Chereads / THE JOURNEY BACK TO HOMETOWN / Chapter 11 - CHAPTER 10 : KE KOTA NADEM

Chapter 11 - CHAPTER 10 : KE KOTA NADEM

"Sekarang? Kenapa mendadak sekali kak?"

"Kakak khawatir dan memiliki firasat buruk dengan kondisi kota, terutama kondisi keluarga kita disana. Jika kamu tidak ingin ikut dan memilih tinggal di kota Rogob, kakak tidak akan memaksakanmu."

"Tidak, Aeris akan ikut dengan kakak kemanapun kakak pergi. Berikan Aeris sedikit waktu untuk membeli beberapa obat-obatan dan makanan terlebih dahulu."

"Itu tidak perlu, kakak sudah menyiapkan semua kebutuhan kita kemarin." Aku menunjukkan beberapa barang yang telah ku siapkan kemarin kepada Aeris.

"Baiklah kalau begitu. Omong-omong, tujuan kita sebenarnya pergi ke tempat ini untuk apa?"

"Kakak mendengar kabar, bahwa tempat ini memiliki fasilitas akses keluar masuk kota secara rahasia. Akses ini biasanya digunakan oleh kelompok kriminal kota untuk kabur dari pengejaran pasukan keamanan kota dengan memberikan tip dan menyewa tempat makan khusus ini."

"Kenapa kita harus sembunyi-sembunyi seperti ini untuk keluar dari kota? Tinggal katakan saja pada bibi Yasmin, kita pasti mendapatkan akses keluar kota Rogob."

"Itu tidak mungkin, apa kamu tidak liat kondisi kota Rogob saat ini? Kota Rogob saat ini telah memperketat penjagaan dan melarang adanya akses keluar masuk warga di kota Rogob. Hal ini terjadi karena insiden yang waktu ini telah menimpa kita di perbatasan kota dan adanya kakak di kota ini sebagai ras manusia. Lagi pula, Bibi Yasmin juga tidak akan pernah mengijinkan kita pergi selangkah meninggalkan kota ini."

"Benar juga, kalau begitu, ayo kita pergi sekarang." Aeris hendak bangun dari kursinya.

"Tunggu dulu, sebelum itu, kita habiskan dulu semua makanan yang ada. Mengisi perut kita lebih penting saat ini sebelum memulai perjalanan."

"Baiklah kalau begitu." Aeris ikut makan denganku.

**********

"Makanan di sini sungguh enak, aku ingin menambah lagi."

"Hey, jaga berat badanmu Aeris, jangan terlalu banyak makan."

"Hehehe, baik kak."

"Oh ya, karena kita akan pergi saat senja, kakak akan memberitahukan rute aman untuk perjalanan kita."

"Kenapa kakak harus memberitahuku? Aku hanya perlu mengikuti kakak saja dari belakang."

"Jangan begitu, kita pergi saat senja hingga malam untuk sampai ke kota Nadem. Pergi pada malam hari saat di hutan itu sulit, belum lagi banyaknya post penjagaan kota Rogob di sekitaran sini. Kemungkinan untuk kita terpisah satu sama lain itu besar, jadi kakak memberitahukan ini agar kamu tau alur perjalanan kita dan mudah bertemu satu sama lain."

"Baiklah kalau begitu, Aeris akan mendengarkan." Aku mengambil sebuah peta dari inventory.

"Hmmm." Aeris memperhatikan ku dengan seksama saat mengaktifkan inventory dan mengambil peta.

"Ada apa Aeris?"

"Kakak, katakan saja yang sebenarnya, kakak pasti berbohong perihal cincin spatial itu."

"Oke, kakak akan jujur padamu, sebenarnya kakak tidak punya cincin spatial dari ras demi human. Ini hanya cincin biasa yang kakak beli di kota ini. Kakak mengarang semua itu, agar kakak tidak di interogasi oleh Bibi Yasmin."

"Tuh kan, dugaan ku selama ini benar. Tapi, bagaimana caranya kakak mengaktifkan kemampuan sihir spatial?"

"Ceritanya panjang Aeris, saat di perjalanan nanti akan kakak ceritakan padamu. Intinya, ini adalah salah satu kemampuan khusus yang dimiliki kakak."

"Bukankah itu luar biasa? Seseorang yang bahkan kesulitan untuk menggunakan sihir dan memiliki jumlah mana yang sedikit, mampu untuk menggunakan sihir spatial." Aeris terlihat sangat kagum kepada ku.

"Kau terlalu pandai memuju Aeris. Kembali ke topik, kakak akan jelaskan rutenya."

"Siap kak." Memberikan hormat dengan imutnya.

"Oke, pintu keluar rahasia ini terletak di pohon besar sebelah utara kota Rogob. Kita akan melalui rute aman dengan memutari kota ini dan mengambil jalur bagian barat-barat laut atau barat hingga ke kota Nadem." Aku menggambarkan jalur perjalanan kami pada peta untuk memudah Aeris memahaminya.

"Kenapa kita berjalan jauh sekali kak? Kenapa tidak lurus saja?"

"Jika kita mengambil jalur umum, kita akan mudah ketahuan oleh para penjaga karena cahaya yang menyinari jalur umum itu. Ditambah lagi, jika kita mengambil jalur utara barat laut atau utara, kita akan memasuki wilayah perkemahan bandit dan itu sangat beresiko. Jadi, melalui jalur bagian barat-barat laut atau barat adalah taruhan teraman kita agar tidak bertemu dengan para bandit hingga ke kota Nadem."

"Apa yang kakak katakan masuk akal juga. Tapi, bagaimana caranya kita agar terhindar dari pengawasan mereka?"

"Kita akan menggunakan taktik pengecohan." Aku memberikan 3 buah batu sihir dan salinan peta yang telah aku gambar kepada Aeris.

"Untuk apa batu penguat sihir tingkat satu ini? Elemenku adalah angin, sedangkan batu elemen yang kakak berikan padaku adalah elemen api. Untuk apa 3 buah batu penguat sihir tingkat satu elemen api ini?"

"Nanti akan kakak beritahu, simpan saja ketiga batu yang telah kakak beli itu saat ini."

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikiran seorang jenius sepertimu kak."

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, nanti juga kamu akan tau sendiri. Baiklah, sudah waktunya kita berangkat sekarang."

"Siap kak."

Kami pergi meninggalkan ruangan yang kami tempati dan menuju ke sebuah pintu yang dijaga ketat oleh 2 elf yang memiliki tampang seperti seorang kriminal.

"Hey nak, apa yang kalian lakukan di sini? Kembalilah ke keluarga kalian masing-masing."

"Tolong, biarkan kami pergi melewati pintu itu."

"Untuk apa? Apa kalian berdua pasangan yang tidak direstui oleh kedua keluarga kalian dan memilih pergi menjauh?"

"Apa yang kalian katakan?"

"Biasanya, seorang pasangan yang menyewa ruangan khusus itu untuk melakukan hal mesum."

"Dan juga, pasangan yang ingin melewati pintu ini adalah pasangan yang kawin lari atau ingin pergi menjauh dari keluarga mereka karena tidak direstui. Tapi, ini untuk pertama kalinya kami memiliki pelanggan yang masih bocah."

Ternyata begitu, aku kira tempat itu hanya dijadikan tempat pertemuan rahasia saja, ternyata ada juga yang memakainya untuk hal-hal mesum.

"K-K-Kalian salah paham. K-Kami ini adalah..." Aeris terlihat salah tingkah.

"Sudahlah Aeris, biar kakak saja yang mengurus ini." Sambil memegang salah satu pundak Aeris.

"Kalian salah paham, kami ini sebenarnya adalah saudara kandung dan kami memiliki alasan tersendiri yang tidak bisa kami katakan untuk pergi melewati pintu itu."

"Hmmm, kalian tidak terlihat mirip satu sama lain." Sambil melihat kami berdua dengan wajah yang serius.

"Lupakan itu, aku berikan kalian sekantong keju segar untuk dimakan. Sebagai gantinya, biarkan kami untuk melewati pintu itu." Aku memberikan sebuah kantung yang telah aku siapkan sebelumnya.

"Sebenarnya, kami hendak melarang kalian pergi, karena kalian masih dibawah umur dan kondisi kota seperti ini. Tapi, keju tetaplah keju, kalian boleh pergi melewati pintu ini sekarang." Mereka membukakan pintu untuk kami.

"Terima kasih kawan." Aku menepuk lengan salah satu lengan elf yang berjaga.

Setelah masuk ke dalam pintu, kami hanya melihat anak tangga saja dan dua obor di sebelah kiri dan kanan yang akan kami pakai untuk melewati tempat yang sangat gelap ini.

"Kakak, untuk apa kakak memberikan keju kepada mereka?"

"Sebenarnya itu adalah sekantong emas yang berisi 500 emas, kata emas kakak ganti menjadi keju karena itu adalah sebuah kode atau kata kunci untuk menyogok penjaga pintu itu. Kode itu dipakai untuk membedakan antara intel pasukan kota dan yang bukan."

"Jadi begitu, aku kira keju beneran yang kakak berikan pada mereka."

"Jika keju yang mereka inginkan, kakak akan bisa lebih menghemat emas untuk menyogok mereka, hahahaha."

"Iya juga ya, apa yang kakak katakan benar."

Tunggu kami berdua disana ayah, ibu, kakek, nenek, dan warga kota Nadem. Kami berharap, beberapa dari kalian selamat setelah insiden tersebut.