Chereads / THE JOURNEY BACK TO HOMETOWN / Chapter 2 - CHAPTER 1 : KENYATAAN

Chapter 2 - CHAPTER 1 : KENYATAAN

"Manusia? maksud kakek, ras yang menurut sejarah kelam Alteria telah mengalami tragedi pembantaian di sungai Lihin pada 250 tahun yang lalu dan hampir punah itu?"

"Iya nak, jika dilihat dari penampilan fisik nak Igris. Itu memang benar, bahwa nak igris merupakan seorang manusia."

"Dari mana kakek bisa mengetahui penampilan fisik ras manusia? sedangkan, tidak ada siapapun yang pernah melihat mereka sejak insiden besar 250 tahun silam terjadi."

"Dulu kakek pernah bertemu sekali dengan seorang manusia ketika masih kecil. Saat itu, kakek sedang berburu hewan untuk makan malam keluarga. Ia menolong serta melindungi kakek dengan menggunakan sebuah great sword, ketika sebuah kawanan beruang madu hendak menyerang kakek secara brutal. Ketika kakek hendak berterima kasih serta bertanya nama orang tersebut, ia hanya mengatakan untuk memanggilnya seorang manusia, lalu pergi begitu saja."

"Karena hal tersebut, kakek berani berasumsi kalau nak Igris merupakan bagian dari ras manusia. Pada dasarnya, ras manusia serta ras elf terlihat sedikit identik satu sama lain. Sehingga kakek tidak perlu menyembunyikan keberadaan nak Igris dan hanya mengatakan kalau nak igris adalah seorang elf, dengan tubuh yang cacat kepada para elf lainnya. Terutama untuk para elf yang seumuran denganmu, karena mereka pasti tidak akan menyadari kalau nak Igris merupakan ras yang berbeda."

"Maafkan kakek, nenek, dan kedua orang tua mu karena telah menyembunyikan kenyataan ini pada nak Igris." Kakek menunjukkan raut wajah yang sedih, sambil mengelus kepalaku

"Tidak apa-apa kek, aku tau kalian memiliki alasan tersendiri kenapa menyembunyikan hal ini kepadaku. Namun, aku ingin tau alasan kalian menyembunyikan hal tersebut."

"Alasan kami merahasiakan semua ini dan sebagian warga kota menjauhimu adalah agar kita bisa terhindar dari invansi organisasi yang bernama klan H."

"Klan H ? apa itu klan H?"

"Klan H merupakan sebutan lain dari organisasi HHH yang dibentuk oleh para mahluk kejam dari ras demi beast. Mereka membenci ras manusia hingga ke akar-akarnya, serta mereka lah yang telah membuat insiden kelam itu terjadi di benua Alteria."

"Jadi, klan H merupakan organisasi HHH? aku baru mengetahui hal itu karena dalam pelajaran sejarah tidak ada guru yang menyinggung nama lain dari organisasi HHH tersebut."

"Setelah sebagian elf dewasa mengetahui fakta ini, bahwa keluarga kita mengadopsi seorang anak manusia yaitu nak Igris. Mereka melaporkan hal ini ke para tetua, agar bisa mengusir nak igris dan keluarga kita. Namun para tetua dan sebagian warga menentang keras hal tersebut dan justru melindungi keras kita. Bagi mereka, ras manusia merupakan salah satu leluhur kita dan mereka bahagia dikarenakan masih ada harapan hidup untuk ras manusia."

"Jadi begitu ya, lalu dimana orang tua kandungku dan para manusia lainnya berada kek?" aku memperlihatkan raut wajah sedih dengan kedua tanganku mengepal dengan keras. Aku sulit untuk menerima kenyataan ini dan mungkin saja kedua orang tuaku telah meninggal karena ulah dari klan H.

"Sejujurnya, kakek dan kedua orang tuamu pun tidak mengetahui siapa orang tuamu yang sebenarnya, dan dimana para manusia berada. Namun, nak Igris tidak perlu takut mengenai klan H. Menurut informasi yang telah kakek dapatkan 2 tahun yang lalu. Klan H sudah lama bubar dan menghilang, karena mereka menganggap manusia telah punah sejak 10 tahun terakhir."

"Nak Igris merupakan bayi yang kakek temukan, bersama dengan buku ini saat mengambang di dalam sebuah keranjang anyaman tanpa sehelai baju di sungai Lihin ketika sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, di bagian timur benua ini."

"Karena iba kepada bayi itu, kakek akhirnya memutuskan untuk membawa dan merawat nak Igris, sebelum kakek menyerahkan nak Igris ke anak serta menantu kakek." Kakek menyerahkan buku tua yang aneh tersebut kepadaku.

"Kakek sudah mencoba untuk membuka buku itu baik dengan fisik maupun dengan sihir, dan hasilnya tetap tidak bisa terbuka sama sekali. Justru kakek terkena sihir listrik saat mencoba hal-hal tersebut. Buku tersebut telah kakek selidiki di perpustakaan diberbagai kota di benua ini. Serta, mencari tau bahasa yang digunakan pada sampul buku itu selama bertahun-tahun, dan tidak menemukan informasi apapun."

"Mungkin saja, buku ini hanya aku yang bisa membukanya dan mengerti isi dari buku ini."

"Kakek berhadap demikian."

Saat kami dalam pembicaraan mengenai buku tersebut. Datang seseorang melewati pintu halaman belakang, dan orang tersebut merupakan Aeris yang ingin mengatakan sesuatu kepadaku dan menghampiriku secara langsung.

"Kak, aku ingin bicara dengan kakak." Menghampiriku dengan wajah yang tersenyum lebar, seperti ingin meminta sesuatu dariku.

"Karena hanya itu saja yang bisa kakek sampaikan, kakek akan kembali ke dalam sekarang." Kakek mengelus kepalaku dan Aeris, lalu pergi kembali ke dalam rumah.

"Apa yang kalian berdua bicarakan dari tadi?"

"Kakek hanya menjelaskan kepadaku alasan para elf dewasa tidak suka denganku. Mereka membenciku karena mereka penganut paham homogen, dan kakek akan menindak lanjuti mereka tingkah mereka. Omong-omong, kenapa Aeris datang kesini tiba-tiba?"

"Lalu, apa buku itu diberikan oleh kakek?" sambil menunjuk buku yang aku pegang.

"Oh, buku ini merupakan hadiah dari kakek untuk ulang tahunku."

"Buku itu terlihat tua sekali dan terdapat tulisan aneh, sepertinya itu barang bukan berasal dari dunia ini. Omong-omong, janji kakak mana?" Aeris menjulurkan tangannya hendak meminta sesuatu padaku.

"Janji? oh iya, janji yang kakak katakan padamu itu apa?"

"Kakak berjanji akan memberikanku salah satu benda peninggalan Alteria yaitu Letter Box yang ayah berikan pada kakak, benda itu sebagai hadiah kepulangan serta kenaikan pangkat ayah 2 tahun yang lalu dan hendak kakak jual, namun kepergok, dan akhirnya dimarahi oleh ayah."

"Seharusnya Aeris lah yang memberikan sebuah hadiah kepada kakak saat ini. Kenapa justru kakak yang harus memberikan sebuah hadiah kepada Aeris."

"Kakak sudah berjanji setahun yang lalu, akan memberikan benda tersebut karena kakak tidak membutuhkannya dan sebagai bentuk penyesalan karena pada saat ulang tahunku tahun lalu, kakak lupa memberikanku hadiah dan akan menebusnya dengan memberikan benda tersebut kepadaku secara diam-diam."

"S-Sebenarnya, benda yang tidak berguna tersebut telah rusak parah karena kakak mengotak-atik barangnya karena saking penasaran yang ada di dalamnya dan benda itu sudah tidak bisa diperbaiki lagi."

"APAAAAA!!??" Dengan suara yang keras.

"Errm, maafkan kakak karena tidak bisa memenuhi janji kakak." Aku menundukkan kepalaku sebagai bentuk permohonan maaf.

"Barang antikku yang berharga..." Mata Aeris berkaca-kaca seperti ingin menangis.

"Sudah-sudah, sebagai gantinya kakak akan memberikan barang antik lainnya yang kakak miliki dikamar dan jauh lebih berharga dari pada itu." Sambil mengelus kepala Aeris untuk menenangkannya.

"Baiklah.."

Aku pergi menuju ke kamar dan mengambil sebuah patung yang berada diatas mejaku, benda tersebut berbentuk elang serta dilapisi oleh emas diberbagai sudut.

"Aeris, ini adalah peninggalan paling berharga yang kakak miliki saat ini."

"Wahhhh, itu benar-benar indah dan bersinar seperti menunjukkan kalau benda itu memiliki jiwa, dari mana kakak mendapatkan benda ini?"

"Ini kakak dapatkan dari pedagang desa elf yang sedang keliling di sekitaran area luar kota Nadem ini. Ia menjualkan benda tersebut dengan harga murah karena kakak telah mengusir serigala yang menyerangnya."

"Jadi kakak akan memberikanku benda ini?"

"Iya, kakak memberikannya padamu sebagai kompensasi atas kerusakan letter box itu."

"Wahhh, senangnya, terima kasih banyak kak." Aeris mencium pipiku sebagai bentuk terima kasih serta terus menerus menatap benda itu sambil berlari menuju ke dalam rumah dengan perasaan senang.

Aku benar-benar penasaran dengan buku yang diberikan oleh kakek ini dan pastinya memiliki kaitan kuat dengan diriku.

Sampul buku ini terbuat dari kayu tua dan tedapat ukiran berbentuk telapak tangan serta tulisan yang tidak aku mengerti diatasnya karena bukan merupakan tulisan Alter.

Jika aku membukanya, mungkin aku akan mengetahui fakta keberadaan orang tuaku serta para manusia lainnya. Aku benar benar ingin bertemu dengan mereka dan melihat seperti apa orang tua kandungku yang asli.

Aku tidak tahan untuk membuka buku ini. Namun, tetap saja tidak bisa terbuka sama sekali dengan kekuatan fisikku dan berbagai cara yang telahku lakukan.

Jika dilihat dari sampul ini terdapat ukiran berbentuk telapak tangan dan terlihat seukuran dengan tanganku. Bisa jadi cara untuk membuka buku ini dengan menaruh tanganku kedalam ukiran telapak tangan dibuku ini.

Aku harus mencobanya sekarang apapun yang terjadi demi mengetahui asal usul dan keberadaan kedua orang tuaku yang asli.

Ahhh.. Cahaya terang apa ini.

Apakah cahaya ini keluar dari dalam buku ini ?

Huh ? kenapa bisa muncul sebuah palu yang melayang di atas buku ini ?