Chapter 29 - 28

Micky bangun dari tidurnya, meregangkan tubuhkan dan menatap beker di atas narkas

"Udah pagi" gumamnya melihat jam menunjukkan pukul 6:00

Meneliti penampilannya, ia baru sadar dia tertidur sejak diperjalanan menuju rumah ini, dan juga ia masih mengenakkan gaun pernikahannya. Dan jangan lupakan fakta bahwa dia merupakan seorang istri

Beranjak dari tempat tidur, Micky memantapkan langkahnya menuju kamar mandi untuk bersih-bersih

***

Jonathan terus memperhatikan Micky dari bangkunya wajahnya terlihat datar

"Tama, pak suryo gak masuk?" Tanya Salah satu merit kelas itu

"Kagak mungkin" sahut Yang lainnya

"Mau ulangan kali" tebak Ulfa

"Heh" tegur Ilham "sembarangan" sambungnya

Tidak mermperdulikannya Micky memilih menyumpel telinganya menggunakan irphon dan mulai membuka novel Yang ia bawa dari rumah. Semua itu tak luput dari pandangan Tama

Ia kembali mengingat ucapan Micky kepada grandpanya sewaktu acara meminta restu

"Papa, Oliv sayang dia" ucap micky setengah berbisik pada Hendrix

"Dia Yang bantu Oliv agar tidak terluka, dia lindungin Oliv. Oliv sayang Alex, dia mendengarkan cerita Oliv. Oliv sayang Jonathan dia jaga Oliv lebih dari dirinya, Oliv sayang Brayen, dia semangatin Oliv. Oliv sayang Ben, Satu satunya orang Yang tidak akan pernah biarkan Oliv sendirian Yang akan tetap disisi Oliv" Micky menggantung ucapannya sambil menatap datar lantai "Tapi Oliv Cinta Kevin" akhir dari ucapanya

Percaya atau tidak, pada kenyataannya Tama mendengar semua Yang Micky bisikkan kala itu

Memandang Micky dengan dalam, ia kembali bertanya Tanya 'apa Yang dia sebutkan kemaren nyata atau omongkosong belaka?' Bahkan kita bisa lihat sekarang gadis itu tetap sama sejak ia dipertemukan saat pertemuan keluarga pertama kali hiangga saat ini dimana gadis itu selalu bersikap dingin padanya. Tidak seperti saat pertama kali gadis itu meminta izin untuk duduk di sebelanya

Micky menguap di sela ia membaca novel ditangannya

Tama melihat kesekeliling kelasnya Yang gaduh

"Mic- eh tidur? " niat ulfa unuk memanggil Micky tergantikan pertanyaan. Tak yakin

Mendengar itu Tama kembali melihat kearah Micky dan benar saja gadis itu kini tertidur dengan menjadikan novel Yang ia pegang sebagai bantalan

Tak tega Tama mengambil tasnya dan tas Micky. Dan berjalan kesisi kanan Micky. Dengan mudah ia mengankat tubuh gadis itu kegendongannya, tak lupa sebelum menggendong Micky ia melemparkan kunci mobil gadis itu pada Alex, Yang di tangkap oleh Jonathan "Lu Yang bawa" ujarnya dan mulai menggendong Micky ala bridal

"Eh lu mau kemana" Tanya Ilham saat Tama baru menggendong Micky

"Pulang" jawabnya dan kembali melangkah menuju tujuan awal. Rumah

"Biarin, biarin" ujar Alex karna kasihan melihat wajah kelelahan Micky

"Dasar cewek g-"

"Urus hidup Lo sendiri bisa?" Potong Caca, membuat sesil mengumapat didalam hati

Di sepanjang perjalanan banyak pasang mata Yang menatap Mereka terkejut, dan menerka-nerka hubungan antara kapten basket sekolahnya itu dengan gadis pindahan tersebut

"Tama, lo-" Gery tidak melanjutkan ucapanya karena Tama Yang terus berjalan. Menghiraukannya

Mereka juga sempat perpapasan dengan Lara. Tapi nasib Lara sama. Sama-sama di abaikan

Jangan lupa soal Micky yang bertanya perihal Lara yang menemui Dokter kandungan. Tama yakin setelah melontarkan pertanyaan pada Jonathan pasti Micky menganggap bahwa ia merupakan Salah satu orang yang di curigainya

Tama membawa Micky menuju mobilnya. Menaruh gadis itu secara perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.

Setelah masuk, Tama memperhatikan Micky yang tertidur, dan menginggat kejadian pagi tadi

Flashback on

Micky turun dari lantai dua, dengan seragam Yang telah melekat ditubuhnya taklupa juga tas Yang disampirkan kebahu kirinya. Ia terus berjalan, saat hendak mencapai pintu suara Ben menghentikannya

"Nona, sarapan dulu" memutar kembali langkahnya ke meja makan. Ia melihat sudah ada ke-empat pria tersebut duduk manis dimeja makan dan Ben Yang menghidangkan makanan

"Siapa Yang menyuruh masak" Tanya Micky datar

"Maaf nona" suasana meja makan terasa suram, "makan" perintah Micky

Setelah makan, Micky berdiri Dan kembali menatap Ben

"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk masuk kedapur, jangan merendahkan harga dirimu karena aku" menghela nafas panjang "aku Yang akan melakukan pekerjaan memasak, kau tidak perlu, aku mampu melakukannya"

"Tapi nona, anda tidak diperbolehkan masuk dapur" Tegas Ben

"Ben, aku sekarang seorang istri, bukan hanya sekedar adik ataupun nona bagi mu, tapi sekarang aku mempunyai tanggung jawab terhadap suamiku" Micky menjawab dengan sedikit melirik Tama, Dan ketiga sahabatnya Yang menjadi penonton perdebatannya dengan Ben "kau bisa membantuku satu hal?"

"Tentu nona"

"Beli semua kebutuhan dapur, Dan bahan masakan Yang dibutuhkan"

"Baik nona"

*****

Saat ini Micky, Dan keempat pria tadi sudah berada di halaman rumahnya

"Princess, yuk bareng" ajak Alex

"Duluan aja" tolak Micky

"Lo berangkat bareng Tama?" Tanya Jonatan

"Gua, lagi pengen sendiri"

"Lo beangkat sama gua aja" Tama mencoba memberi masukan

"Lo gak tulikan, gue bilang lagi pengen sendiri" ketus Micky Dan menasuki mobilnya

Brayen, kenggaruk kepalanya bingung Dan menatap kepada Alex

"Dia, kenapa sensian mulu dari tadi"

"Kecapean dia tu, seharusnya hari ini dia libur aja buat istirahat" jawab Jonatan

"Biarin aja dulu, mudnya lagi gak baik, Lo-" tunjuk Alex pada Tama "gak perlu masukin kehati, sahabat gue bukan orang Yang jahat" jelasnya Dan menasuki mobil Yang di ikuti oleh Brayen Dan Jonatan

Mereka meninggalkan perkarangan rumah, menyusul Micky Yang sudah melaju terlebih dahulu tak Lama setalah itu Tama ikut menyusul

Flashback off

Saat ini mobil Yang di kendarai tama sudah memasuki halaman rumah Micky

Ia menggendong Micky memasuki rumah, saat tiba di dalam rumah ia dikejutkan dengan keberadaan Hendrix Grention, begitupula Hendrix Yang terkejut karena Micky Yang di gendodongan Tama

Ia berjalan cepat untuk melihat keadaan Micky, menatap Tama dengan pandangan Minta Penjelasan

"Sleeping" jawab Tama seakan mengerti tatapan khawatir itu, menghembuskan nafas lega, Hendrix menggangguk Dan mengusap rambut sangcucu dengan sangat hati-hati

"Jaga dia" perintahnya Yang di angguki oleh Tama

"Saya akan memberitahukan kepada Oliv kalau anda datang berkunjung"

"Tidak perlu, saya pergi"

*sebenarnya bicara sama Mr. Grention itu pakai bahasa bahasa inggis, berhubung author gak bisa bahasa inggris jadi bibuat pakai bahasa Indonesia aja (Dak pandai basa inggris)

Setelah itu Tama melanjutkan langkahnya menuju kamar Micky, membaringkannya di kasur King size itu, membukakan sepatu Yang masih membaluti kakinya juga membuka ikat rambut Micky dengan hati-hati

Ia memperhatikan wajah gadis Yang telah sah menjadi istrinya itu dengan lekat dari mata hidung Dan berhenti di bibir merah muda itu. Indah. Itulah definisi dari Micky

Perlahan tapi pasti ia mendekatkan bibirnya, seakan bibir merah muda itu memanggilnya. Semakin dekat. Hingga bibir dua insan itu menyatu. Hanya menempel tidak lebih. Tapi itu membuat hati tama tidak tenang Dan jantung Yang berdetak kencang. Matanya menatap mata Micky Yang tertutup. Ia perlahan melepaskan tautan itu Dan kembali mengecup tapi tidak lagi dibagian bibir melankan di bagian hidung Dan di lanjutkan di dahi Micky Yang dikecup lama

"Tidur Yang nyenyak sayang" bisiknya Dan kembali memperhatikan wajah micky Yang tertidur nyenyak tersebut

Percaya atau tidak, sekarang Tama sudah jatuh sejatuhnya pada Micky, gadis Yang selalu bersikap dingin padanya, Yang selalu menatapnya datar Dan juga gadis Yang sudah menjadi miliknya seutuhnya, istrinya. Azzara Grention Oliver.

#TBC

Jangan lupa like and comments guys

Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.