Chapter 31 - 30

"Napa lu?" Heran ilham melihat temannya Yang tampak menedihkan

"Diem"

"Dih, di Tanya baik-baik"

Saat ini Tama Dan Ilham sedang berada di caffe menunggu kedatangan Gery. Padahal Pria itu Yang ngajak ngumpul tapi entah kemana dia, sudah 15 menit menunggu tapi belum juga menampakkan batang hidungnya sama sekali.

"Gery kayaknya memang mintak di timpuk, die Yang ngajak ngumpul malah kagak keliatan" untuk kesekian kalinya Ilham mengungkapkan kekesalannya untuk Gery Yang ngaret

"Sumpah ya ni boca" keluhnya lagi saat melihat Gery masuk kealam caffe

"Wih, santai boy. Macet tadi di jalan"

"Ngeles mulu lu jing" Gery cuma cengengesan menanggapi ucapan ketus Ilham, dan menoleh Pada Tama

"Nape lu, bini lu mane?"

"Ngapain lu nanya-nanya bini gue!"

"Dih ngegas" cibirnya

"Posesif ya bun" lanjut Gery yang ditangapi tawa oleh Ilham dan dengusan oleh Tama

"Ada masalah lu sama Micky?" Tanya Ilham

"Enggak"

"Lah jadi? Kalau bukan masalah muka lu nape kayak gitu, kayak nahan timbangan dosa aje" Gery ikut menambahkan

"Ngomong-ngomong si Micky mana?"

"Mau ngapain Lo nanya bini gue"

"Beneran Posesif" gumam Gery

"Tinggal jawab aja Tam, lu ada masalah sama si Micky?"

"Heran gue, dia cuek digin kayak es"

"Wah, kali ini gue liat lu dumel Tam, itupun bini lu" kagum Ilham

"Lah, bukannya dia emang kayak gitu" ucap Gery

"Lah iya juga" sambung Ilham

"Beda, sama Jonathan, Alex, Brayen gak gitu" Tama menolak

"Lu lagi cemburu ke mereka?" Tanya Ilham tak habis fikir

"Gue gak cemburu"

"Itu namenye jealous asal Lo tau" Gery ikut menyudutkannya

"Gue bilang Gue gak cemburu!"

"Serah lu dah, pusing gue" Gery mengalah

"Lu ngajak ngumpul ngapain?"

"Oh iya sampai lupa, jadi gini.... " mereka mendengarkan Gery Yang bercerita panjang lebar

*

*

*

*

Sekarang Micky dalam perjalanan pulang kerumah dengan di supiri Clark dan dikawal dengan pengawalan Yang ketat.

Mobil Yang di tunggangi Clark dan Micky memasuki perkarangan rumah dan kebetulan bertemu dengan Tama Yang baru saja keluar dari mobilnya

"Hy Clark" sapa Tama Sopan

"Hy Kevin, nice to meet you" Micky memperhatikan interaksi kedua orang tersebut Yang sangat- Sangat canggung Dan kaku

Malas meladeni mereka, Micky menatap Clark "pulang sana" usirnya Yang disambut gelengan tak habis fikir dari sang kakak, bukannya di tawari masuk atau di tawari minuman malah langsung di usir

"Sabar ya" ujar Tama menghampiri Dan menepuk bahu kanan Clark Dan ikut menyusul Micky masuk kedalam

"Memang gak tau fungsi kata makasih kayaknya penghuni rumah ini" dumelnya, kembali kemobil Dan melanjutkan perjalanan kehotel

*

*

*

*

*

"Apa?" Tanya Micky pada Tama saat tiba-tiba Tama masuk kedalam kamarnya Dan duduk santai di sofa kamar itu

"Numpang ngadem Mick" ujarnya berusaha sok akrap

"Kamar Lo gak bisa buat ngadem sekarang?" Kali ini Micky bertanya datar

"Gak bisa" terlalu enteng

"Terserah" Micky kemutuskan tak perduli Dan berjalan menuju lemarinya untuk mengeluarkan handuk Dan baju Yang akan ia kenakan, setelah itu berjalan ke kamar mandi

Ikut tak peduli, Tama menyamankan duduknya, seolah itu merupakan kamarnya Dan mulai memaninkan game di phonselnya

Keluar dari kamar mandi Micky masih mendapati Tama masih duduk santai, mulai merasa risih dengan kehadiran Tama Micky menghampirinya Dan duduk di sofa Yang berbeda

"To the point saja apa Yang Lo inginin di kamar gue atau dari gue"

Tama menatapnya sesaat Dan kembali melanjutkan gamenya Yang tanggung akan selesai

Setelah selesai ia kini menatap Micky Yang memang sedang menatapnya

"Salah aku dimana? sampai menghampirimupun aku harus perlu alasan atau harus menginginkan sesuatu terlebih dahulu"

"Kalau Lo lupa, kita gak begitu dekat sampai Lo akan menghampiri gue tanpa tujuan apapun" sungguh kata-kata Yang keluar dari mulut gadis ini sangat tajam Dan pedas membuat orang Yang mendengarnya akan merasa tersinggung atau bahkan sampai sakit hati

Tama memejamkan matanya sebentar guna menahan amarah Yang mulai terpancing oleh gadis Yang berstatus istrinya ini, tentu semua Yang di lakukan tama tidak luput dari pandangan Micky. Menarik nafas dalam Dan menghembuskannya secara perlahan.

Tama kembali menatap Micky, tapi dengan pandangan tepat di mata Micky "kalau kau lupa, aku tidak perlu alasan hanya untuk bertemu dengan istriku. Dan perlu kau ingat kau Dan hidupmu adalah milik ku" kata-kata itu mampu membungkam Micky

"Aku akan kembali kekamarku" pamit Tama tak lupa mencium kening Micky Dan selelahnya baru keluar dari kamar

Semua perlakuan Tama benar-benar mampu membuat Micky tak berkutik. Ia sengaja pakai Lo-gue ke Tama tapi kenpa Tama malah pakai aku-kamu, kau? Sungguh ia tidak mengerti

*

*

*

*

*

Di sekolah

Saat ini di kelas XI. 1 sedang berlangsung pelajaran fisika seperti Yang kita ketahui di ajarkan oleh Suryo, semua murit memperhatikan dengan seksama, bahkan Jonathan Dan Alex saja tak berani untuk ribut ataupun tidur seperti biasa

"Baik ada Yang in in ditanyakan sebelum kita lanjutkan kepembahasan soal" Tapi tidak mendapat tanggapan seolah mereka semua mengerti

"Heran gue, mau nanya entar di bilang kagak memperhatikan, kalau kagak nanya gue kagak ngerti" dumel Caca

"Udah ia-in aja dulu, umur kita kagak ada Yang tau" sambung Ulfa dengan suara pelan

Micky Yang mendengar itu sontak tersenyum menahan tawa dengan tangan Yang di arahkan di bagian hidung agar tidak terlihat sedang tersenyum

Tanpa sengaja Tama melihat senyuman Micky tersebut bahkan menurutnya tidak bisa di bilang senyuman karena Micky terlihat jelas sedang menahan tawanya. 'Cantik' itulah kata Yang terucap dari mulut Tama tanpa sengaja

"Tanya kegue aja entar, gue jelasin" Micky menyahuti Caca Dan Ulfa dengan suara kecil Yang hanya bisa didengar oleh beberapa orang termasuk Ulfa Dan teman-temannya

"Baik, saya anggap semuanya sudah mengerti. Sekarang silahkan kerjakan soal di depan dibuku masing-masing"

Entah dapat keberanian dari mana Caca mengacungkan tangannya Yang membuat suasana kelas terasa horor

"Ya, ada apa Salsabila" tanya Suryo

"Itu... Em" ragu itu lah kata Yang menggambarkan kondisi saat ini

"Bisa di percepat?" Suryo bertanya kesal

"I-iya pak, anu, gimana ya cara bilangnya"

"To the point saja Salsabila jangan buang-buang waktu saja!" Bentaknya

"Gini pak boleh tidak mengerjakannya secara kelompok" Caca menucapkannya cepat Dan dengan sekali tarikan nafas

"Kalian mau ini di kerjakan berkelompok?" Tanya Suryo Yang diangguki semua anggota kelas kecuali Micky

"Baik, silahkan kerjalan berkelompok tapi jangan ribut kalau ribut kalian akan tau konsekuensinya" taklupa dengan ancamannya Suryo kembali kemejanya

"Selamat-selamat" syukur Caca dengan mengelus dadanya Yang sekarang masih berdetak kencang

"Good Ca" Brayen mengarahkan jempolnya pada Caca

"Syok gue pas liat lu ngacungin tangan sumpah Ca" Ulfa junga ikut mengomentari

"Lu aja kaget, apalagi gue Yang di bentak. Ni jantung gue aja masih disko didalam" Caca menanggapi ucapan teman-temannya Yang di sambut baik dengan senyuman oleh Micky

Brayen, Jonathan, Alex, Dan Ilham ikut memperhatikan kegaduhan meja tetangganya Yang berisi Caca, Ulfa, Tama Dan Micky. Apalagi dapat bonus dengan senyuman Micky Yang manis itu

"Gue liat Princess sekarang lebih ekspresif ya-kan Lex" Jonathan meminta persetujuan

"Iya, lebih sering senyum kadang juga ketawa lepas. Gue kangen Micky Yang dulu Yang mamerin senyum itu kesemua orang" Alex menanggapi mengungkapkan kerinduannya pada sifat sang sahabat Yang berubah 180 derajat dari saat ia kecil dulu

"Gue harap Micky selau kayak gitu" Brayen ikut menyuarakan harapannya untuk sang sahabat

Sedangkan Ilham hanya memperhatikan Dan mendengarkan curahan hati dari pria-pria di hadapannya ini

"Asalkan dia selalu bahagia, gue iklas dia sama Tama" Alex kembali menyuarakan isi hatinya Yang di angguki oleh Jonathan

"Harus, asalkan adek gue bahagia. Gue akan pastiin Micky- Princess gue- Olive gue- adek gue bakal sama orang Yang mampu ngembaliin senyum dia Yang hilang itu,gue yang akan jamin Micky bahagia lagi. Gue akan jadi benteng bagi siapa aja Yang mau ngerusak hubungan dia" mendengar respon Jonathan membuat baik Brayen, Alex, maupun Ilham tidak dapat berkata-kata

Satu hal Yang Ilham pahami bahwa Jonathan ataupum dua pria itu memang tidak pernah menjadikan Micky sebagai mainan atau bahan taruhan seperti biasanya, Dan dia sekarang meyakini bahwa kata-kata jonatan Yang mengatakan Micky berharga di hidupnya itu benar adanya karena mendengar kesungguhan di mata Dan kata-kata Jonathan

#TBC

Jangan lupa like and comments guys

Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.