Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Once Upon a Time in Archard

Miss_Ay
--
chs / week
--
NOT RATINGS
34.6k
Views
Synopsis
Archard. Sebuah negeri antah berantah dengan berbagai kekayaan sumber daya alam tersedia di dalamnya. Dengan semua yang dimiliknya, Archard menjelma menjadi negara paling maju dan disegani. Kemajuan Archard tak lepas dari peran keempat golongan kuat yang melindungi negeri itu dengan masing-masing kekuatan mereka yang di luar nalar. Orion sang penakluk elemen, Noora sang penguasa langit dan teleportasi, Zhair sang penguasa pikiran, dan Qhun sang penjelma. Namun dibalik kuatnya pertahanan yang dimiliki oleh Archard, ada satu aturan yang tak boleh dilanggar. Tidak ada yang boleh menikah lintas golongan. Aturan itu terjaga selama berabad-abad sampai suatu ketika dilanggar oleh pernikahan pria dan wanita dari golongan yang berbeda hingga lahirlah bayi yang nantinya akan menjadi golongan kelima. Kelahiran golongan ke lima inilah yang ditakuti oleh para tetua sehingga keberadaan nya harus dirahasiakan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1

"Sepertinya akan terjadi badai. Sayang masuklah ke dalam rumah. Hembusan angin ini tak baik untuk kesehatanmu dan calon bayi kita."

Pria berkumis tipis itu mengusap perut istrinya dengan lembut. Hembusan angin membuat rambut merahnya menari-nari.

Kumis tipis yang berjejer rapi di atas bibirnya pun membuat pria itu semakin memancarkan aura berwibawa yang merupakan ciri khas dari seorang pemimpin.

Plak!

"Hentikan pergerakan tanganmu yang mulai berjalan-jalan di bawah sana." ucap sang istri yang memukul perlahan tangan suaminya yang mulai menjelajahi bagian bawah perutnya yang buncit.

"Ahaha.. kenapa kau jadi semakin galak belakangan ini sayang? Apa karena waktunya sebentar lagi?"

"Mungkin saja.. Aku jadi tak sabar menantikan kelahirannya! Oh sayang, menurutmu dia akan mirip dengan siapa?"

Arthur memandang istrinya dengan penuh cinta.

Perasaan itu tak pernah berkurang sedikitpun sejak pertama kali dia bertemu dengan seorang gadis lincah yang tengah berlari memburu seekor serigala di hutan.

Sejak saat itu Arthur jatuh cinta padanya, pada seorang gadis cantik bermata biru yang tiba-tiba saja menghilang saat Arthur mengejarnya.

Gadis itu bernama Cecil yang sekarang telah menjadi istri sekaligus ibu untuk calon bayi mereka yang sebentar lagi akan lahir.

"Pastinya mirip denganku. Lihatlah betapa kuat dia menendang rumahnya dari dalam sana." ucap Arthur sambil mengusap perut sang istri yang menonjol di beberapa bagian.

"Kau pikir begitu? Jangan terlalu yakin, dia pasti mirip denganku karena selama hamil aku.."

Cecil lalu merasakan bahwa hembusan angin semakin kuat hingga membuat tubuhnya menggigil.

Dengan cepat Arthur mengepalkan tangan. Sebuah api kecil seketika muncul tak kala dia membuka kembali telapak tangannya.

Arthur kemudian melempar api kecil itu ke udara dan segera setelahnya api itupun menghilang.

Namun bersamaan dengan itu, udara di sekitar mereka berdua kini berubah menjadi hangat.

"Bagaimana? Kau sudah merasa hangat?"

"Hah.. dari sekian banyak elemen, kenapa kau mengeluarkan api, sayang? Bagaimana jika api itu tak sengaja membakar istrimu ini?"

"Api lah yang pertama kali terlintas di kepalaku, jadi itulah yang muncul."

Arthur pun tersenyum dengan begitu tampan hingga membuat Cecil ikut tersenyum.

"Sayang jika nanti anak kita lahir, aku ingin kau berjanji padaku satu hal."

"Janji apa?"

"Berjanjilah dulu!"

"Baiklah.. aku berjanji. Katakan."

"Aku ingin kita kembali ke Archard saat anak kita lahir."

"Apa?! Tidak! Itu tak akan pernah terjadi!"

"Arthur.."

"Aku bilang tidak! Apa kau tak ingat bagaimana para tetua gila di sana memburu kita hingga aku harus menghentikan udara di sekitar mereka supaya mereka pingsan? ! Sampai kapanpun aku tak akan sudi menginjakkan kaki di tempat mengerikan itu!"

Cecil lalu menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Arthur.

"Aku tahu.. Aku yang paling tahu bagaimana kau melawan mereka semua sendirian hingga kau harus merelakan tangan kiri mu."

Cecil lalu mengusap lembut tangan kiri suaminya.

Tangan itu terasa dingin karena Arthur telah memanipulasi partikel besi untuk menggantikan tangannya yang terpotong dalam pertempuran beberapa tahun yang lalu.

"Tapi kau sudah berjanji sayang.."

"Cecil.."

"Aku ingin anak kita tak merasakan hidup dalam pelarian seperti orang tua nya. Aku ingin anak kita hidup dengan layak di tempat yang nyaman dengan segala sumber daya alam yang melimpah ruah dan tempat itu adalah Archard."

"Kau tahu kan bahwa aku mengkhawatirkan manusia yang tinggal di sana, bukan yang lain."

"Kita akan menjaganya bersama-sama. Lagipula ayahnya adalah pemimpin Orion. Aku yakin kelak dia akan tumbuh sekuat ayahnya yang paranoid ini."

Cecil lalu melayangkan sebuah kecupan di bibir Arthur.

Dengan serangan yang tiba-tiba itu, suami mana yang tidak luluh dibuatnya.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan." ucap Arthur pada akhirnya.