Bangun dari tidur nyenyaknya, Micky menyesuaikan matanya dengan cahaya Yang masuk melalui sela jendela
Setelah semua nyawanya terkumpul. Sadar sepenuhnya. Hal pertama Yang ia lihat adalah dada bidang Tama. Seperti layaknya tadi malam, sekarang Micky masih berada di pelukan hangat Tama. Hal pasti ia rasakan adalah nyaman.
Memindahkan tangan Tama dengan penuh kehati-hatian agar empunya tidak terusik, merupakan hal Yang di lakukan oleh Micky
Setelah terbebas, ia segera melakukan ritual mandinya untuk segera berangkat kesekolah
Setelah mandi, ia memasangkan losion. Baru saja menuangkan losion di tangannya ia teringat belum memeriksa keadaan Tama, tanpa mengoleskan terlebih dahulu ia malah langsung menghampiri Tama. Saat akan menempelkan punggung tangannya ia sedikit kesusahan membuatnya malah menempelkan keningnya ke kening Tama Yang sedang menyamping. Saat kening Micky tertempel, Tama malah bergerak meluruskan tidurnya mengakibatkan Bibirnya menyentuh bibir Micky
Syok, Micky menatap Tama Lama. Setelah itu cepat-cepat ia mengoleskan losion ke tangannya dan berjalan menuju meja riasnya. Setelah semua terlihat sempurna, ia kembali menghampiri Tama, mengusap surai Tama "istirahat, makan dan minum obat. Ini perintah" bisiknya di telinga Tama, dan melangkah keluar
Setelah pintu tertutup, Tama membuka matanya sambil tersenyum. Modus lu
*
*
*
*
*
Sampai di kelas ia meletakkan Surat keterangan dokter tentang kondisi Tama.
Pelajaran telah di mulai, Micky duduk ditemani Alex yang pindah tempat duduk di sebelahnya
"Tama, beneran sakit?" Bisiknya pada Micky agar tidak ketahuan
"Em" jawab Micky singkat, tidak mengalihkan tatapannya dari papan tulis dan tangan Yang sibuk memcatat
"Separah apa, sampai gak bisa masuk?"
"Emang kenapa?" Micky menghentikan aktifitasnya dan memusatkan perhatiannya pada Alex
"Gak papa, cuma heran aja" menghembuskan nafas lelah Micky kembali mengarahkan pandangannya kedepan
"Dia juga manusia Prince, pasti bisa sakit" Micky menjeda "kemaren Kevin demam tinggi sampai pingsan kepalanya kebentur belum lagi gara-gara panasnya Kevin juga mimisan"
"Buset, separah itu?" Kagetnya, Micky hanya menganngguk membenarkan dengan wajah Yang kentara kekawatiran
"Baru sampai tadi, Ben juga telpon kalau dia muntah" jels Micky
"Drop banget kondisinya" menatap Micky, Alex menenangkan Micky dengan mengusap rambutnya, matanya bertemu dengan mata Jonathan, dari sorotnya dapat dengan jelas Jonathan mengatakan
'Lo apain adek gue'
'Bukan gue'
"Baik, cukup sekian untuk hari ini. Saya permisi" ucap buk siska selum undur diri, karna bel tanda istirahat sudah berbunyi
Bersamaan dengan buk siska Yang keluar, murid kelas itu juga ikut membubarkan diri entah itu ke kantin, perpus, lapangan atau kemana. Yang jelas sekarang di dalm kelas hanya tersisa Micky and the geng
Jonathan menghampiri Micky lalu mengusap kepalanya "kenapa?" Tanyanya lembut
"Gak papa, yuk kantin" seakan ngerti, Jonathan memberikan senyum menenangkannya
"Tama itu kuat, gak usah terlalu khawatir. Ada Ben-kan dirumah?" Di jawab anggukan oleh Micky "semua bakal baik-baik aja"
"Tadi berangkat sama siapa?" Brayen mencoba mengalihkan fikiran Micky
"Sendiri" jawab Micky seadanya
"Tadi sarapan?"
"Gak sepat"
"Heh" Jonathan cosplay jadi ibuk kosan "sekarang kekantin makan. Gak terima alasan" menarik tangan Micky lembut
Brayen ikut menggandeng tangan Micky Yang nganngur dan pergi dari kelas meninggalkan Alex sendiri
Alex menatap mereka malas "gini amat punya teman" gumamnya mengintili tiga temannya Yang bergandengan didepannya karna perasaan jengkel tidak dianggapnya membara, Alex memutuskan menerobos antara Micky dan Jonathan. Lihat sekarang dia Yang menggandeng tangan Micky sampai kekantin
"J lu Yang pesan" Alex berucap dengan nada Yang menyebalkan. Menatap Alex tajam, Jonathan tetap mengarahkan kakinya menuju stand penjual untuk memesan
*
*
*
*
*
"Eh, lu liat gak posting an si Lara?"
"Yang abis kencan sama Tama itu,kan?"
"Iya, Yang itu"
"Heran gue, kok bisa seberuntung itu Lara, baru putus dari Jonathan malah pacaran sama Tama"
"Gue, denger-denger ni ya, katanya tadi malam Tama reservasi restoran buat mereka berdua"
"Seriusan lu?"
"Gue sih gak terlalu terkejut, secara Tamakan anak konglomerat, apa Yang dia pengen pasti bisa dia dapetgadis
"Lo tau gak? Dari gosip Yang gue denger ni ya, katanya abis dinner Tama langsung nembak lara jadi ceweknya"
"Demi apa!"
"Tapi Tama gak keliatan hari ini"
"Lah, iya juga ya"
"Ngomong-ngomong itu gosip dari mana?" Tiba-tiba suara lain mengintrupsi kegiatan gadis-gadis ini. Menoleh kebelakang dengan wajah syok mereka
"J... Jo...-Natan?" Jonathan menatap empat wanita didepannya ini dengan malas
"Gue kenapa?" Tanyanya
"Gak usah ngalihin pembicaraan!" Bentak Brayen
Sedangkan Alex Dan Micky bersandar pada pilar menikmati tontonan itu
"Gue Tanya siapa Yang nyebarin gosip murahan gitu!" Teriaknya penuh amarah
"Yan" Micky mengintrupsi agar Brayen sabar
"Lo emang bakat lex jadi kompor" terang Jonathan, ikut bersandar pada dinding kelas disebelahnya sembari melihat empat gadis Yang terlihat ketakutan Dan amarah Brayen
Sedari keluar dari kantin tadi mereka berada dibelakang gadis-gadis itu sembari mendengarkan gosip terbaru sekolah ini. Dan seperti Yang di jelaskan Jonathan, Alexander merupakan orang Yang pertama kali nyeletuk masuk kedalam obrolan para gadis
Brayen menatap mereka tajam, solah tatapannya dapat membunuh gadis-gadis itu
"Biang aja" Micky ikut menimpali dengan datar, ia melihat sekeliling dimana mereka sekarang sedang menjadi tontonan semua orang. Mengup, adalah hal Yang ia lakukan "gantuk" gumamnya Yang dapat didengar Alex Dan di tanggapi dengan gelengan tak habis fikir
"Apa perlu kita main-main dulu?" Alex berujar dengan seringai Yang membuat orang merasa ngeri
"Boleh juga tu" Jonathan menyetujui
"J... Jangan gu-gue mohon"
"Udah Lama ya, bagusnya kita apain?" Brayen menimpali
Salah satu dari gadis itu berlutut, memohon "please, gu-gue bakal bilang siapa Yang nyebarin gosipnya" putus gadis Yang bernametake Lili tersebut
"Siapa?"
"La-Lara sama teman-temannya" jelas Lili
"Iya, mereka nyuruh semua orang nyebarin gosipnya" ujar gadis lain ikut menimpali
"Sampah" ucapan Micky mengundang semua mata menatapnya. Tapi dia tetap Micky Yang tidak akan peduli dengan itu semua
Menatap Jonathan prihatin "Mantan lu emang se jalang itu, J?" Ujar Micky menatap Lara Yang terlihat menuju mereka "gue prihatin, sekali sampah ternyata sulit buat berharga karna bagaimanapun jadirinya Yang sesungguhnya itu tetap sampah" lanjutnya. Semua orang Yang ada disana terkejut dengan kata-kata pedas dari Micky
"Bubar" Micky kembali berujar, Dan mau tidak mau orang-orang Yang sebelumnya berkerumun itu membubarkan diri "Dan Lo bisa berdiri" lanjutnya sebelum melanjutkan perjalanannya menuju kelas Yang sempat tertunda, diikuti jonathan, Alex, Dan Brayen
"Cemburu?" Bisik Jonathan mengoda
"B aja" jawab Micky
"Jelus juga gak papa kali Mick, gak perlu gengsi sama gue" lanjut jonatan dengan merangkul Micky
"Gak tuh"
"Kalau gue jadi Lo bakal jelus princess, secarakan Lo istrinya" sambung Alex, dengan memelankan pada akhir katanya
"Kecuali kalau Lo gak ada rasa sama gak peduli sama dia" terang Brayen
"Lo semua harepin apa dari gue?" Tanyanya datar, Yang malah di jawab dengan senyum menggoda dari Jonathan
"Lo senyum gitu model om om pedofil" ujar Micky dengan kekehan kecil, jonathan menatapnya malas, sedangkan Alex Dan Brayen malah ngakak mendengar ucapan jujur Micky
Melihat wajah kesal Jonathan, Micky menyunggingkan senyum manisnya
"Gue gak sebodoh itu Yang bakal percaya sama omongan orang tanpa tau kebenarannya terlebih dahulu, actually Kevin dari pulang sekolah kemaren gak ada keluar rumah" penjelasan Micky Yang tenang tersebut disambut baik oleh mereka
"Adek udah besar" Jonathan berucap tak lupa dengan mengusap lembut kepala Micky layaknya adik kandung
#TBC
Jangan lupa like and comments guys
Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.