Chapter 26 - 25

Senen pagi

"Mom Daddy, Olive berangkat dulu" pamitnya

"Olive sarapan dulu" ucap Harry setengah berteriak karna Micky sudah mulai beranjak

"Gak sempat udah telat" jawabnya

"Kek Micky pamit ya" pamitnya pada Adam yang sedang duduk di sofa ruang tamu

"Ia hati-hati" ketika mengucapkan itu, micky sudah sampai dihalaman rumahnya dan menaiki mobil sports kesayangannya

Sekitar 20 menit mobil sports putih itu memasiluki perkarangan sekolah, seperti biasa tiga gengnya sudah ada disana menunggunya

"Morning" sapaan Micky saat keluar dari mobil

"Morning to princess" jawab mereka serempak

Alex mendekat pada Micky dan menggandeng tangannya santai "cuaca hari ini bagus ya Mic"

"Iya" jawab Micky santai

"Kayak suasana hati lo" sambung Jonatan, Micky melihatnya dan tersenyum

"Lo manis kalau senyum" ungkap Alex

"Gua tau, udah banyak yang bilang" jawabnya pd "Dan gua cuma kasi senyum manis gua buat orang-orang tertentu" sambungnya sombong

Tanpa mereka ketahui ternyata Tama, Gery dan Ilham tengah melihat mereka dari roftop sekolah

"Micky kalau senyum buat gua meleleh" ungkap Gery yang di angguki oleh Ilham

"Sama, gua juga" jawabnya "tapi sayang dia lebih suka masang wajah jutek" sambung Ilham dengan nada kecewa

Tama terus memperhatikannya sampai mereka hilang memasuki koridor sekolah, tama teringat ucapan Martina tempo hari

"sayang, mom mohon sama kamu buat jaga putri mom, jangan buat dia nangis jangan biarkan dia sampai terluka, jaga dia seperti kamu jaga dirikamu sendiri" mohon lidiya yang di angguki oleh tama

"Mom tau Brayen, Jonathan, Alex dan Ben mereka pasti akan lindungi Oliv  lebih dari nyawa mereka, tapi yang di pilih Oliv itu kamu. Jadi mom mohon tolong jaga dia, karna jika dia terluka sedikit saja pasti baik Harry maupun grandpa Oliv gak akan tinggal diam, mom gak mau Oliv merasa terkekang, mom mau Iliv itu bahagia. Jadi mom sangat mohon sama kamu tolong jaga dia"

Mengingat itu membuat Tama senyam senyum gak jelas

"Eh, kenapa lo senyam senyum sendiri. Seram njir" heran Gery melihatnya

"Gak papa" jawabnya sabil terus tersenyum

"Temen lu mulai sters deh kayaknya Ham" kata Gery yang mendapat jitakan keras di kepalanya "sakit njir" keluhnya

"Sukur" jawab Tama dan Ilham serentak

"Oh iya udah mau bel nih, yuk kekelas" ajak Ilham setelah melihat jam tangannya

"Yuk" jawab tama "kami duluan" pamitnya pada Gery

"Yup, gue juga mau kekelas kok"

"Tumben"

"Biasa guru kiler yang masuk, bisa di panggil natik bonyok gua kalau gua gak masuk kelas lagi"

Ketika sampai di kelas mata Tama langsung tertuju pada Micky yang sedang fokus membaca novel. Ia merasa jantungnya berdebar dengan sangat kencang yang tidak ia tau penyebabnya

Ia berjalan untuk menghampiri Micky. Eh, lebih tepatnya berjalan menuju bangkunya yang memang berada disebelah Micky

Ia melihat Micky dengan seksama, Micky begitu fokus pada novelnya dan tidak lupa tetap memasang wajah datar. Seolah dalam novel yang ia baca tidak terdapat emosi di dalamnya. Walau pada kenyataannya novel yang ia baca merupakan novel keluaran terbaru dengan emosi yang sangat kuat

"Eh Tam, lo ngeliat dia gitu banget. Dia gak bakal ilang kok" ejek Ilham

Micky yang merasa terganggu dengan kata kata Ilham mengalihkan pandangannya kesamping, bukan pada Tama melainkan pada Ilham

"Berisik" ucap Micky dan Brayen serentak

"Bacot lu" timpa Jonathan, sedangkan Alex melihat kearah Tama

Belpun berbunyi

Buk siska masuk dan memberikan tugas kepada muritnya

"Kalian kerjakan dulu 1-20, saya ada sedikit urusan, ini akan di kumpulkan saat jam berakhir dan akan di bahasnya minggu depan" jelas buk siska "Tama, tolong amankan kelas selagi saya tidak ada" lanjutnya yang mendapat anggukan kepala dari Tama

Setelah buk siska keluar tama berjalan menuju papan tulis, ia berdiri tegap menatap teman-temannya

"Sepertinya gak perlu gua ulang secara kaian semua gak budeg, jadi kerjakan dan jangan ribut" ucapnya dan pergi menuju pintu kelas untuk menutupnya

"Yah"

"Apaan sih"

"Gak asik lo"

Begitulah kira-kira bunyi protes para teman temannya. Tapi sayang ia tidak peduli

Ketika ingin kembali ke bangkunya ia melihat vernon duduk di bangkunya sambil memperhatikan Micky begitu juga dengan Alex, Jonathan, dan Brayen

"Mic, lo udah siap?" tanya Ulfa lalu ngeliat kebelakang "eh, ada si ganteng" sambungnya waktu melihat veTrnon, Vernon tersenyum tipis pada Ulfa dan Caca yang baru ikut ngadep kebelakang

"Ngapain lo disini" ucap Micky dingin dan gak sengaja matanya berpapasan dengan mata Tama, dan mengerti

Micky kembali manatap Vernon "pergi" usir Micky datar

Alex tersenyum senang melihat Micky mengusir Vernon

"Gak" jawabnya singkat padat

Micky tersenyum sinis "terserah sih, toh lo bentar lagi juga di usir yang punya bangku" sambungnya dan kembali mengalihkan pandangan pada ponselnya. Tertulis nama Clark pada layar ponselnya menandakan panggilan masuk

Vernon mengalihkan pandangannya dan terlihatlah Tama yang menatapnya dengan pandangan yang mengatakan 'itu bangku gue, jadi get out' seolah mengerti dengan tatapan itu dengan terpaksa Vernon kembali kebangkunya

"Mick, gua mau nyontek punya lo dong" minta Caca to the point

Micky melihatnya sekilas dan mengambil bukunya dan memberikannya pada Caca, dan saat bersamaan Tama kembali duduk di bangkunya

Caca menerima buku Micky dengan senyum yang mengembang

"Ca abis itu kasi ke gua" kata Brayen yang membuat orang dikelas tercengang, karna Brayen yang nota bene orang pintar dan ia malah minta jawaban pada Micky

"Ok" jawab Ulfa

Ketika ingin mengangkat telfon dari Clark, gerakan Micky kembali terhenti saat Alex memanggilnya, Micky menatapnya datar

"Pinjam novel tadi" mintanya sambil cengengesan

Micky mengambilnya dan melemparnya pada Alex dan di tangkap dengan sempurna

Headphonenya kembali berdering dan langsung di angkat oleh micky

"Hem"

"...."

"Now?"

"....."

"Kau gila? ini masih pagi dan sudah jelas aku  sekolah"

"....."

"Tidak Clark, aku kesini untuk sekolah. Kalau kau lupa"

"but I miss you, baby" Micky tidak sengaja menekan lot speaker sehingga orang-orang menatapnya, terkejut Micky langsung meng off kan speakernya dan menatap orang di sekelilingnya

"I know that, tapi aku juga sibuk dengan urusan sekolah ku"

"....."

"Akan aku jelaskan saat kita ketemu besok"

"...."

"Em"

"...."

"Miss you to, bay" Micky memutuskan sambungan telfon dan menatap Vernon yang menatapnya tajam. Vernon dari tadi menguping pembicaraan Micky dengan orang yang ia telfon tersebut

Tapi sayang bukan Micky namanya kalau dia tidak mengabaikan orang-orang, Micky mengalihkan pandanagannya pada Alex, ia mengerutkan keningnya melihat air mata Alex yang menetes

"Prince, lo kenapa?" sahut Micky heran

Alex yang merasa di panggil menatap micky sambil mengusap matanya "lo gak bilang ceritanya sedih" protes Alex pada Micky

Micky ketawa melihat tingkah konyol Alex yang menangis hanya karna novel dan ia itu cowok bukan?

Para penghuni kelas terpesona melihat Micky yang ketawa, ia begitu cantik. Vernon ikut tersenyum melihat Micky yang tertawa

"Lo cantik kaalu ketawa, tapi sayang lo pelit buat liatin sama orang-orang kalau lo itu cantik" gumam Vernon yang dapat di dengar oleh Tama

"Udah ah, yuk kantin gua traktir" ajak Micky pada Alex

"Loh Mick, kok cuma Alex? Satu kelas dong" ucap Ilham sambil bercanda

Micky melihat kearahnya dan memberinya senyum tipis "ok, satu kelas" jawabnya enteng

"YES" Sahut satu kelas kecuali Tama

"Serius lo kan?" ucap Ulfa memastikan

"Em" jawab Micky yang mendapat pelukan mendadak dari Ulfa dan Caca,

"Songong" gumam Sesil yang didengar Caca dan menatapnya dengan pandangan sinis

"Yuk" ajak Brayen yang diangguki oleh Micky, padahal masih 15 menit lagi jam istirahat, tapi yasudahlah toh tugas yang diberi buk siska sudah di kumpulkan jadi mereka bisa langsung cus kekantin

Sesampai di kantin Micky duduk di salah satu bangku panjang yang di ikuti oleh gengnya dan juga Tama dan Ilham

Posisi duduknya begini, di sebelah kanan micky Brayen, didepannya ada Alex dan Jonathan dan di sebelah kiri micky Tama entah kenapa ada banyak kursi kosong di kantin kenapa Tama malah duduk di sebelahnya dan disebelah tama duduk Ilham

Tidak lama datang pelayan karna Alex memanggilnya dengan melambaikan tangan "iya, mas Alex anda mau pesan apa" tanya pelayan itu

"Mbak" panggil Micky dan pelayan itu melihat kearahnya dengan pandangan yang sulit di artikan "semua yang makan disini saya yang bayar" sambung micky dingin, terlihat pelayan tadi menunduk karna malu

"Eh eh tunggu" cegat Alex "lebih tepatnya semua anak kelas saya" sambungnya yang di angguki oleh pelayan trsebut, sebelum pergi pelayan tersebut mencatat semua pesanan yang di pesan oleh mereka

"Saya ulang lagi pesanannya" ujar pelayan tersebut sambil membaca ulang pesanan yang di pesan

"Tambah satu lagi, soto sama jus jeruk" ujar Vernon tiba-tiba datang dan duduk di depan Micky di ikuti oleh Caca dan Ulfa "kami juga mbak, samain aja sama dia" ujar caca sambil nunjuk vernon dan pelayan itu kembali mengangguk mengerti dan pergi

"Hy, princess" sapa Vernon pada Micky

"..."

"Kamu tadi pesan apa?"

"....."

Tiba-tiba hp Micky berdering dan Micky langsung mengangkatnya

"Ya"

"....."

"Telpon aja Ben"

"....."

"Em"

"...."

"Ok" micky menutup telfonnya, ia melihat Alex yang melihatnya "apa" tanyanya

"Gu-"

"Ini mas pesanannya" ucapan Jonathan terpotong oleh pelayan yang datang, tapi Alex tetap menatapnya

"Nanti gua ceritain" ucap Micky seolah mengerti maksut tatapan Alex itu, yang di balas dengan anggukan oleh Alex

"Makan aja" suruh Brayen

#TBC

Jangan lupa like and comments guys

Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.