Chereads / Once Upon a Time in Archard / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Srekk srekk..

Arthur langsung memasang kuda-kuda seraya menyembunyikan Cecil di balik tubuhnya yang kekar.

Mata pria itu menyapu seluruh area di sekelilingnya dan sang istri.

Dia lalu memfokuskan matanya yang tajam ke arah semak-semak yang terus bergoyang.

Beberapa bongkahan batu mulai terangkat di udara mengelilingi mereka berdua. Kapan pun serangan akan datang, Arthur pastikan si penyerang akan tamat oleh hantaman batu.

Di belakangnya, Cecil hanya bisa memegangi tangan Arthur dengan harap-harap cemas.

Cecil berpikir dia yang berasal dari golongan Noora akan seketika memindahkan Arthur dan dirinya sendiri ke tempat yang lebih aman jika dia merasa situasinya terlalu berbahaya.

Grrr..

"Syukurlah.. Ternyata hanya beruang kecil."

Arthur pun menurunkan batu-batu perisai mereka. Dia lalu berbalik melihat Cecil yang masih memasang matanya tertuju ke beruang itu yang berjalan mendekat.

"Itu hanya beruang sayang."

Cecil tetap bergeming. Dia pun menuntun kepala Arthur untuk lebih dekat padanya.

"Jangan lepaskan tanganku."

"Ap.."

Mata Cecil berubah menjadi abu-abu dan seketika dia dan Arthur berteleportasi.

Namun karena kondisinya yang sedang hamil, dia hanya bisa pindah tak lebih dari lima ratus meter dari posisi semula.

"Aku baru tahu Cecil ku takut dengan seekor beruang kecil. Padahal dia tak gentar saat menghadapi serigala dewasa yang lebih ganas."

Cecil pun menghela napas. Teleportasi rupanya telah menguras cukup banyak tenaga hingga dia memerlukan waktu setidaknya lima menit untuk memulihkan diri.

"Bukan masalah ukuran tubuhnya. Kenapa kau tak menyadari bahaya sebesar itu, Arthur?!"

"Bahaya? Aku tak mengerti maksudmu sayang."

"Bukankah kita sedang berada di hutan tropis? Jadi bagaimana bisa seekor beruang kutub hidup di tempat yang bukan habitatnya?!"

"Beruang kutub? Maksudnya.."

Arthur pun berpikir. Dia baru menyadari bahwa bulu beruang itu berwarna putih yang artinya kecurigaan sang istri sangat beralasan.

Baru beberapa menit menghela napas, beruang itu berhasil menyusul mereka.

Semakin dekat, beruang itu berubah wujud menjadi sesosok pria muda. Diapun berhenti beberapa langkah di depan Arthur dan Cecil.

"Jadi.. Bangsa Qhun juga ikut memburu kami rupanya."

"Mau bagaimana lagi. Kepala Tuan Arthur dan Nyonya Cecil dihargai dengan imbalan yang tak bisa ku tolak." ujar pemuda itu sambil menyeringai.

"Tak ku sangka ternyata Qhun hanyalah bangsa pemburu hadiah."

"Jangan merendahkan bangsaku, tuan! Kami pun juga butuh makan! Kau tak akan mengerti kerasnya kehidupan kami karena Orion selalu mendapat tempat terbaik di Archard!"

Pemuda itu langsung menyerang Arthur dengan garang.

Dia tahu takkan mudah mengalahkan pemimpin Orion hingga dia harus berkali-kali berganti wujud untuk melumpuhkan pria itu.

Di sisi lain, Cecil yang berlindung di balik pohon tak bisa banyak membantu. Dia hanya melihat Arthur dari kejauhan sambil berharap suaminya tak terluka.

Pertarungan itu terlihat tak seimbang. Dengan banyaknya pertarungan yang sudah Arthur alami, pria itu seperti di atas angin.

Jika saja lawannya tidak gesit, mungkin dia bisa dikalahkan dengan mudah.

Namun yang tidak diketahui oleh Arthur dan Cecil adalah kenyataan bahwa pemuda itu tak sendirian.

Qhun lainnya mengincar Cecil dengan merubah wujudnya menyerupai seekor burung.

Arthur merasakan bahaya tengah mengintai istrinya. Dengan cepat dia berkelit dari pemuda yang menyerangnya, lalu dia memukul tanah dengan keras.

Pepohonan seketika tumbuh di sekitar Cecil dan berhasil melindungi wanita itu sebelum panah menembus jantungnya.

Arthur menemukan bahwa si pemanah tengah berada di atas pohon dan menjatuhkannya ke tanah setelah merobohkan tempatnya bertengger.

Sang pemuda Qhun yang merupakan lawan Arthur pun kaget dan kehilangan konsentrasi hingga Arthur bisa mendaratkan sebuah pukulan keras di dagu pemuda itu hingga membuatnya pingsan.

Sang pemimpin Orion menumbuhkan akar pohon dari dalam tanah dan melilitkannya ke tubuh kedua pemuda itu.

Akar itu melilit tubuh mereka dengan kuat sehingga mereka tak bisa bergerak sedikitpun.

"Dasar pemula."