi Yasmin, tapi sebelum pergi, dimana bibi taruh tasku?"
"Oh ya, tas nak Igris bibi taruh di kotak itu." Menunjuk ke arah kotak.
"Terima kasih banyak bibi."
Aku ingin mengambil tasku yang berada di dalam kotak itu, tetapi kondisi tubuh bagian dalamku akibat serangan sihir masih belum pulih sepenuhnya. Mungkin, aku harus minta tolong padanya.
"Hey Nita, kau bisa berhenti bertingkah seperti patung disebelah sana dan bantu aku mengambil tasku."
"Gak mau ah! kau yang membuatku jadi seperti ini, lebih baik kau ambil aja sendiri!"
"Oh ayolah, kau meninju perutku tadi tanpa sebab hingga aku tersadar dari komaku, sekarang giliran mu untuk membayar perlakuan mu itu."
"Aku kan tidak memukul mu dengan keras, lagi pula kau mengejekku saat itu. Jadi aku tidak akan membantu mu hingga kau meminta maaf kepadaku."
"Oke-oke, aku minta maaf atas apa yang terjadi padamu, sudah puas?"
"Hahahaha, aku terima permintaan maaf mu yang mulia monyet." Nita menertawakanku yang nurut dengan omongannya dan dia pun berjalan menuju kotak disebelah sana untuk mengambilkan barang-barangku.
Tahankan diri mu Igris, jangan mudah terprovokasi olehnya. Dia memang selalu bertingkah seperti itu, bahkan saat terakhir kali kita berjumpa 4 tahun yang lalu. Walaupun tingkahnya selalu membuatku jengkel dan sering mengejek ku, tapi dia benar-benar peduli denganku dan selalu menolongku dulu saat masih kecil.
"Ini semua barang-barang mu." Nita melemparkan tasku yang agak berat ke arahku.
"Aduh, kau gila ya!? badanku bisa bertambah lebih sakit jika kau memberikan tasku dengan cara seperti itu!!"
"Eleh, lagi pula tas itu tidak terlalu berat, jangan jadi laki-laki lemah!!"
"Tidak terlalu berat dada mu triplek!? badanku tetap saja terasa tambah sakit karena ulah mu itu!!"
"APA KAU BILANG!!??" Sambil mengepalkan tangan kanannya kepadaku.
"Tidak...Tidak apa-apa."
Elf berdada triplek ini benar-benar membuatku jengkel, lebih bagus kalau bibi Yasmin menambahkan hukumannya. Tingkahnya jadi semakin menyebalkan rupanya dari yang dulu.
"COBA KATAKAN LAGI YANG ADA DI PIKIRAN MU ITU DENGAN MULUT MU ITU!!"
Ups...Aku lupa jika dia bisa membaca pikiran orang lain dalam jarak yang dekat.
"Nah itu kau tau, jadi jangan memikirkan sesuatu yang aneh ketika berada disekitarku, aku bisa saja beritahu orang-orang yang ada di dalam isi otak monyet mu itu."
"Oke-oke, aku tidak akan berpikir macam-macam." Aku mengambil buku guide book yang ada di tasku.
"Hmm? buku apa itu? bukunya terlihat aneh dan tulisannya sama sekali tidak bisa aku baca."
"Karena aku sudah membebaskan mu dari hukuman, tolong jangan beritahukan apa pun mengenai apa yang akan kamu liat saat ini."
"Oke, aku pastikan tidak akan memberitahukan siapapun."
Masih ada sesuatu yang mengganjal bagiku mengenai buku ini.
Hmm? tampaknya, halaman ini bisa aku balik dan aku baca. Kira-kira apa ya isinya?